(Puisi untuk Khotimah, Pekerja Rumah Tangga yang disiksa oleh majikan)
Aku Khotimah,
Baru berusia 23 tahun,
Mengadu nasib ke kota,
Jadi Pekerja Rumah Tangga.
Aku Khotimah,
Gadis riang,
Tidak suka berpangku tangan.
Aku hanyalah satu potret,
Sulitnya pemuda bekerja di desa,
Kota menjadi pijakan langkah,
Demi mengais rupiah.
Bertemu majikan kaya,
Tinggal di apartemen megah,
Dengan sederet jadwal kerja
Namun petaka tiba tanpa sapa,
Pada hari buruk itu,
Aku keliru mengambilkan sesuatu,
Lalu majikan memukul, menendang, menjambak dengan brutal,
Ah…
Derita apa ini Tuhan?
Meski rintih perih tak redup,
Majikan makin bringas tanpa jeda,
Dipanggilnya PRT-PRT lain,
Diperintahnya mereka untuk merantai kaki dan tanganku di kandang anjing,
Dengan segala sumpah serapah.
Oohh Tuhan,
Apakah ini suratan tangan-MU?
Manusiakah majikan?
Bukankah aku manusia?
Kenapa tak ada jeda atas kekejian ini?
Pada hari kelam tanpa sinar,
Majikan menyiram kedua kakiku dengan air panas,
Ah,
Sakit,
Perih,
Inikah suratan tangan-MU Tuhan?
Tidak!
Tidak!
Dengan sepenuh hati dan jiwaku,
Akan kubuka,
Lembar Pembalasan!
Jakarta, 3 Februari 2023
Jumisih