Komitmen Sang Pejuang
(di tulis oleh Gadis Merah berdasarkan wawancara ekslusif dengan Sunarno “Unang” Sekjend Konfederasi KASBI dan anggota Presidential Council WFTU)
Sunarno, atau biasa di panggil Sunar adalah aktivis buruh yang tak pernah lelah membangun kesadaran buruh untuk berjuang menuntut hak. Dedikasi dan kesetiaan pada garis perjuangan, ia buktikan dengan menjadi aktivis buruh sejak masih bekerja di pabrik sampai menjadi sekretaris jenderal Konfederasi KASBI. Hampir sebagian besar hidupnya, ia habiskan untuk membangun kesadaran buruh, kesadaran rakyat sampai kemenangan betul-betul ditangan buruh dan rakyat.
Berapa lama bekerja di organisasi?
Mulai fulltime bekerja sebagai Pengurus Serikat Buruh sejak tahun 2001 s/d sekarang. Pada saat itu gerakan buruh mulai terlihat seiring terbitnya UU No.21/2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, dan kemudian saya bersama kawan-kawan di Tangerang mulai membentuk Serikat Buruh Nusantara (SBN) pada tanggal 1 Januari tahun 2001. Saya di pilih menjadi Ketua Umun SBN 2 kali periode, tahun 2004-2007 dan tahun 2007-2010. Selain di Kepenguruan SBN, saya juga mulai aktif full time untuk memelopori pembentukan Serikat Buruh KASBI, sejak awal tahun 2003 sampai dengan sekarang 2018.
Sebelum berserikat, sejak tahun 1999 saya turut bergabung sebagai anggota FORMATHAM (Forum Komunikasi Masyarakat Tangerang Untuk Hak Azasi Manusia) s/d tahun 2000. Sedangkan sebelum bergabung dengan FORMATHAM, sejak tahun 1996 saya bekerja sebagai buruh di CV. Berdikari Tangerang (Pabrik yang memproduksi Furniture) s/d tahun 1997. Di tempat kerja tersebut adalah pengalaman pertama saya bersama kawan-kawan melakukan Aksi Mogok Kerja. Waktu itu saya dan kawan-kawan belum memahami perjuangan serikat buruh. Dalam aksi mogok kerja tersebut sebenarnya telah berhasil memperjuangan hak-hak buruh, misalnya soal upah di naikan, jam kerja di sesuaikan, di berikan susu 4 kaleng/bulan, upah lembur di sesuaikan. Namun begitu, akhirnya saya di mutasikan dari bagian Finishing ke bagian bongkar muat barang, saya tidak kuat dan kemudian mengundurkan diri dari tempat kerja tersebut. Setelah itu saya lanjut pindah bekerja di beberapa Pabrik Furniture dan Kontruksi di beberapa daerah : Cengkareng, Kampung Bandan Jakarta, Ciputat, Cimone Tangerang, Serang Banten, Pondok Gede, Semper Jakarta, dan pabrik Farmasi PT.Cussons Indonesia Tangerang. Pada saat sambil bekerja tersebut saya juga menjadi anggota/simpatisan KPM (Kesatuan Perjuangan Masyarakat) dan beberapa kali ikut aksi unjuk rasa, maupun diskusi. Dari situlah saya sedikit mulai belajar tentang organisasi perjuangan.
Bagaimana pengalaman anda membangun aliansi serikat buruh di tangerang? Sejak kapan dan apa nama aliansinya? Apa yang menjadi latar belakang pembangunan aliansi?
Ketika itu tahun 2001 di Tangerang terjadi beberapa kasus kriminalisasi aktivis buruh, karena pengusahanya anti serikat dan berupaya memberangus keberadaan serikat buruh/union busting. Di antaranya adalah : Kasus Sofyan Bedot dan Sujito (Pengurus SBN PT.Dwi Naga Sakti Abadi/Homyped), Kasus Ngadinah (Pengurus SBGTS-GSBI PT.Panarub Industri), dan Kasus Hamdani (di tuduh mencuri sandal bolong PT.Osaga). Kasusnya sama-sama di sidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang. Ketika itu mulai terjalin komunikasi antar serikat, sehingga kemudian masing-masing serikat saling memberikan dukungan solidaritasnya.
