“Saya Akan Terus Berjuang Bersama Kalian…” – Han Sang Gyun, Presiden KCTU

Han Sang-gyun, President, Korean Confederation of Trade Union

Diterjemahkan oleh Yohana Sudarsono

[Ditangkap sesudah aksi buruh Korea yang berakhir dengan represi dari aparat]

Meskipun saya mungkin akan meninggalkan kalian, saya akan terus berjuang bersama kalian semua sampai kita bisa menghentikan kebijakan perburuhan pemerintah yang regresif ini!

****
Pertama-tama, ijinkan saya menyampaikan terimakasih kepada Ordo Joggye dan para biksu Joggye dan para pengikut yang telah mengalami ketidaknyamanan dan kesulitan selama 25 hari ini ketika nasib 20 juta buruh Korea Selatan berada dalam rengkuhan kasih Sang Buddha. Terutama saya berterima kasih kepada Ordo Joggye dan Vihara Joggye atas komitmen mereka untuk bersama-sama berjuang menghentikan kebijakan perburuhan pemerintah yang regresif dimana nasib 20 juta buruh ditentukan.

Kemaren polisi telah memasuki tempat suci ini, tanpa ragu dengan mengabaikan pernyataan dan kekawatiran para pimpinan Joggye. Ini adalah tindakan yang tidak dapat kita tolerir. 9 Desember akan diingat sebagai hari yang memalukan dimana kegilaan dari pihak berwenang ROK telah ditunjukkan.

Pemerintahan Park Geun-Hye memobilisasi ribuan polisi untuk menangkap saya. Saya bukan pembunuh, juga tidak melakukan kejahatan serius. Saya tidak merampok atau menghasut untuk melakukan kerusuhan.

Saya adalah pekerja yang dipecat. Saya telah hidup selama bertahun-tahun menyadari dalam hati saya yang paling dalam betapa menakutkannya PHK bagi buruh biasa. Anak-anak saya telah melupakan impian mereka. Keluarga saya yang dulu bahagia, telah dibiarkan hancur.

Kami, buruh terPHK seperti ngengat yang dipaksa untuk berkeliaran, dipaksa ditarik menuju kematian. Bukankah banyak kawan-kawan yang telah dipaksa untuk memberikan hidup mereka? Salah siapa ini?

Pemerintah mengatakan kita harus mempertahankan upah murah dan membuat PHK menjadi lebih mudah untuk merevitalisasi bisnis dan ekonomi. Apakah rencana pemerintah bagaimana buruh harus mati agar bisnis tetap berlanjut adalah kebijakan dan hukum yang adil?

Saya sedang berjuang untuk menghentikan kebijakan perburuhan pemerintah yang regresif, yang akan mempermudah PHK. Inilah kejahatan sesungguhnya dari buron kelas satu Han Sang-gyun yang dibicarakan oleh seluruh negeri ini. Apakah ini benar-benar urusan negara?

Saya adalah presiden Korean Confederation of Trade Unions (KCTU).
Banyak media di sini hari ini, tidak sabar untuk menangkap kami, telah memelintir artikel demi artikel selama beberapa hari ini. Mereka mengatakan bahwa KCTU terdiri dari aristokrasi buruh dan tidak mewakili buruh tidak tetap yang berupah murah
Benarkah itu?

9.8 juta Buruh tidak tetap di negeri ini sedang berjuang untuk bertahan di rimba dunia. Mereka menghabiskan hari-hari mereka tanpa harapan hanya untuk bertahan. Tetapi peraturan mengenai buruh precarious yang diusulkan oleh pemerintah dan Partai New Frontier akan menghapuskan perubahan para buruh precarious saat ini untuk menjadi pekerja tetap sesudah dua tahun dan dengan ini satu-satunya mimpi sederhana yagn mereka punya.

Pemerintah dan Partai Berkuasa juga mencoba menghapuskan pekerjaan-pekerjaan baik melalui ekspansi tanpa terregulasi bagi pekerjaan agensi yang bersifat sementara, legalisasi bagi perdagangan manusia.

Mereka juga mengajukan legalisasi yang akan menjadikannya kenyataan hidup bahwa seseorang harus bekerja melalui agensi sementara sampai mencapai umur 50 tahun.

