.Oleh Ayu Wulan
Palu, 25 November 2015
Mogok Nasional dilakukan oleh Buruh mulai tanggal 24 – 27 November menuntut dicabutnya PP No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, yang didalamnya diatur formulasi upah berdasarkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Artinya, keterlibatan buruh dalam menentukan upahnya mulai direduksi dengan melanggengkan upah murah. selain itu buruh dilarang untuk berserikat, ini sangat menutup ruang demokrasi bagi buruh.
Dukungan pun datang dari berbagai sektor dalam dan luar negeri, salah satunya datang dari Jaringan KP – FMK (SEMAD, Norma Rae, KAPAK, SMK, Logos) Palu dan Politik rakyat yang menggelar Panggung Solidaritas Untuk Buruh Mogok Nasional ( Panggung SUBUR MONAS). Panggung ini digelar di depan Kampus Universitas Tadulako Mulai Pukul 15.00 wita.
Diawali dengan orasi Politik yang disampaikan Fadel perwakilan KP – FMK Palu “Tidak ada alasan untuk tidak menolak PP pengupahan yang jelas – jelas tidak demokratis dan melanggengkan upah murah, sebagai mahasiswa sudah saatnya kita bersatu bersama buruh, melawan rezim yang anti rakyat, panggung ini adalah kelanjutan dari Posko yang telah kami bangun beberapa minggu kemarin dan kami akan terus menggalang solidaritas mengecam pemerintah untuk segera mencabut PP No. 78 tahun 2015” ujar fadhel dalam orasinya.
Di tengah kegiatan berlangsung, salah satu dari mereka membuat lukisan yang dipersembahkan sebagai dukungan untuk buruh indonesia yang sedang berjuang. Selain itu, Panggung juga diisi dengan Puisi untuk buruh, musik kerakyatan dan teatrikal.
Panggung ini kemudian ditutup dengan pernyataan sikap mendukung Mogok nasional.Mereka juga menghimbau kepada seluruh rakyat indonesia khususnya mahasiswa untuk terus memberikan dukungan solidaritas kepada buruh.