Search
Close this search box.

“Nak, Teman Mama Bukan Penjahat”

Bagus, anakku. Senang membaca ceritamu, kemarin hari. Tentang sekolah, tentang teman-temanmu. Selalu ada kisah di sekitar kita yang bisa jadi kenangan, baik atau buruk. Iya, sekarang, giliran mama berganti cerita. Mama punya kisah, bersama teman-teman mama, sesama buruh, sesama pekerja.

Masih ingat nggak, waktu mama cerita tentang mogok buruh, akhir Oktober lalu? Iya, semua buruh ditakut-takuti agar tidak mogok, tapi akhirnya mogok juga. Seperti dulu kita bicara kan, kita harus takut membuat salah, tapi selalu berani membela kebenaran.

Kisah mama sekarang ini, tanpa maksud dilebih-lebihkan, terasa mirip di film-film. Mungkin, kamu pernah lihat di TV. Iya, begitu yang mama rasa. Sebabnya, mama dan teman-teman kan punya hak untuk sejahtera. Biar kamu dan semua anak-anak buruh bisa kuat memajukan Indonesia. Sekarang, belum sempat upah buruh diperbaiki, malah datang peraturan bernama PP 78. Jadilah mama dan ribuan buruh protes.  Lha, malah kejadian berlanjut, kami dianggap salah, 26 buruh ditangkap, lalu diadili.

Mama merasa, mama dan semua buruh kembali ditakut-takuti. Bela hak sendiri, malah dianggap salah. Buruh dianggap kriminal nak, dianggap penjahat. Kamu sudah SMP, pasti tahu artinya penjahat kan? Nah, masa mama dan teman-teman protes, dianggap penjahat?

Itulah, kejadian ini mama sebut horor. Horor, karena supaya buruh seperti mama ini takut, biar hilang berani. Bela hak kok danggap jahat, aneh kan? Mama sebut ini adalah horor kriminalisasi.

Waktu itu, tanggal 30 Oktober 2015, 26 orang ditangkap dijadikan tersangka

Di pengadilan, teman-teman mama bukan menjadi hakim, juga bukan menjadi jaksa yang menuntut. 26 orang semua jadi terdakwa. Bagi mama, pengadilan ini sebenarnya bukan hanya untuk 26 orang. Pengadilan ini mengadili mama dan semua buruh, yang membela hak, yang menolak PP 78.

Kini, semua buruh bukan hanya berjuang melawan PP 78, namun juga berjuang menolak dianggap penjahat, menolak kriminalisasi. Karena jelas, mama dan semua pekerja ini bukan kriminal. Tapi buruh disebut paksa sebagai kriminal, dipaksa jadi penjahat.

Ya sudah, hadapi saja. Tanpa kalah oleh rasa takut. 26 orang terdakwa itu juga tidak takut, semua mau bela hak dan harga diri, semua menolak dianggap penjahat. Mama mau seperti mereka, akan terus bersama mereka, para terdakwa yang berani.

Mungkin saja dari pengadilan-pengadilan itu, akan membuat buruh dipenjara. Sama seperti pejuang rakyat lain, yang dipenjara karena membela hak. Bisa kamu bayangkan, jika penjara dibuat untuk menghukum rakyat yang membela hak hidupnya, maka perlu dibuat penjara yang banyak di negeri kita. Karena akan terus ada buruh dan rakyat yang melawan, jika hak tidak diberikan.

Anakku, mama dan para buruh ingin semua horor ini diakhiri. Ingin agar negeri kita berubah lebih baik. Kami menolak PP 78, melawan kriminalisasi, menolak dipenjara, dan terus berjuang, agar negeri kita jadi baik pada rakyatnya sendiri. Selama buruh dan rakyat erat berjuang bersama, mama yakin, masa depan Indonesia adalah oleh dan untuk rakyatnya sendiri.

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Cerita Juang Pembebasan Perempuan

Sebagai manusia, semenjak kita terlahir di muka bumi adalah hal umum orang terdekat dan keluarga dari orang tua kita akan menanyakan apa jenis kelamin si

TARGET

Oleh : Thin Koesna “Kalau belum dapat target belum boleh pulang ayoo buruan kerjanya!”, teriak pengawas atau yang lebih keren, namanya supervisor. Sang supervisor ini

Cerita Harian Pekerja -bagian 2-

BERBURU SEHAT ITU TIDAK MUDAH, MENDERITA TUMOR PAYUDARA JUGA MENAKUTKAN, TAPI SAYA BISA MENGHADAPINYA. -bagian2- (Lindah, sekretaris Pengurus Basis FSBPI PT Amos Indah Indonesia) Ini

Mengenal Paralegal dan Fungsinya

Mengenal Paralegal dan Fungsinya   Bagi masyarakat awam, mungkin istilah Paralegal masih asing di telinga. Berbeda dengan istilah pengacara yang lebih dikenal. Karena itu saya

Manfaat Pernikahan Bagi Perempuan: Masihkah Relevan?

Pada zaman sekarang, perempuan  bisa memproteksi dirinya sendiri. Ancaman zaman sekarang memang tidak dalam bentuk hewan buas atau bencana alam,  tapi diskriminasi, ketidakadilan, penindasan, penjajahan dan teman-temannya. Negara yang memiliki  regulasi yang cukup adil dan stabilitas politik seharusnya bisa menjamin keselamatan semua orang, termasuk perempuan.