Search
Close this search box.

Norma Rae Dalam Film

Bagaimana Norma Rae berjuang  dan mendirikan serikat di dalam pabriknya dan bagaimana pergerakan buruhnya?  ketika penindasan datang melawan  yang terlintas, untuk melawan butuh alat perjuangan, mengorganisir buruh butuh kesabaran dan pendekatan  yang lebih di tengah rasa takut kawan buruh.

salah satu adegan film Norma Rae

Perusahan Textil   O.P.  HENLEY   tahun 1979

Filmnya sederhana tapi  mempunyai pesan yang sangat bagus, dan wujud penindasan tersebut jelas nyata mulai dari :

  1. Situasi di tempat kerja, tidak ada udara ( pengap),bunyi suara mesin pintal sangat keras, sehingga menggangu pendengaran dan lingkungan kerja yang tidak sehat dan berbahaya
  2. Pelanggaran di tempat kerja, upah murah, jam kerja yang panjang dan pemberangusan serikat, hak kesehatan ketika sakit menstruasi  bekerjanya dilarang duduk kalau tidak ada surat keterangan dari dokter
  3. Eksploitasi, buruh sakit tidak boleh istirahat kerja karena harus penuhi target sehingga meninggal di tempat kerja
  4. Patriarkhi, dengan sistem patriarkhi maka upah buruh perempuan rendah, buruh perempuan ditindas dan dilecehkan bahkan jadi korban kekerasan
  5. Rasis, perbedaan kulit hitam dan kulit putih
  6. Ekonomi politik,  sektor ekonomi pendapatan rendah  dan kehidupan yang tidak layak,hak politik yang dirampas dengan cara dilarang protes dan dilarang mendirikan serikat
  7. Beban ganda,  harus bekerja di pabrik dan harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Melihat dan menyimak film ini jelas bahwa pelanggaran dan penindasan ini harus  segera di carikan solusi  berserikatlah  solusinya, namun berserikat saja tidak cukup tanpa disertai kesadaran dan pemahaman. Berserikat tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ketika ada serikat dalam perusahaan, maka  serangan dari perusahaan akan  selalu ada, baik itu serangan yang halus atau yang kasar, yang halus maka akan naik jabatan dan yang kasar akan  di PHK sepihak, dan keduanya ini juga dialami oleh Norma Rae. Bagaimana Norma Rae berjuang  dan mendirikan serikat di dalam pabriknya dan bagaimana pergerakan buruhnya?  ketika penindasan datang melawan  yang terlintas, untuk melawan butuh alat perjuangan, mengorganisir buruh butuh kesabaran dan pendekatan  yang lebih di tengah rasa takut kawan buruh. Pergerakan  di film ini terjadi, berkat hadirnya Reuben yang datang untuk membentuk serikat dengan cara membagikan selebaran dan mengajak kawan – kawan buruh untuk membaca selebaran ajakan  untuk berserikat  dan yang sudah memiliki kesadaran akan baca dan terlibat di dalam pertemuan dan diskusi  yang di adakan di gereja. Kurangnya pemahaman yang dimiliki Norma Rae untuk menuntut haknya  disambut oleh pihak perusahaan dengan cara memberikan jabatan untuk Norma Rae, terjadi konflik karena dianggap berkhianat.

Perjuangan dalam pergerakan ini pun sangat menyita tenaga dan pikiran bagaimana hampir separuh waktu dihabiskan untuk  mengorganisir dan membentuk serikat sehingga keluarga terabaikan. Hinaan, cemoohan, dan cacian  tidak menyurutkan niat untuk terus bergerak mengorganisir dan terus memberikan penyadaran kepada kawan – kawan buruh. Keserakahan pemilik perusahaan yang hanya  ingin tenaga buruhnya saja, tapi  kesejahteraan buruhnya dibungkam sedemikian rupa, sistem kerja yang tidak jelas, upah rendah,  jam kerja yang sangat panjang,  dilarang sakit dan sampai meninggal di tempat  bekerja, situasi di tempat bekerja yang pengap, dan lingungan kerja yang tidak sehat  dan berbahaya.

Banyak  sekali hak normatif yang dilanggar dan  bukan hanya buruh laki – laki yang merasakan dampaknya tapi dampak yang lebih juga dirasakan oleh buruh perempuan. Bagaimana sakit melanda ketika menstruasi, bekerja tidak boleh duduk kecuali ada surat keterangan dokter dan bagaimana kalau dokter bekerjasama dengan perusahan  maka buruh akan terus tertindas dan tertekan, selain kesadaran dibutuhkan juga keberanian untuk mengatakan TIDAK pada penindasan.  Sebagai buruh perempuan dan sebagai  ibu rumah tangga  sudah pasti sulit terhindar dari beban ganda yang dialami oleh buruh  perempuan, dengan budaya patriarkhi  yang menyebabkan perbedaan  upah buruh perempuan  rendah, buruh perempuan ditindas, dilecehkan bahkan korban kekerasan sehingga patriarkhi ini semakin  membuat  perempuan sulit untuk mengekspresikan dan membebaskan diri, sistem ekonomi yang dibuat dengan cara upah rendah dan kehidupan yang tidak layak, dan hak politik yang dirampas dengan cara dilarang protes dan dilarang mendirikan serikat. Atas penindasan  dan pelanggaran inilah pergerakan buruh  mulai  bergerak  dengan cara  bergabung ke sebuah serikat dan memulai  perlawanan  kepada perusahaan . Atas keberanian dan kesadaran buruh inilah, hak untuk mendirikan sebuah serikat akhirnya dimenangkan.