Ini harus ditanyakan, jika KCTU hanya merupakan serikat dari aristokrasi buruh, untuk apa kami memobilisasi masa dan mogok nasional dan bertahan dalam kerusakan parah dan represi yang sedang kami alami saat ini untuk menghentikan rancangan undang-undang iblis tentang pekerjaan precarious ini?

Mereka mengatakan bahwa kami telah melakukan kekerasan dalam protes 14 November lalu.

Mengapa mereka tidak berbicara tentang penggunaan kekerasan oleh aparat negara dalam penindakan dengan kekerasan terhadap protes tersebut.

Petani Baek Nam-gi terbaring di Rumah Sakit dalam keadaan antara hidup dan mati sebagai akibat dari water cannon pembunuh yang digunakan hari itu. Mengapa tidak ada yang berbicara tentang itu? Apakah orang tua ini menggunakan pipa besi? Apakah dia melakukan kekerasan terhadap polisi? Mengapa tidak ada yang bertanggung jawab? Mengapa kami belum mendengar permintaan maaf?

Apa sebenarnya alasan untuk melabeli KCTU sebagai organisasi dengan kekerasan dan Han Sang-gyun adalah ringleader-nya, mengancam kami dengan penghasutan dan pemanggilan, menangkap dan memenjarakan ratusan orang yang terkait dalam satu protes? Mungkinkah ini merupakan upaya untuk menutupi kekerasan yang membunuh dari pemerintah sendiri?

Penjahat terbesar masa ini adalah pemerintahan Park Geun-hye, yang bertanggungjawan atas kehancuran hidup banyak orang. Kenyataan ini telah terkonfirmasi selama mobilisasi massa pertama dan kedua, ketika berpuluh-puluh ribu orang turun ke jalan menangis, ‘Kami tidak akan hidup seperti ini lagi!’

Tidak mungkin menyembunyikan langit dengan satu telapak tangan.
Bahkan demokrasi formalitas yang kita milikipun mulai dibunuh. Mengapa tidak ada satu pun media yang membicarakan itu?

Sesudah press conference ini saya akan dengan sukarela menyerahkan diri saya ke polisi. Surat perintah untuk penangkapan saya dan penahanan pra-sidang telah dikeluarkan terkait dengan pelanggaran UU Lalu Lintas dan UU Berkumpul dan Demonstrasi. Menurut skenario yang ditulis oleh pemerintah, saya tidak mungkin menghindari hukuman penjara. Tidak, saya tidak akan menghindari penjara. Tetapi, saya jelas akan menunjukkan kegilaan dari represi dan tindakan ilegal pemerintah di sidang nanti. Saya akan melepaskan topeng bunga-bunga itu dan mengungkapkan wajah asli dari pemerintahan yang tidak adil ini, yang hanya terbawa oleh kebingungannya sendiri dan bersikap konyol dengan mengancam kita berdasarkan IS, protes ilegal dan penghasutan.

Saya peringatkan pemerintah!
Bahkan jika kalian melakukan represi, yang sampai saat ini tidak terdengar, melawan KCTU dan memenjarakan presidennya, kebijakan perburuhan regresif ini tidak akan berhasil.

Atas permintaan resmi dari para chaebols (korporasi konglomerat), pemerintah dan Partai New Frontier berusaha melakukan ekspansi upah murah dan pekerjaan precarious, penghapusan penghalangan PHK dan pelemahan serikat-serikat buruh. Dan mereka telah menipu publik dengan membungkus langkah-langkah ini sebagai rencana untuk meningkatkan ekonomi. Bahkan meskipun hadiah yang diberikan kepada para chaebols ini dibungkus dengan kemasan ‘reformasi’, kebijakan pemerintah tidak akan menjadi reformasi yang sesungguhnya dalam arti positif.

Dalam pemilihan umum dan pemilihan presiden yang akan datang, seluruh orang Korea akan memberikan vonis terhadap pemerintah New Frontier yang anti buruh, anti rakyat, yang telah menyatakan dengan jelas bahwa mereka berpihak pada para chaebols dan sedang menghancurkan hidup buruh dan masyarakat umum.

Untuk menghentikan kebijakan perburuhan yang regresif ini, yang merupakan bencana tidak hanya bagi buruh tetapi seluruh masyarakat Korea, KCTU akan melakukan aksi yang sangat ditakuti oleh pemerintah dan akan melakukan mogok nasional. Ini adalah keinginan dari 20 juta buruh Korea dan tugas sejarah yang telah diberikan kepada kita. Kami akan melanjutkan dengan mogok nasional dengan dukungan publik dan sebagai bagian dari perjuangan bersama yang dilakukan oleh semua masyarakat umum Korea.

