” Karawang Pangkal Perjuangan ” itulah semboyan yang ada di kota ini, dimana dari Sabang sampai Merauke seluruh aktivis buruh melirik apa yang dilakukan oleh buruh Karawang yang saat ini mendapatkan upah tertinggi ( bukan upah layak loh) di Indonesia.
Karawang sangat terkenal sebagai lumbung padi terbesar di Indonesia dan tempat dimana diproklamasikan kemerdekaan indonesia. Tapi itu dulu berbeda dengan kondisi hari ini, dimana banyak perusahaan besar seperti Toyota, Yamaha, Honda Mobil, Honda motor, Nissan, Sampoerna dll semua beroperasi di Karawang, Karawang dijadikan dapur untuk memproduksi produk – produk buatan Pemodal asing dan investasi pun terus mengalir deras di Karawang dengan dibuka nya Program PEMAGANGAN yang dibuka secara resmi oleh pemimpin negeri ini tepatnya pada akhir tahun 2016 yang secara tidak langsung melegalkan sistem kerja yang semakin tidak pasti serta politik upah murah yang hanya memberikan uang saku kepada karyawan Magang. Itulah kondisi Karawang hari ini
Saya sedikit merefleksi Mengapa upah Karawang menjadi terbesar se-Indonesia. Pada era tahun 2012 dimana gerakan buruh sangat massif di JABODETABEK, khususnya daerah Karawang dapat melumpuhkan kawasan industri internasional KIIC. Pergerakan awal dimulai aksi oleh buruh merah yang berada di timur Karawang, pada saat itu satu pabrik serikat buruh merah menjadi pelopor gerakan buruh, mereka melakukan sweeping di sepanjang jalan yang ada pabrik, tanpa melihat warna organisasinya. Sehingga, banyak pabrik didaerah zona di luar kawasan lumpuh, dan banyak buruh yang ikut konvoi ke kawasan industri sehingga memancing pergerakan buruh yang lain untuk keluar dari pabriknya. Isu yang diangkat pada saat itu adalah “hapus sistem kontrak dan outsourching”, sehingga hampir seluruh pabrik di kawasan industri di daerah Karawang lumpuh total dan pada saat itu juga status kerja buruh di Karawang berubah dari yang outsourching /kontrak menjadi pekerja tetap dan penetapan upah paling tinggi di Indonesia.
Pada pertengahan tahun 2014, mulai beberapa federasi melakukan aliansi dengan federasi lain contoh terbentuknya ABK (Aliansi Buruh Karawang) dimana fungsi aliansi tersebut bertujuan untuk membangun gerakan buruh yang massif karena kapitalis melalui kekuatan modalnya membuat sebuah kebijakan yang mempersulit gerakan buruh dengan keluarnya UU KUHP pasal 157 yang menghambat serta menakut nakuti buruh untuk melakukan aksi serta sweeping seperti tahun 2012. Ternyata dengan cara membuat aliansi gerakan buruh yang sangat massif sampai pada akhir tahun tahun 2014 mampu meningkatkan antusiasme buruh untuk melakukan aksi, bahkan penentuan upah pada saat itu melibatkan hampir seluruh buru untuk aksi menginap di kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang.
Pada pertengahan tahun 2015 dibentuk lagi aliansi “KOALISI BURUH PANGKAL PERJUANGAN” (KBPP) yang di dalamnya, tergabung hampir semua federasi di Kabupaten Karawang. Di akhir tahun 2015, pergerakan buruh sudah sedikit meredup karena massa aksi yang dikirim hanya perwakilan pabrik, walaupun masih ada federasi yang berani mengeluarkan massa aksi dalam jumlah yang sangat besar. Aksi upah akhir tahun 2015 sedikit berbau kompromis, karena pada saat itu akan diadakan pemilihan calon orang nomor satu di Kabupaten Karawang, karena ada federasi yang menjadi tim sukses Plt pada saat itu. Dan aku sangat ingat statemen yang keluar dari orasi pemimpin pemerintahan daerah tersebut ” Kita masih juara Liga upah se indonesia” dan disambut riuh suara tepuk tangan dari ribuan buruh yang hadir pada saat itu. Semua buruh terhegemoni dengan orasi tersebut. Di satu sisi, aku sangat miris mendengar hal itu, pertanyaan besar dalam hidup ku, “kenapa upah diperlombakan? Bukankah semua sudah tertuang di Pancasila. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia? “.
Pada akhir tahun 2016, aliansi masih tetap sama dengan nama KBPP, tetapi perjuangan kali ini amat lah sulit setelah munculnya PP 78 tahun 2015 tentang pengaturan upah yang tidak menggunakan lagi survei pasar dan upah ditentukan oleh laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang kita sama-sama ketahui bahwa laju inflasi dan pertumbuhan ekonomi ini dapat disetir oleh rezim. Bahkan pelemahan – pelemahan pergerakan dilakukan oleh serikat buruh kuning yang mengeluarkan statemen “bahwa upah sudah ditentukan oleh pemerintah jadi gak usah demo lagi”. Sangat disayangkan pergerakan yang begitu besar tadinya berimabas kepada pergerakan buruh yang semakin surut. Sehingga upah tahun 2017 resmi diputuskan pertengahan tahun sekitar bulan agustus 2017. Sangat berbeda dari tahun sebelumnya
Aku sadar bahwa kaum pemodal terus bergerak untuk menindas kaum buruh dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan rezim pro modal agar investasi terus berdatangan di negeri ini dan nasib buruh dan rakyat semakin tersedia. Dan, yang aku pahami kompromis antara pengurus Serikat buruh dengan pengusaha dan rezim itu akan selalu terjadi apabila buruh tidak mengerti arti dari sebuah perjuangan serta arah perjuangan . Maka aku bersama kawan kawan pabrikku membentuk sebuah gerakan dan kita sebut nama” AKAR RUMPUT ” yang mencoba menjalin komunikasi antar serikat buruh di pabrik – pabrik di kawasan tempatku bekerja, tanpa memandang warna bendera dan kami coba saling diskusi tentang pengalaman, serta menyebarkan isu – isu perjuangan baik upah, penolakan terhadap sistem kerja magang, kontrak dan outsourching, serta upah padat karya. Kami terus melakukan aksi – aksi penolakan bersama untuk terus menyuarakan perlawanan di Kabupaten Karawang.
Sudah saatnya gerakan buruh dan rakyat bersatu, singkirkan ego kita yang selama ini merasa paling benar, sehingga sangat mudah dipecah belah oleh kapitalis. Yuk buruh bersatu untuk kesejahteraan yang lebih baik.
YNR 070218