Dari saling bersolidaritas di PN Tangerang itulah akhirnya kawan-kawan saling kenal dan kemudian berlanjut ke diskusi-diskusi serius membahas gerakan buruh di Tangerang. Selain itu diskusinya juga membahas tentang isu-isu dan kebijakan perburuhan secara Nasional. Pada saat itu beberapa pengurus SBN, GSBI, FSBKU, SBJ juga sering bertemu di LBH Jakarta, karena sama-sama tergabung dalam forum/aliansi Komite Aksi Satu Mei (KASM) maupun Komite Anti Penindaan Buruh (KAPB).
Kemudian sesuai perkembanganya akhirnya SBN bersama serikat buruh di daerah Tangerang menginisiasi pembentukan Aliansi Buruh Tangerang yang kami beri nama Komite Buruh Cisadane (KBC) sejak tahun 2002-2007.
Apa yang menjadi latar belakang pembangunan aliansi?
Pembangunan aliansi ini di latar belakangi dari kegelisahan para Pengurus Serikat Buruh yang pada saat itu di hadapkan pada situasi yang sulit yaitu maraknya pabrik tutup, khususnya industry padat karya, (pabrik garment, tekstil, alas kaki/sepatu). Namun di sisi lain saat itu juga banyak pabrik baru dengan trend penerapan system kerja kontrak dan outsourcing. Kami juga prihatin atas kondisi buruh yang hak-haknya banyak di langgar, pemberangusan serikat buruh, kriminalisasi aktivis buruh dan juga soal regulasi yang tidak berpihak pada buruh.
Dalam aliansi KBC tersebut selain untuk menggalang aksi-aksi solidaritas antar pabrik, aliansi ini juga di harapkan mampu mengkonsolidasikan kaum buruh di Tangerang, yang saat itu masih relevan di juluki sebagai kota seribu pabrik (tahun 2003 Kota dan Kabupaten ada sekitar 4.500 pabrik). Sebagai catatan bahwa di Tangerang pada saat itu mayoritas pabrik sudah ada serikat buruh-serikat buruh besar, tetapi pasif dan tidak ada pergerakan sama sekali. Bahkan di tangerang banyak sekali “pengacara bodrex” yang dulunya adalah para mantan pengurus serikat buruh besar, mereka membuat semacam Kantor Hukum dan bergerak leluasa untuk menawarkan jasa pembelaan kepada para buruh, namun biasanya kasus-kasusnya tidak di urus secara maksimal, bahkan cenderung hanya di jadikan sawah/ladangnya mereka. Mereka juga berpraktek seperti organisasi serikat buruh, memperjuangkan hak-hak buruh, menggunakan metode aksi massa, dan juga jalur hukum. Namun biasanya penyelesainya menguap begitu saja. Kalau yang kasus buruhnya di PHK biasanya kompensasi pesangonya sangat kecil, karena sebagian pesangonya justru di tilep oleh para pengacara bodrex tersebut. Karena ulah mereka itulah justru semakin menjerat dan menyengsarakan kaum buruh. Dan dampaknya buruh banyak yang apatis terhadap perjuangan serikat buruh.
Serikat buruh apa saja yang terlibat aliansi? Dan mencakup wilayah mana saja di Tangerang?
Serikat Buruh yang pada saat itu terlibat dalam aliansi KBC adalah : SBN (Serikat Buruh Nusantara), FSBKU (Federasi Serikat Buruh Karya Utama), SBGTS-GSBI (Gabungan Serikat Buruh Independen), SBJ (serikat Buruh Jabotabek), kemudian seiring berjalanya waktu ada penambahan GASPERMINDO, FSPMI, FKSBT dan SBB.
