Malam minggu itu, para remaja biasanya menikmati malam bersama sang kekasih. Tetapi, tidak dengan Imam. Remaja kelahiran 1999 ini justru bekerja selama 8 jam. Tidak hanya itu, ia seharusnya masih merasakan duduk di bangku sekolah. “Gapapa, ga malam mingguan, yang penting saya makan,” tuturnya.
Pria berusia 18 tahun itu sudah hampir 2 bulan bekerja di Sebuah wisma di Sentul, Bogor. Posisinya sebagai pelayan yang mendapatkan upah Rp 1 juta. Upah ini tidak sampai setengah dari Upah Minimum Kabupaten Bogor sebesar Rp 3,5 juta. Ia tidak punya pilihan lain, “Cari kerjaan susah, ya gapapalah dapet gaji Rp 1 juta buat bantu keluarga juga,” katanya, ketika sunyi malam mulai menjemput.
Remaja berparas manis itu tidak terlalu ribet dengan status. Status jomblo bagi dia tidak masalah karena ia harus memenuhi tanggungjawab sebagai anak pertama untuk membantu kedua adiknya.
Setiap hari ia harus menempuh jarak dari rumahnya selama 15 menit untuk sampai ke wisma dengan motor milik bapaknya. Ia mau tidak mau harus betah dan bertahan pada pekerjaanya sebagai pelayan untuk membantu kebutuhan keluarga.
Hanya satu keinginannya dalam keterbatasan yang ia punya. “Keinginan saya hanya satu, yaitu kebahagiaan orang tua. Gaperlu ke luar negeri buat cari kebahagiaan. Cukup liat orangtua tersenyum saja saya sudah bahagia,” kata imam. Sekarang, imam harus bisa lebih semangat untuk mencapai keinginannya.
ditulis oleh Dewi