Kepada partai oposisi, saya meminta yang berikut ini.
Dengan presiden bertindak sebagai komandan untuk mendorong kebijakan regresifnya, berapa lama kalian semua akan duduk di kursi perundingan sambil menimbang-nimbang situasi? Apakah terlalu sulit untuk memutuskan apakah kalian akan memihak para chaebols dan kapitalis atau berada dipihak buruh?
Ketua Partai dan Juru Bicara Majelis Nasional telah mengumumkan beberapa kali oposisi resmi partai, tetapi publik masih bertanya apa sesungguhnya posisi kalian. Ini saatnya kalian menyatakan bahwa kalian akan berhenti bermusyawarah mengenai RUU Reformasi perburuhan selama sesi provinsial dari Majelis Nasional yang akan datang.

Masyarakat Korea tidak akan memaafkan kalian jika kalian bermain politik partai dan lagi-lagi menciba melakukan deal-deal dengan pemerintah dan partai berkuasa.

Kepada anggota KCTU!
Saya meminta maaf. Sebagai hasil dari represi negara, Saya dipaksa untuk meninggalkan kalian sementara waktu tanpa menyelesaikan aksi mogok nasional untuk menghentikan kebijakan perburuhan pemerintah ini, tugas yang telah kalian berikan kepada saya. Tetapi, bahkan jika saya dipenjara hari ini, saya akan melanjutkan perjuangan ini dari penjara dan di depan pengadilan nanti.

Tidak ada cukup waktu sebelum mogok nasional 16 Desember nanti. Pada hari itu mari kita mulai aksi mogok nasional yang lebih kuat dan gerakan massa untuk menghentikan kebijakan perburuhan regresif ini. Saya bertekad bahwa bahkan meskipun saya berada dalam penjara, saya akan mendengarkan berita keberhasilan mogok nasional kita untuk menghentikan kebijakan pemerintah ini.

Ini adalah perjuangan bersejarah, yang bisa dan harus kita menangkan. Lebih dari siapapun, Saya percaya pada kalian semua!
Anggota terus berjuang membela KCTU! Saya kirimkan salam kasih saya untuk kalian!

Mari kita pertahankan kehidupan dari 20 juta buruh Korea! Lawan!

Han Sang-gyun
President, Korean Confederation of Trade Unions⁠⁠[12/

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Menuntut Hak dan Dipenjarakan, Tak Membuat Dwi Surut Langkah

Tak disangka, di bulan Juni, tepatnya tanggal 10, pihak perusahaan atas nama Eko Purnomo SE melaporkan Dwi atas pembuatan surat palsu ke Polsek Genteng, Surabaya. Berbekal pelaporan tersebut, pihak perusahaan meminta Dwi mencabut laporannya di Disnaker Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan situasi itu, pihak Disnaker Provinsi Jawa Timur menyarankan Dwi supaya mengambil jalur damai, dengan catatan kedua belah pihak mencabut laporan. Merespon sarat dari Disnaker Provinsi Jawa Timur, pihak perusahaan meminta Dwi agar mencabut laporan terlebih dahulu, namun Dwi menolak. Dwi meminta supaya kedua belah pihak mencabut laporan secara bersamaan.

“Nak, Teman Mama Bukan Penjahat”

Bagus, anakku. Senang membaca ceritamu, kemarin hari. Tentang sekolah, tentang teman-temanmu. Selalu ada kisah di sekitar kita yang bisa jadi kenangan, baik atau buruk. Iya,

Mirisnya Jadi Buruh Perempuan di Negeri Ini

Struktur sosial masyarakat yang timpang gender dan akrab kita kenal sebagai patriarki memunculkan kondisi tidak setara antara gender lelaki dan perempuan. Posisi yang timpang tersebut

Presiden Jokowi dan Ketua DPR RI Puan Maharani, Bersuaralah!

Sudah sejak 19 tahun lalu RUU PPRT diperjuangkan di DPR RI, dan telah 2,5 tahun tertahan di meja Pimpinan DPR agar menjadi RUU Inisiatif DPR. Maka, Koalisi Sipil untuk UU PPRT di Jakarta dan di 8 kota akan mengadakan
Aksi SERENTAK RABUAN
PAYUNG DUKA SERIBU IBU PRT INDONESIA