Di aliansi KBC tersebut saya di tunjuk oleh kawan-kawan sebagai Koordinator, dan di berikan tugas untuk mengkordinasikan kegiatan-kegiatan KBC, baik dalam agenda-agenda diskusi, seminar, riset, audiensi, aksi-aksi dan juga pendidikan bersama.
Serikat buruh anggota aliansi KBC tersebut memiliki keanggotaan buruh di beberapa pabrik yang tersebar di kota dan kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan juga Jakarta Barat.
Apa saja yang sudah di lakukan aliansi dalam memperjuangkan hak-hak buruh?
Perjuangan aliansi KBC di awali dari aksi-aksi perjuangan menolak Draft RUU PPK dan PPI (yang kemudian oleh Pemerintah tetap di sahkan menjadi UUK No.13/2003 dan UU No.2/2004 tentang PPHI. Selain itu KBC terlibat aktif dalam mengusung tuntutan penolakan system kerja kontrak dan outsourcing. Setelah itu aksi-aksi perjuangan terus di lakukan terutama perjuangan melawan upah murah. Terhitung aksi perjuangan upah pertama kali secara aliansi yaitu sejak akhir tahun 2003 menjelang awal 2004 di mana di mulainya babak baru perjuangan kenaikan upah (Upah Minimum Kota/kabupaten) untuk tahun 2004. Aksi-aksi perjuangan upah secara aliansi KBC pun berlanjut setiap tahun. Aksi-aksi perjuangan di lakukan di kawasan-kawasan industri, di jalan-jalan, di Disnaker, DPRD dan di pusat pemerintahan Daerah Walikota, Bupati Tangerang maupun Gubernur Banten. Dari proses pembangunan aliansi tersebut khususnya SBN dan FSBKU terjadi penambahan keanggotaan secara signifikan, secara otomatis juga membantu pembesaran organisasi KASBI.
Setelah tahun 2007, seiring perubahan dan perluasan struktur keanggotaan aliansi, kemudian mulai tahun 2008 di buat Aliansi Serikat Buruh Tangerang hingga tahun 2010, aliansi ini di bentuk untuk merespon situasi perjuangan kenaikan upah dalam skala lintas daerah. Namun Aliansi Buruh Tangerang ini tidak terurus dengan baik, sehingga SB/SP jalan masing-masing.
Di tahun 2011, serikat buruh SBN dengan Formasi dan semangat barunya setelah menjadi Federasi Serikat Buruh Nusantara (FSBN), kembali mengkonsolidasikan serikat buruh-serikat buruh di Kota Tangerang, dengan mengajak beberapa serikat buruh SPSI KEP, FSP Farkes Reformasi, SBGTS-GSBI, SBB, KSPSI TSK, RTMM, NIBA, LEM, PBI, Gaspermindo, SBSI 92, untuk bergerak kembali dengan langkah awal yaitu melakukan monitoring terhadap proses survey-survey KHL yang di lakukan oleh DEPEKO. Kawan-kawan buruh juga melakukan survey tandingan di masing-masing serikat buruhnya, kemudian di kumpulkan dan di sepakati menjadi modal angka yang akan di usung dalam perjuangan kenaikan upah tahun 2012.
Perjuangan upah ini di awali dari forum-forum diskusi, rapat akbar, audensi, aksi selebaran, aksi konvoi di kawasan industri dan juga aksi-aksi pendudukan tempat strategis dan objek vital. Selanjutnya terjadi gelombang aksi yang sangat luar biasa di banding aksi-aksi sebelumnya. Pada tanggal 29 Desember 2011 di organisir aksi besar dari SB/SP di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, kabupaten Serang, dan Kota Cilegon. Aksi massa sempat menduduki jalan tol Bitung selama 2 jam, dan akhirnya ribuan kaum buruh di perbolehkan konvoi melewati jalan tol menggunakan kendaraan bermotor menuju Kantor Gubernur Banten di Serang. Aksi pendudukan Gubernur Banten ini berlanjut sampai malam sekitar jam 01.00 wib, dengan hasil baik, yaitu Gubernur Banten bersedia merevisi UMK yang sudah di tetapkan, dan bersedia memberlakukan upah sektoral di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Tangsel, dan Kota Cilegon.