Film ini juga merupakan  bagian dari  kehidupan sehari – hari  kawan buruh di Indonesia khususnya sektor garment, terutama buruh perempuan yang paling kena dampaknya. Dampak keserakahan pemilik modal yang hanya ingin tenaga buruhnya, tapi  kesejahteraan buruhnya dibungkam sedemikian rupa, sistem kerja yang tidak jelas aturannya, upah serendah- rendahnya,  semua buruh paham dan mengerti bahwa buruh tidak meminta fasilitas seperti yang  perusahaan berikan kepada pihak manager atau manajement,  buruh hanya meminta hak- haknya  sistem kerja yang jelas dan transparan  sesuai dengan  aturan UUK,  tapi  UUK ini pun bukan hanya dibungkam  tapi lebih diabaikan,  berbagai pelanggaran  hak normatif di tengah tidak bekerjanya  badan pengawasan.

Pada  2014 DRI  RI telah memberikan rekomendasi  penghapusan out sourching  di BUMN tapi tidak kunjung  dilaksanakan.  Upah  rendah setiap hari kena marah jam kerja yang panjang  dan target terlalu tinggi sementara jam istirahat dipercepat ini menyebabkan kondisi  buruh sakit dan yang paling kena dampaknya adalah buruh perempuan lagi, dan film ini sangat bagus punya pesan yang  membuat kita sebagai buruh harus berani untuk melawan  di tengah penindasan di tempat kerja, masalah keluarga. Dengan berserikat dan memiliki  kesadaran  maka buruh punya harapan untuk perubahan. Ketika buruh sudah memiliki kesadaran  untuk berserikat, maka gerakan buruh jangan dianggap sepele. Gerakan buruh di Indonesia  saat ini sudah  mulai  terbangun dengan berdirinya serikat – serikat buruh,  namun sangat di sayangkan karena tidak semua serikat buruh mengangkat isu dan  hak – hak buruh  perempuan,  minimnya kesadaran terhadap isu dan hak buruh  perempuan  menjadi penyebab utama  buruh perempuan  hanya menerima dan mentaati peraturan tata tertib di perusahan yang merugikan buruh itu sendiri.

Perjuangan buruh dan perempauan  adalah perjuangan  yang  tersulit dan terlama, perjuangan  kesetaraan  perempuan akan tetap bergulir sampai  kami (PEREMPUAN ) berdiri tegap  seperti manusia lainnya. Pergerakan  buruh mencakup semua aksi perjuangan kaum buruh  dalam menghentikan  tekanan pemilik modal dan eksploitasi, pergerakan ini bertujuan untuk membuang dan menghancurkan  sistem sosial yang lama yang menindas  dan menghisap,  dimana dibangun sistem sosial baru  yang kelas pekerja menjadi alat- alat  produksi dan mengarahkan ekonomi, politik, dan budaya nasional  kearah yang lebih baik. Untuk menyadari tujuan dari pergerakan buruh, serikat buruh harus diperkuat oleh para buruh  (anggotanya),  harus bergerak menuntut  perbaikan  di bidang ekonomi dan politik bersama – sama dengan kelas dan sektor rakyat lainnya  dalam masyarakat dan selanjutnya  harus melancarkan aksi politik.  Berkat perjuangan gigih kaum buruh,  salah satu hasilnya, pemerintah  Indonesia  kemudian  menjadikan Hari Buruh internasional  yang di peringati setiap 1 Mei  sebagai hari libur  nasional

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Lubna Hussein dan kemerdekaan

Perempuan Pelita Edisi 6 Maret 2014 Bicara soal diskriminasi, perempuan sering banget mengalaminya. Terutama dalam hal tubuh, dari soal pakaian yang dikenakan, gaya bicara hingga hal

Jalan Terjal Mencari Keadilan

Sore yang cerah, angin yang semilir, gemerisik suara dedaunan menemani setiap langkah kakiku Di setiap putaran, beberapa ekor kucing gembul tampak rebah bersantai di bawah

Kabar May Day dari Berlin

Mulai Dari Keberagaman Hingga Keikutsertaan Anak Oleh: Muthmainnah (Mahasiswa Bidang Labour Policies and Globalization di Berlin School of Economics and Law) Izinkanlah dalam tulisan ini,