Mokom (Motor Komando) FBLP, May Day 2015
Oleh Sri Sulastri
May Day 2015 adalah May Day ke 5 yang aku jalani. Setiap May Day menghadirkan pengalaman seru dan menyenangkan bersama kawan – kawan FBLP (Federasi Buruh Lintas Pabrik), FBLP PT. Amos Indah Indonesia, dan tahun ini kami bersama kawan-kawan dari Serikat Buruh FSUI (Federasi Sektor Umum Indonesia) di KBN Cakung. Untuk kali pertama, aku dan kawan FBLP merasakan perbedaan di May Day tahun ini. Beda dari May Day 2015 dengan tahun sebelumnya adalah biasanya kami menggunakan mobil komando yang mengiringi aksi kami dari KBN Cakung menuju Istana Negara. Namun, May Day kali ini kami tidak lagi memakai Mobil komando tetapi MOKOM bukan sembarang mokom,yang satu ini mokom roda tiga tetapi bukan bemo ya! Melainkan motor beserta gerobak roda dua yang dikaitkan ke motor. Gerobak tersebut berisikan sound system dengan gensetnya dan kami menyebutnya motor komando. Lain dari yang lain bukan? Motor komando ini yang menemani kami di sepanjang jalan Justus sampai ke Pelabuhan tanjung priok, unik dan menarik karena May Day 2015 akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Korlap (Koordinator lapangan), Olief atau Ete biasa kami memanggilnya, juga tersenyum gembira dengan adanya Motor Komando yang mendampingi kita di sepanjang jalan menuju pusat konsolidasi yaitu Istana Negara. Bukan cuma itu sebelum sampai ke istana Negara pasukan motor FBLP dan FSUI juga meramaikan jalan – jalan dengan orasi juga nyanyian perjuangan. Ketika kami di jalan Pramuka, terpaksa kami berhenti karena salah satu kawan dari FSUI, ban motornya bocor dan sepertinya harus ditambal dan kebetulan tempat pemberhentian kami dekat dengan bengkel tambal ban. Akhirnya kami berhenti dahulu di pinggiran jalan Pramuka selama dari 30 menit.Kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Istana Negara.
Dalam perjalanan, kami sempat berhenti sebentar, tepatnya sebelum bundaran Hotel Indonesia (HI) untuk menyampaikan orasi perlawanan kita sebagai buruh juga rakyat agar mendapatkan kehidupan layak. Sekitar 20 menit berlalu, kemudian kami jalan lagi menuju Monas patung kuda indosat. Dengan tetap bersemangat, kami lalui jalanan dengan senang dan bergembira menyambut May Day 2015. Sesampai di Monas , FBLP disambut oleh Serikat buruh lainnya, yaitu PPMI Bekasi (Pekerja Percetakan Penerbitan Media Indonesia) untuk membaur dan menyampaikan pesan – pesan perlawanan. Usai berorasi, kami istrahat sekitar 1 jam karena bertepatan dengan shalat jum’at, kemudian kami melebur jadi satu dengan kawan dari berbagai serikat buruh Jababeka.
Setelah 1 jam berlalu kami mulai melanjutkan perjalanan menuju Istana Negara, sampai di tempat yang kami tuju yaitu Istana Negara. kami langsung membentuk barisan menghadap istana Negara yang sudah dipagar betis juga oleh aparat polisi tetapi kami tidak gentar karena jumlah seragam coklat itu yang mayoritas. Kemudian kami meneriakan panji – panji perjuangan dengan menunjuk kearah gedung putih itu, tak lama kami isi dengan orasi – orasi dari kawan Politik Rakyat, Komite Nasional perempuan Mahardhika, Pelangi, Marsinah FM, dan kawan mahasiswa juga FSUI KBN cakung.
Program tuntutan kami sampaikan, dari persoalan kontrak dan outsourcing, penangguhan upah, cuti haid yang dipersulit hingga pentingnya membangun partai politik buruh yang menjadikan buruh sebagai pilar kekuatannya. Menyenangkan dan juga seru menjalani 1 hari May Day. Walaupun menjadi hari libur akan tetapi buat kami perjuangan bagian dari harga mati yang tidak bisa ditawar – tawar lagi. Apalagi, setelah mendengar salah satu buruh anggota FSPMI (Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia), Sebastian, membakar diri dan lompat dari atap GBK (Gelora Bung Karno). Kami, berjanji tidak akan membiarkan kematiannya sia- sia dengan militan berjuang sampai buruh benar-benar sejahtera dan setara.