salah satu adegan film Norma Rae
Perusahan Textil O.P. HENLEY tahun 1979
Filmnya sederhana tapi mempunyai pesan yang sangat bagus, dan wujud penindasan tersebut jelas nyata mulai dari :
- Situasi di tempat kerja, tidak ada udara ( pengap),bunyi suara mesin pintal sangat keras, sehingga menggangu pendengaran dan lingkungan kerja yang tidak sehat dan berbahaya
- Pelanggaran di tempat kerja, upah murah, jam kerja yang panjang dan pemberangusan serikat, hak kesehatan ketika sakit menstruasi bekerjanya dilarang duduk kalau tidak ada surat keterangan dari dokter
- Eksploitasi, buruh sakit tidak boleh istirahat kerja karena harus penuhi target sehingga meninggal di tempat kerja
- Patriarkhi, dengan sistem patriarkhi maka upah buruh perempuan rendah, buruh perempuan ditindas dan dilecehkan bahkan jadi korban kekerasan
- Rasis, perbedaan kulit hitam dan kulit putih
- Ekonomi politik, sektor ekonomi pendapatan rendah dan kehidupan yang tidak layak,hak politik yang dirampas dengan cara dilarang protes dan dilarang mendirikan serikat
- Beban ganda, harus bekerja di pabrik dan harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Melihat dan menyimak film ini jelas bahwa pelanggaran dan penindasan ini harus segera di carikan solusi berserikatlah solusinya, namun berserikat saja tidak cukup tanpa disertai kesadaran dan pemahaman. Berserikat tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ketika ada serikat dalam perusahaan, maka serangan dari perusahaan akan selalu ada, baik itu serangan yang halus atau yang kasar, yang halus maka akan naik jabatan dan yang kasar akan di PHK sepihak, dan keduanya ini juga dialami oleh Norma Rae. Bagaimana Norma Rae berjuang dan mendirikan serikat di dalam pabriknya dan bagaimana pergerakan buruhnya? ketika penindasan datang melawan yang terlintas, untuk melawan butuh alat perjuangan, mengorganisir buruh butuh kesabaran dan pendekatan yang lebih di tengah rasa takut kawan buruh. Pergerakan di film ini terjadi, berkat hadirnya Reuben yang datang untuk membentuk serikat dengan cara membagikan selebaran dan mengajak kawan – kawan buruh untuk membaca selebaran ajakan untuk berserikat dan yang sudah memiliki kesadaran akan baca dan terlibat di dalam pertemuan dan diskusi yang di adakan di gereja. Kurangnya pemahaman yang dimiliki Norma Rae untuk menuntut haknya disambut oleh pihak perusahaan dengan cara memberikan jabatan untuk Norma Rae, terjadi konflik karena dianggap berkhianat.
Perjuangan dalam pergerakan ini pun sangat menyita tenaga dan pikiran bagaimana hampir separuh waktu dihabiskan untuk mengorganisir dan membentuk serikat sehingga keluarga terabaikan. Hinaan, cemoohan, dan cacian tidak menyurutkan niat untuk terus bergerak mengorganisir dan terus memberikan penyadaran kepada kawan – kawan buruh. Keserakahan pemilik perusahaan yang hanya ingin tenaga buruhnya saja, tapi kesejahteraan buruhnya dibungkam sedemikian rupa, sistem kerja yang tidak jelas, upah rendah, jam kerja yang sangat panjang, dilarang sakit dan sampai meninggal di tempat bekerja, situasi di tempat bekerja yang pengap, dan lingungan kerja yang tidak sehat dan berbahaya.
