Suka Duka Driver (Supir) Gojek

Apakah sahabat Marsinah pernah menggunakan jasa Driver On Line? Berikut ini sepenggal kisah seorang driver Go Jek.

Panggil saja saya Rian, sehari – hari saya menjadi driver online Gojek. Sebagaimana beberapa teman lainnya, saya memilih menjadi driver on line mengingat sulitnya mendapat pekerjaan yang tetap. Selepas berhenti menjadi buruh pabrik, jadilah saya driver Gojek yang nasibnya pun serupa, tak jauh beda.

Sebagai driver Go jek, saya diharuskan bersikap ramah pada customer alias pelanggan. Selain kewajiban kerja, nasib kami memang sangat tergantung pada customer. Bila mana customer marah dan tidak puas, sehingga member bintang satu atau komentar yang jelek, maka bisa dijamin saya akan kena suspend. Suspend artinya, saya tidak masuk ke aplikasi gojek, sehingga tidak bisa menerima order. Supaya saya bisa menerima order lagi, saya mesti ke kantor PT. Gojek, untuk menerima penjelasan dari orang kantor atas kekeliruan saya. Setelahnya, suspend dibuka kembali dan saya bisa “narik” atau terima order lagi. Namun, yang lebih fatal adalah performa saya turun atau tidak mencapai 50%. Bila tidak mencapai 50% . saya tidak mendapatkan bonus. Di bawah ini adalah pengalaman saya.

Suatu hari, saya pernah mendapat costumer, di daerah Tegalan, Jatinegara dengan tujuan ke BloK M. Awalnya, saya menelpon costumer   untuk konfirmasi penjemputan. Sembari memberikan alamat detail, setelah  kedua belah pihak paham,  telpon ditutup. Sesampai saya di lokasi penjemputan, sesuai alamat dan nomor  rumah dengan cirri- ciri yang diberikan,  saya menelpon lagi lalu diangkat dan terjadi percakapan kembali

Saya :  “Halo mba, saya sdh di lokasi, di depan rumah mba, di depan mie ayam pak X (saya lupa, tapi itu nama orang seingat saya) 

Costumer : “Iya rumah saya yang ada puingnya”

Saya : ” Puing???  dimana ya mba??”

Costumer : “Itu di depannya ada puing. Kamu gimana sih bego bangat jadi gojek ”

Saya : “Mana ya??? Oke mba saya cari lagi rumahnya, sambil saya selipkan HP di telinga saya agar tidak terputus telponnya karena saya sembari muter balik mencari rumah yang ada puingnya barangkali kelewat ”

Costumer: “bla bla bla” ngomong gak karuan

Saya : “Sambil kebingungan cari rumah, dan berinisiatif  meminta mbaknya keluar”

Setelah diminta keluar, mbak nya akhirnya pun keluar, pas di depan saya sesuai alamat dan cirri – ciri lokasi

Costumer  : “Baaang” (teriak costumer yang masih terlihat di mata saya karena saya belum jauh berputar)

Saya pum kemudia memutar kembali untuk menjemput  mbak nya

Costumer : “Gimana sih jadi driver bego bangat,  gak tau  tuh puingnya. Nah itu,  rumah saya depannya ada puing sambil  nunjuk batu bata, pasir dan semen”   (mungkin mau renovasi rumah)

Sambil menelan ludah, dalam hati saya berteriak  “Itu kan pasir ama batu bata bukan puing!. Lagi juga kenapa udah ditelpon tapi tidak keluar rumah, padahal dekat.

Singkat  cerita, sesampai tujuan,  costumer bayar ongkos, sambil pasang muka juteknya

Karena customer adalah raja, saya abaikan kejutekannya itu sambil berucap  “terima kasih mba”

Oooh iya, tak ketinggalan, ia memberi saya satu bintang saja yang artinya ‘jelek’ dengan menuliskan ‘’’’’ di kolom komentar yang ada di bawah bintang.

Yah… mungkin memang mbak nya itu sedang kesal, sama kesalnya seperti saya. Mungkin juga, ia tidak tahu bahwa dengan memberi nilai dan komentar jelek pada saya, ia telah membuat saya hampir kehilangan nafkah.

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Bukan Suratan

Meski rintih perih tak redup,
Majikan makin bringas tanpa jeda,
Dipanggilnya PRT-PRT lain,
Diperintahnya mereka untuk merantai kaki dan tanganku di kandang anjing,
Dengan segala sumpah serapah.

Hunian Buruh

[Best_Wordpress_Gallery id=”3″ gal_title=”Hunian Buruh”] Aroma udara yang lembab menyeruak di sepanjang jalan pemukiman buruh di sekitar KBN Cakung (Kawasan Berikat Nusantara Cakung. Beragam aktivitas beradu,

Penyalin Cahaya, Kisah Korban Mencari Keadilan

Penyalin Cahaya adalah sebuah film berdurasi sekitar dua jam yang mengisahkan tentang Suryani, seorang mahasiswi dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah yang harus berjuang melalui jalur beasiswa untuk kuliah. Dengan berbekal beasiswa, Suryani berhasil menempuh pendidikan tinggi tanpa perlu merepotkan kedua orang tuanya yang hidup dari usaha warteg (warung tegal).

Suara Buruh Episode 22 Maret 2015

Suara Buruh episode 22 Maret 2015, utamanya menghadirkan berita tentang RUU PRT yang terlempar dari Prolegnas, sehingga PRT gelar rally mogok makan dan aksi serentak

Keguguran, Nur Berjuang Mendapat Ganti Biaya Rumah Sakit

ilustrasi diambil dari http://tattoospedia.com/angel-tattoos-miscarriage-2/ Oleh Dian Septi Trisnanti  Siang itu terik dan bertambah terik karena di KBN (Kawasan Berikat Nusantara) Cakung, nyaris tiada pohon rindang. Debu