Dari situasi tersebut kemudian membuat semangat dan kepercayaan diri SB/SP di Tangerang makin kuat, sehingga terjadi penambahan keanggotaan yang signifikan. Selanjutnya aliansi Serikat Buruh/Serikat Pekerja Tangerang Raya juga terlibat dalam pemogokan buruh pada Oktober 2012. Namun di tahun berikutnya meskipun perjuangan upah di ikuti oleh jumlah massa yang cukup besar namun tidak di ikuti dengan hasil yang baik. Serikat buruh-serikat buruh besar mulai tidak bisa di kontrol oleh gerakan buruh, banyak Serikat Buruh yang melakukan kontrak politik dalam Pilkada, sehinga juga di ikuti oleh intrik-intrik dan perselingkuhan politik mengikuti situasi politik saat itu. Sebenarnya serikat buruh-serikat buruh besar tersebut juga masih terlibat dalam aksi-aksi aliansi buruh, tetapi hanya terkesan untuk menggugurkan kewajibanya sebagai serikat buruh, mungkin hanya agar tidak di komplain dan di protes oleh anggotanya.
Tahun 2013 di sepakati untuk di bentuk aliansi baru serikat buruh Tangerang, yaitu KABUT BERGERAK (Komite Aksi Buruh Tangerang Bergerak). Dengan keanggotaan FSBN, SPSI KEP, FSP FARKES R, SBGTS-GSBI, SBB, SBPR, FSPMI, SP LEM, dan beberapa SB tingkat Perusahaan. Aliansi ini di awal-awal pembentukanya sampai dengan tahun 2016 sangat besar, namun sejak tahun 2017 dan 2018 ini mengalami penurunan luar biasa juga. Namun Kabut Bergerak masih berupaya untuk memelopori gerakan buruh di Tangerang raya dan Banten. Secara umum aliansi di Tangerang Raya dan Banten mulai mengalami penurunan semangat daya juang, justru setelah PP 78/2015 di berlakukan.
Isu (tuntutan) buruh apa yang paling utama di angkat dalam satu tahun terakhir?
Di aliansi Kabut Bergerak masih konsentrasi dengan tuntutan upah layak dan penolakan PP 78/2015.
Metode yang di gunakan masih seperti kebiasaan lama, yaitu membagi-bagikan brosur selebaran ke kawasan-kawasan industri, ke pemukiman-pemukiman buruh, diskusi, rapat akbar, sesekali kunjungan ke sekretariat Pokja Wartawan, Audensi ke Disnaker, DPRD, Walikota, Bupati, Gubernur.
Dalam setiap kegiatan tersebut biasanya juga dengan melibatkan anggota, seminimalnya adalah perwakilan-perwakilan tingkat pabrik, maksudnya adalah agar informasi cepat di transformasikan keanggotanya dan semangat aliansi tetap terus terjaga sehingga dalam situasi mendesak jika harus ada intruksi aksi besar, bisa dilaksanakan secara maksimal. Dalam aksi-aksi besar yang dimaksudkan untuk menekan, jika situasi perundingan alot dan pemerintah ataupun pengusaha tidak bergeming, maka perlu juga dilakukan aksi massa yang berkualitas sampai dengan aksi militant, misalnya aksi pendudukan tempat-tempat strategis/objek vital, dan biasanya aksinya akan berujung dengan bentrokan dengan pihak aparat. Dan di sinilah militansi anggota serikat buruh biasanya akan teruji.
Apa hambatan-hambatan dalam membangun gerakan buruh di Tangerang dan bagaimana mengatasinya?
Hambatanya sebenarnya sangat klasik, yaitu minimnya SDM, yaitu Pengurus yang siap dan mau serius mengurus sebuah aliansi secara fulltime. Masalah Ini akan sangat mempengaruhi kelanjutan pengelolaan aliansi tersebut. Mengingat aliansi serikat buruh adalah lintas organisasi yang berbeda, yang masing-masing serikat buruh memiliki agenda dan kegiatan organisasi. Maka Program dan kegiatanya harus menjadi program bersama di serikat buruh tersebut. Misalnya program perjuangan bersama, diskusi bersama, pendidikan bersama, saling bersolidaritas antar serikat, dan lain-lain.
