Aksi mahasiswa di depan kampus UNTAD, Palu/dok Ayu
Oleh Ayu*
AKSI GERAKAN MAHASISWA UNTAD (GMU) Merespon International Student Day (ISD)
(BEM FKIP, BEM FISIP, HIMASOS, HIMABRIS, IP2MMU, KBMKB, SMIP, SEMAD, Norma RAe, KAPAK, SMK, Logos, KP-FMK, Politik Rakyat).
Selasa, 17 november 2015.
Memperingati momentum International students Day (ISD), berbagai organisasi internal maupun eksternal kampus yang ada di kota Palu yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Mahasiswa UNTAD (GMU) menggelar aksi demonstrasi. Mereka memblokir jalan menuju kampus Universitas Tadulako. Dalam aksi ini mereka mengusung tema “Revolusi Pendidikan (wejudkan pendidikan yang ilmiah, demokratis, gratis, ekologis dan feminis)”. Selain mengusung isu pendidikan, mereka juga mendukung mogok nasional buruh mencabut PP No.78/2015.
Menurut mereka, dunia pendidikan yang merupakan salah satu syarat memajukan tenaga produktif, tak luput dari cengkraman kapitalisme. Pendidikan diswastanisasi, diprivatisasi demi kepentingan investasi modal asing yang dilancarkan secara legal oleh negara lewat kurikulum yang mengakomodir investasi dan sangat tidak ilmiah. Mulai dari UU PT sampai sistem pembayaran UKT yang membuat banyak anak buruh, tani, bahkan kaum miskin kota semakin tidak mampu melanjutkan sekolahnya.
“Hari ini kami menuntut kepada negara dan pihak birokrasi kampus untuk mencabut UU PT No. 12 tahun 2012, juga transparansi anggaran pendidikan di kampus, wujudkan dewan mahasiswa, kami tak mau lagi diam saatnya kita bergerak menuntut hak kita” ujar Freddy selaku korlap (koordinator lapangan).
Kemudian, Wulan, perwakilan dari organisasi Norma Rae – KP FMK dalam orasinya mengutarakan tentang pentingnya kampus aman dari kekerasan seksual. Selain pendidikan mahal, ternyata juga tak aman bagi mahasiswa perempuan. Ia mengatakan “Kami juga mengecam dengan keras kasus2 pelecehan seksual yang terjadi di dalam kampus, kampus harusnya aman dari kekerasan seksual maka dari itu kami juga mendukung adanya UU penghapusan kekerasan seksual”
Di samping itu, mereka juga menyerukan solidaritas untuk buruh yang akan melakukan mogok nasional pada tanggal 24 – 27 November 2015 nanti. Buruh menuntut dicabutnya PP No. 78 tentang Pengupahan. Sudah saatnya gerakan mahasiswa bergabung dengan gerakan rakyat.
Di tengah berlangsungnya aksi, mereka dipaksa untuk membuka simpul yang memblokir jalan oleh Tukang ojek dan oknum preman. salah satu kawan mereka, Aan dari SEMAD – KP FMK direpresif, dipukuli, dan ditendang, di sana terlihat aparat kepolisian yang membiarkan insiden itu terjadi. Namun mereka tetap bertahan dengan merapikan dan menguatkan simpul aksi. Aksi kemudian kembali digelar dengan tertib hingga selesai.