Demonstran di Turki juga punya ide yang sama/dok tempo.co
Mulyadi Thea
Waktu itu, ketika aksi menolak PP Tentang Pengupahan No.78/ 2015, mulai sekitar jam 18.00 WIB, saya naik ke atas Mobil Komando FBTPI. Saya pikir, di atas mokom (mobil komando), tempat yang bagus untuk mengambil gambar dari berbagai sudut. Singkat cerita setelah beberapa kali kena semprotan water cannon, saya merasa kedinginan. Kebetulan rokok habis saya coba minta ke kawan-kawan yang di atas mokom, namun ternyata kebetulan juga kehabisan. Akhirnya, saya turun dari mokom untuk mencari rokok.
Setelah selesai merokok, saya melanjutkan mengambil gambar kawan-kawan GODAM, yang sedang membentuk formasi rantai manusia untuk pengamanan massa aksi, karena pada saat itu suana sudah mulai panik. Setelah itu saya lanjut ambil gambar kawan-kawan Garda Metal sekitar 6-8 orang yang sedang membentangkan bendera merah putih berhadapan dengan polisi huru hara dari arah MA yang berjumlah ratusan dan terus merangsek ke arah massa aksi. Terdengar dentuman bertubi-tubi seperti suara tembakan, tak lama kemudian nafas mulai terasa sesak. Saya tidak sadar kalau suara dentuman tadi tembakan gas airmata, karena saya tidak merasakan perih dimata seperti yang orang- orang bicarakan, untuk menghindari efek itu hampir semua kawan-kawan memakai pasta gigi di sekitar area mata.
Saya masih dengan santai mengambil gambar polisi huru-hara dengan penampilannya yang sangar. Waktu saya lihat ke belakang, saya kaget massa aksi bubar semua. Saya nggak sadar kalau suara dentuman itu gas airmata. Saya baru sadar ternyata saya sudah pakai kaca mata renang, saya baru tahu ternyata kaca mata renang ampuh menghadapi gas airmata.
Tapi sayang, kameranya tidak bisa mengabadikan momen-momen bersejarah itu.
Hasilnya bluuuuur …