Hambatan lain adalah banyaknya pengurus serikat buruh besar, sisa-sisa Orba, yang masih bergentayangan memperalat dan mengelabuhi kaum buruh, sehingga buruh mengalami demoralisasi, dan akhirnya apatis terhadap perjuangan serikat buruh.
Untuk mengatasi situasi tersebut, yang paling penting dalam pembangunan aliansi serikat buruh adalah bahwa Aliansi harus menjadi alat konsolidasi dan perluasan struktur Serikat buruh tersebut, menjadi alat untuk perekrutan keanggotaan sebanyak-banyaknya, menjadi alat penyadaran para buruh yang belum berserikat, dan kemudian agar berani berserikat dan berani berjuang.
Serikat buruh anggota aliansi di tuntut harus patuh dan taat pada program aliansi yang telah di sepakati. Maka jika tidak ada program dan kegiatan yang sinergis dengan masing-masing serikat buruhnya, maka aliansi serikat buruh tersebut juga tidak akan bisa berjalan sesuai tujuanya.
Mengapa gerakan buruh secara umum mengalami kemunduran?
Menurut saya Kemunduran gerakan buruh ini juga sengaja di ciptakan oleh Kapitalis dengan daya upayanya. Baik melalui kebijakan penguasa yang makin merugikan dan memberatkan buruh, juga melalui serikat buruh itu sendiri. Dalam menentang kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada buruh harusnya serikat buruh bisa dalam satu perlawanan bersama, dan dilaksanakan secara serius dan maksimal. Namun yang terjadi selama ini belum bisa begitu. Sehingga walapun ada aksi-aksi besar, namun belum bisa berhasil memenangkan perjuangan. Hal ini bisa di lihat beberapa tahun terakhir terjadi gerakan buruh yang membesar, namun mengecilnyapun juga dengan cepat.
Masalah lain karena para anggota dan pengurus serikat buruh tidak mampu mengontrol organisasinya secara objektif. Banyak serikat buruh yang memiliki anggota besar tapi hanya dimanfaatkan oleh para pimpinanya untuk ambisi politiknya, dan bukan untuk kepentingan utama buruh secara umum. Hal ini bisa di lihat, bahwa suara anggotanya hanya di jadikan komoditas politik dan permainan kotor para politikus. Sedangkan masalah-masalah buruh yang seharusnya di perjuangkan oleh mereka, justru di mentahkan sendiri.
Mengapa perjuangan buruh terkotak-kotak?
Ini mungkin pendapat subjektif saya : sekarang ini banyak para pemimpin serikat buruh yang egois dan latah, merasa serikat buruhnya paling besar, merasa serikat buruhnya paling benar, merasa serikat buruhnya paling berpengaruh. Tapi sebenarnya tidak ada yang berani mengakui bahwa dirinya dan serikat buruhnya adalah yang paling kuat dan paling hebat. Buktinya banyak serikat buruh besar anggotanya juga masih banyak yang berkasus, baik soal pelanggaran hak-hak normative, pemberangusan serikat, maupun kasus-kasus perburuhan lainya. Artinya semua serikat buruh yang besar maupun yang kecil masih sama-sama memiliki permasalahan yang sama, juga tuntutan dan perjuangan yang sama.
Banyak pemimpin serikat buruh melupakan tujuan dan cita-cita awal dari pembentukan serikat buruh yaitu untuk menyatukan kekuatan kaum buruh dan mensejahterakan kaum buruh. Sesuai slogan “buruh berkuasa, rakyat sejahtera”.
