Suasana haru menyelimuti 14 buruh perempuan yang sore itu dipakaikan rompi biru bertuliskan Relawan Posko Pembelaan Buruh Perempuan. Hari itu, Kamis, 7 Desember 2017, Sultinah, koordinator posko tampak memakaikan rompi relawan kepada 14 buruh perempuan yang sedang berbaris di depan tenda. Pemakaian rompi tersebut merupakan upacara pelantikan relawan baru Posko Pembelaan Buruh Perempuan dan bagian dari rangkaian acara Temu Relawan, Dialog dan Rekruitmen Relawan Baru.
Kepada para relawan baru, Sultinah menyampaikan, tugas-tugas Posko tidak ringan, namun setiap penambahan Relawan, berarti adalah tambahan kekuatan. “Tugas Posko akan jauh lebih ringan hanyalah ketika semua korban berani bersuara. Untuk tugas berat tersebut, sebagai Koordinator Posko, saya mengajak kita semua terus aktif, sekaligus mau belajar bersama di Posko ini. Melalui Posko, kita bukan hanya membantu buruh lain, tapi juga membantu dan membela diri kita sendiri. Karena sebagai perempuan, umumnya kita juga punya pengalaman sebagai korban.”Ucap Sultinah, diikuti tepuk tangan 40an peserta yang hadir. Sementara itu, setelah pelantikan, relawan posko yang baru akan memperoleh pelatihan relawan yang akan diadakan pada 17 Desember 2017.
“Dengan saling kerjasama, kita akan menjalani tugas berat Posko dengan gembira, tidak boleh tertekan. Semoga kawan-kawan Relawan Baru segera mendapatkan rasa bangga dalam perjuangan Posko, dan bersama kita jalankan tugas Posko dengan ringan, sampai tujuan: mewujudkan KBN tanpa pelecehan seksual.”
Salah seorang relawan, Komaria, mengatakan menjadi relawan posko bukan hal mudah, apalagi buat dirinya yang sebagai ibu rumah tangga memiliki 4 anak yang juga butuh perlindungan. Namun, sebagai perempuan yang pernah merasakan kerja di pabrik dan memahami persoalan perempuan buruh, Komaria berkomitmen menjadi relawan posko pembelaan buruh perempuan yang siap membela buruh perempuan yang menjadi korban. “Saya menyadari, pelecehan seksual bisa terjadi dimana saja dan pada siapa saja. Dengan menjadi relawan posko, saya turut terlibat melawan pelecehan seksual dan itu artinya juga melindungi keluarga saya dari pelecehan seksual. Karena ibu saya, anak saya, keluarga saya juga bisa menjadi korban. Saya bangga menjadi relawan”. Ungkap Komaria dengan penuh semangat.
Acara Temu Relawan, Dialog dan Rekruitmen Relawan baru ini sekaligus merupakan bagian dari rangkaian 16 hari anti kekerasan pada perempuan. Dalam kesempatan tersebut, Mutiara Ika Pratiwi, dari Perempuan Mahardhika menuturkan hasil Dialog Sosial KBN Bebas dari Pelecehan Seksual di Tempat Kerja. “Dialog sosial pada 28 November lalu,dihadiri oleh 15 perusahaan di KBN Cakung dan akan kita tindaklanjuti di tahun depan. Pun, kami berharap, buruh perempuan di 15 perusahaan tersebut juga bisa menjadi relawan posko bersama kita”.
Posko Pembelaan Buruh Perempuan sendiri mulai berdiri sejak Januari 2016, pasca peresmian plang pada Desember 2016. Dengan demikian, Posko Pembelaan Buruh Perempuan sudah berdiri selama setahun meski secara tempat masih digabungkan dengan Pos Satpam KBN di pintu belakang. Dalam kurun waktu satu tahun, Posko Pembelaan Buruh Perempuan sudah memiliki 36 relawan.
Setelah beberapa tanggapan dari peserta, akhirnya acara ditutup dengan menari bersama “Stop Pelecehan Pada Perempuan” yang dipimpin oleh Sultinah.