Buruh yang mogok, berdemonstrasi depan PT. Damco/dudung
Oleh Dian Septi
Jelang malam, di hari Sabtu (21/05/16), belasan buruh tampak berbaris di depan sebuah perusahaan bernama PT. Damco Warehouse. Perusahaan itu terletak di Jalan Cakung Cilincing, Rorotan, Jakarta Utara. Hari itu, Sudah terhitung 25 hari 110 buruh PT. Damco secara bergantian berjaga di depan perusahaan, di sebuah tenda biru, mereka menginap di depan pabrik. Tak jarang berteman hujan, seperti hari itu. Ketika jarum jam sudah menunjuk angka 18.30 WIB, belasan buruh membubarkan diri pulang untuk berganti pakaian. 6 buruh yang bersiap piket hari itu pun sudah tiba hendak berjaga di tenda.
Sambil bercengkrama, ke enam buruh itu berjaga di tenda. Pada pukul 20.30 WIB, buruh yang dipekerjakan perusahaan untuk menggantikan mereka yang mogok kerja tiba. Buruh pengganti ini datang berkelompok sebanyak 15 orang. Merasa kecewa dan marah, ke enam buruh itu pun menghampiri dan menghalau 15 buruh pengganti tersebut agar tidak masuk kerja dan menggantikan posisi 110 buruh yang sedang mogok kerja. Ke enam buruh ini memberi pengertian tentang perjuangan 110 buruh PT. Damco yang berjuang untuk hak, termasuk diantaranya hak atas upah sesuai dengan UMP, dibayarkannya sisa upah sebelumnya karena selama ini dibayar di bawah UMP, menjadi buruh tetap dan diikutikan menjadi anggota BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan.

Sayang, 15 buruh pengganti yang dipekerjakan perusahaan ini, tidak mau mengerti. Mungkin mereka berpikiryang penting kerja, bisa mendapatkan nafkah untuk keluarganya meski tak seberapa. Di matanya, 110 buruh yang berjuang, tidak masuk hitungan untuk dipikirkan apalagi mendapatkan empati atau kepedulian. Gelisah karena 15 buruh pengganti ini tak mau mau mengerti dan tetap mau masuk kerja. Ke enam buruh yang berjaga di tenda menghubungi teman-temannya yang lain. Sebagai sesama anggota serikat yang bernaung dalam FSUI (Federasi Sektor Umum Indonesia), teman-teman buruh lain pun berdatangan untuk memberi solidaritas. Jitu. 15 buruh pengganti itu berhasil dihalau dan mereka pun pulang, tak jadi masuk kerja.
Selang satu jam kemudian, yakni pukul 21.30 WIB, tiba-tiba 70 orang berkendara motor datang dan memaksa masuk ke perusahaan untuk menggantikan buruh yang mogok kerja. Kemudian, baru diketahui bahwa mereka adalah preman. Malam makin mencekam dan memanas, mana kala mereka memaksa tetap masuk bekerja, dan warga sekitar berdatangan membantu buruh yang berjaga untuk menghalau mereka. Situasi meruncing, mereka mulai melempar batu ke arah warga dan buruh yang berjaga. Dengan menggunakan bambu bendera, para buruh membela diri dari lemparan batu. Bentrokan tak terhindarkan, hingga satuan kepolisian dari Polsek Cilincing melerai hingga bentrokan yang lebih hebat bisa dicegah.
Hari ini, tepat 27 hari, 110 buruh PT. Damco Warehousing melakukan mogok kerja demi hak dan masa depan yang lebih baik. Hak yang sebenarnya sudah tercantum dalam Undang – Undang, namun seringkali diabaikan dan dilanggar oleh perusahaan. Demi nasib buruh beserta anak dan keluarganya, nurani kita diketuk untuk memberikan solidaritas.