Hal lain lagi adalah bahwa banyak pemimpin serikat buruh yang terlibat dalam transaksi politik dan terhanyut dalam pusaran kekuasaan, sehingga masing-masing organisasi serikat buruh memiliki perhitungan untung dan ruginya dalam setiap kepentinganya untuk pengambilan keputusan. Situasi ini akan berbeda jika serikat buruh bersikap mandiri, independent dan tidak terlibat dalam transaksi politik kekuasaan. Toh meskipun para pimpinan serikat buruh dekat dengan penguasa, tapi nasib buruh dan anggotanya juga masih sengsara seperti buruh pada umunya. Karena meskipun dekat dengan penguasa tapi ternyata tidak bisa mempengaruhi kebijakan yang berpihak pada buruh.
Menurut anda apa yang harus di lakukan oleh serikat-serikat buruh di saat gerakan buruh mengalami kemunduran saat ini?
Para pimpinan Serikat buruh hendaknya melakukan evaluasi dan refleksi atas pergerakan serikat buruhnya. Di era modern seperti sekarang ini, serikat buruh di tuntut untuk memiliki rencana program baru dan membuat konsep pengorganisiran yang kekinian dan progresif revolusioner. Perluasan struktur dan pengorganisiran kaum buruh harus menjadi program utama dan penting dalam pembesaran serikat buruh. Mengingat jumlah buruh Indonesia mayoritas belum berserikat. Terkhusus buruh pemula dan usia muda.
Tahun depan adalah tahun politik dan dari pengalaman lalu gerakan buruh terkotak-kotak oleh pemilu. Bagaimana agar gerakan buruh tidak terpecah?
Para pimpinan serikat buruh dari tingkat paling bawah sampai paling atas harus sinergis mengelola eskalasi energy serikat buruhnya. Serikat buruh harus benar-benar besar dan berakar kuat, sehingga harus menghindari keterlibatan dalam transaksi politik borjuasi. Serikat buruh hendaknya saling menjaga dan saling mengingatkan sebagai bagian dari komunikasi pembangunan persatuan kaum buruh. Agar ada agenda perjuangan yang di lakukan bersama dan terlibat dalam satu issue/tuntutan perjuangan sampai memenangkannya, sekalipun kemenangan hanya kecil. Sehingga anggota serikat buruh tetap semangat dan tidak demoralisasi. Dalam situasi yang berat agar buruh tidak terjebak dalam situasi apatisme perjuangan buruh dan ilusi politik transaksional.
Apa harapan anda untuk buruh secara umum?
Harapanya agar kaum buruh Indonesia mau menyadari akan kekuatanya sendiri, dan mau terorganisir dalam perjuangan serikat buruh. Kaum buruh Indonesia dan para pemimpin serikat buruh harus banyak belajar dari pengalaman serikat buruh di negara lain yang serikat buruhnya memiliki posisi bargaining kuat, baik dalam posisi politik dan kekuasaan negaranya. Buruh Indonesia juga perlu belajar dalam hal metode dan strategi taktik aksi-aksi massa guna memenangkan tuntutan perjuanganya.
Hal ini penting, mengingat jumlah buruh Indonesia sekarang sudah mencapai di atas 120 juta orang. Artinya adalah bahwa kaum buruh Indonesia berpotensi menjadi kekuatan politik yang sangat besar untuk memenangkan pertarungan melawan kekuasaan yang menindas saat ini. Serikat buruh adalah tempat sekolahnya kaum buruh, oleh karena itu kaum buruh harus berbondong-bondong mengikuti agenda dan kegiatan yang di selenggarakan serikat buruh, agar makin terasah dan terampil dalam memperjuangkan hak-haknya, agar tidak di tindas dan di bodoh-bodohi pengusahanya.
Dan menjadi tugas kita para pengurus serikat buruh untuk memelopori dan mengarahkan kaum buruh dalam membangun kekuatan politik kaum buruh. Kedepan kaum buruh harus bisa berkuasa dan mampu membuat system dan kebijakan yang berpihak pada kaum buruh dan rakyat kecil lainya.
Mari kita bersama-sama mewujudkan slogan “Buruh Berkuasa Rakyat Sejahtera”.
Salam Juang!
Panjang Umur Perlawanan!