Foto oleh Mulyadi
Oleh Michael
Bangkit..Lawan..Hancurkan Tirani..!!!
Buruh Bersatu Tak Bisa Dikalahkan..!!!
Buruh Berkuasa Rakyat Sejahtera..!!!
Tepat pada tanggal 13 September 2015, seruan persatuan dan yel-yel bergemuruh di Aula Gedung PGRI Metland Tambun. Rapat Akbar yang diselenggarakan oleh KP-KPBI wilayah Bekasi terbilang sukses karena dihadiri oleh ribuan massa anggota dari perwakilan federasi buruh yang tergabung dalam Komite Persiapan-Konfederasi Buruh Indonesia (KP-KPBI).
Orasi-orasi politik para pimpinan serikat buruh bagaikan gayung bersambut, saling bersahut-sahutan mengusung isu- isu perburuhan yang memang menjadi persoalan bagi kaum buruh di tengah-tengah ancaman kebijakan “Rezim Pasar Bebas” yang tentunya semakin menyengsarakan rakyat terkhusus kaum buruh.
Secara garis besar KP-KPBI mengusung isu – isu sebagai berikut:
1. Hentikan Politik Upah Murah, dan Berikan Upah Layak Nasional per 6 bulan sekali.
2. Hapus Sistem Kerja Kontrak dan Outsourching.
3. Cabut UUK 13 th 2003 dan Segera terbitkan UU Perlindung Buruh.
4. Hentikan PHK massal dan segera terbitkan Permen tentang Upah Proses yang wajib dibayarkan oleh pengusaha kepada buruh selama proses perselisihan PHK.
5. Segera bentuk unit khusus perburuhan di dalam lembaga kepolisian
6. Turunkan Harga BBM sekarang juga dan Turunkan Harga – harga kebutuhan Pokok.
7. Tolak pasar bebas MEA 2015 terkhusus di bidang ketenagakerjaan.
8. Berikan pendidikan gratis dan kesehatan gratis untuk seluruh rakyat.
9. Hentikan represifitas aparatur negara (TNI/POLRI) terhadap buruh dan rakyat lainnya yang sedang memperjuangkan hak-hak normatifnya.
10. Bangun kekuatan politik Alternatif.
Selain orasi – orasi politik dan panggung seni budaya, Rapat akbar kali ini juga dihadiri oleh keluarga besar Alm. Jhon Oktavianus Silaban (Sekjend FPBI) yang juga turut berpartisipasi di dalam susunan acara tersebut.
Selain itu, Rapat Akbar KP-KPBI wilayah Bekasi ini juga dihadiri oleh perwakilan pimpinan serikat-serikat buruh yang berada di Bekasi, salah satunya adalah Bung Obon Tabroni yang mewakili FSPMI kab. Bekasi. Dalam orasi politiknya, Bung Obon menyampaikan bahwa kab. Bekasi adalah wilayah perindustrian terbesar ke 2 se-Asia Tenggara. Potensi untuk memajukan masyarakat kab. Bekasi dan mensejahterakan kaum buruh sangat besar seharusnya. Namun kondisi ini justru malah sebaliknya, Pemerintah justru menjadikan beberapa kawasan industri menjadi objek vital, dimana kesejahteraan buruh belum terpenuhi, sehingga ketika kawan-kawan buruh melakukan aksi/mogok untuk memperjuangkan hak-haknya justru malah dibubarkan secara paksa oleh aparat kepolisian dan tentara, seperti yang terjadi pada kawan2 FPBI PT. Madusari baru-baru ini. “Pungkasnya pada rapat akbar KP-KPBI, sembari meminta dukung untuk menuju B1. (13/09/2015)”
Bung Santoso Ketua Umum FPBI sekaligus pimpinan kolektif KP-KPBI wilayah bekasi, berpandangan bahwa jika buruh ingin berkuasa, maka kita harus mengambil peran politik itu. Kita harus mulai melakukan uji coba perebutan kekuasan wilayah secara politik yaitu dengan membangun “komite kerja teritori” di setiap wilayah kecamatan, desa dan sampai tingkat yang terendah. Komite kerja teritori itu lah yang kemudian mengorganisir rakyat, mendampingi rakyat serta memajukan kesadaran politik rakyatnya. Itu yang kita sebut kerja-kerja politik yang sesungguhnya, bukan hanya sekedar maju dan tampil sebagai calon legislatif ataupun calon bupati sekalipun.
Bung Michael sebagai Pimpinan Kolektif KP-KPBI menambahkan bahwa jika ada kawan seperjuangan yang lahir dari gerakan ingin maju mencalonkan diri menjadi bupati, maka tidak menutup kemungkinan KP-KPBI akan melakukan kerja sama politik, tetapi dengan catatan tidak bersekutu dengan kekuatan politik borjuasi. Maju sebagai calon independen bukan berarti semata-mata mekanismenya saja, tetapi secara prinsip memang harus benar-benar independen secara politik, mempunyai kemandirian politik tanpa ada intervensi dari partai ataupun elit-elit politik borjuasi yang saat ini berkuasa. Kita harus yakin dengan kekuatan massa buruh yang bersekutu dengan massa rakyat yang lainnya. Dan harus kita awali dengan konsolidasi yang bersifat “partisipatif” melibatkan semua unsur yang terkonsolidasi dalam setiap perumusan program, strategi taktik, pendanaan tanpanada salah satu pihak atau kelompok yang mendominasi. Insya Allah kita mampu mewujudkan mimpi-mimpi indah bahwa jika Buruh Berkuasa maka Rakyat Sejahtera.