Banyak sekali hak normatif yang dilanggar dan bukan hanya buruh laki – laki yang merasakan dampaknya tapi dampak yang lebih juga dirasakan oleh buruh perempuan. Bagaimana sakit melanda ketika menstruasi, bekerja tidak boleh duduk kecuali ada surat keterangan dokter dan bagaimana kalau dokter bekerjasama dengan perusahan maka buruh akan terus tertindas dan tertekan, selain kesadaran dibutuhkan juga keberanian untuk mengatakan TIDAK pada penindasan. Sebagai buruh perempuan dan sebagai ibu rumah tangga sudah pasti sulit terhindar dari beban ganda yang dialami oleh buruh perempuan, dengan budaya patriarkhi yang menyebabkan perbedaan upah buruh perempuan rendah, buruh perempuan ditindas, dilecehkan bahkan korban kekerasan sehingga patriarkhi ini semakin membuat perempuan sulit untuk mengekspresikan dan membebaskan diri, sistem ekonomi yang dibuat dengan cara upah rendah dan kehidupan yang tidak layak, dan hak politik yang dirampas dengan cara dilarang protes dan dilarang mendirikan serikat. Atas penindasan dan pelanggaran inilah pergerakan buruh mulai bergerak dengan cara bergabung ke sebuah serikat dan memulai perlawanan kepada perusahaan . Atas keberanian dan kesadaran buruh inilah, hak untuk mendirikan sebuah serikat akhirnya dimenangkan.
Film ini juga merupakan bagian dari kehidupan sehari – hari kawan buruh di Indonesia khususnya sektor garment, terutama buruh perempuan yang paling kena dampaknya. Dampak keserakahan pemilik modal yang hanya ingin tenaga buruhnya, tapi kesejahteraan buruhnya dibungkam sedemikian rupa, sistem kerja yang tidak jelas aturannya, upah serendah- rendahnya, semua buruh paham dan mengerti bahwa buruh tidak meminta fasilitas seperti yang perusahaan berikan kepada pihak manager atau manajement, buruh hanya meminta hak- haknya sistem kerja yang jelas dan transparan sesuai dengan aturan UUK, tapi UUK ini pun bukan hanya dibungkam tapi lebih diabaikan, berbagai pelanggaran hak normatif di tengah tidak bekerjanya badan pengawasan.
Pada 2014 DRI RI telah memberikan rekomendasi penghapusan out sourching di BUMN tapi tidak kunjung dilaksanakan. Upah rendah setiap hari kena marah jam kerja yang panjang dan target terlalu tinggi sementara jam istirahat dipercepat ini menyebabkan kondisi buruh sakit dan yang paling kena dampaknya adalah buruh perempuan lagi, dan film ini sangat bagus punya pesan yang membuat kita sebagai buruh harus berani untuk melawan di tengah penindasan di tempat kerja, masalah keluarga. Dengan berserikat dan memiliki kesadaran maka buruh punya harapan untuk perubahan. Ketika buruh sudah memiliki kesadaran untuk berserikat, maka gerakan buruh jangan dianggap sepele. Gerakan buruh di Indonesia saat ini sudah mulai terbangun dengan berdirinya serikat – serikat buruh, namun sangat di sayangkan karena tidak semua serikat buruh mengangkat isu dan hak – hak buruh perempuan, minimnya kesadaran terhadap isu dan hak buruh perempuan menjadi penyebab utama buruh perempuan hanya menerima dan mentaati peraturan tata tertib di perusahan yang merugikan buruh itu sendiri.
Perjuangan buruh dan perempauan adalah perjuangan yang tersulit dan terlama, perjuangan kesetaraan perempuan akan tetap bergulir sampai kami (PEREMPUAN ) berdiri tegap seperti manusia lainnya. Pergerakan buruh mencakup semua aksi perjuangan kaum buruh dalam menghentikan tekanan pemilik modal dan eksploitasi, pergerakan ini bertujuan untuk membuang dan menghancurkan sistem sosial yang lama yang menindas dan menghisap, dimana dibangun sistem sosial baru yang kelas pekerja menjadi alat- alat produksi dan mengarahkan ekonomi, politik, dan budaya nasional kearah yang lebih baik. Untuk menyadari tujuan dari pergerakan buruh, serikat buruh harus diperkuat oleh para buruh (anggotanya), harus bergerak menuntut perbaikan di bidang ekonomi dan politik bersama – sama dengan kelas dan sektor rakyat lainnya dalam masyarakat dan selanjutnya harus melancarkan aksi politik. Berkat perjuangan gigih kaum buruh, salah satu hasilnya, pemerintah Indonesia kemudian menjadikan Hari Buruh internasional yang di peringati setiap 1 Mei sebagai hari libur nasional