Meski Diteror, KASBI Tetap Tolak RUU Cilaka

Nining Elitos: “KASBI Tetap Menolak dengan Tegas Rancangan Omnibus Law”

Aksi teror terjadi di depan sekretariat Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) pada Senin (17/2). Teror yang dilakukan oleh orang tidak dikenal ini dilakukan dengan demonstrasi di sekretariat KASBI yang berada di Jalan Cipinang Kebembem, Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Darto, salah seorang penghuni sekretariat sekaligus anggota KASBI menyatakan, demonstrasi tersebut diikuti sekitar 10 sampai 15 orang. “Mereka datang sekitar pukul 10.00 WIB secara tiba-tiba”, tuturnya.

Darto menambahkan, selain berorasi di depan Sekretariat KASBI, para pendemo juga membakar ban bekas persis di depan pagar. “Saat orasi, salah satu pendemo menyebutkan KASBI antek asing dan penghambat Omnibus Law”, tambah Darto.

Sunarno, Sekretaris Jenderal KASBI menyatakan sebelum terjadinya aksi teror, pada pukul 9.41 WIB, ia menerima terlfon dari orang tidak dikenal. Penelfon ini menyampaikan ia akan melakukan aksi di depan sekretariat KASBI. “Ketika saya menanya dari kelompok mana asal penelfon tersebut, ia tidak menjawab”, ujar Sunarno.

Beberapa saat setelah demonstrasi terjadi, Pengurus Pusat KASBI mengecek ke Polsek Pulo Gadung dan Polres Jakarta Timur tentang surat pemberitahuan aksi. Namun, baik pihak Polsek Pulo Gadung dan Polres Jakarta Timur menyataan tidak ada informasi atau surat pemeberitahuan aksi yang mereka terima berkaitan dengan demonstrasi tersebut.

Ketua Umum KASBI, Nining Elitos, setelah demonstrasi ini menjelaskan bahwa KASBI tetap menolak dengan tegas rancangan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja. Menurutnya Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja sangat jelas tidak berpihak terhadap kaum buruh dan masyarakat pada umumnya. “Justru dengan kejadian teror ini, gerakan buruh diharapkan menjadi lebih solid dengan membuat rapat-rapat akbar dan konsolidasi untuk selanjutnya [melakukan] mogok nasional”, ujarnya.

 

*Diaz

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Dilema Sekolah di Masa Pandemi

Sudah 3 bulan lebih anak pertamaku meningalkan kos dan belajar di rumah, karena pandemi. Pihak sekolah mengikuti anjuran pemerintah untuk menjalankan proses belajar mengajar di

PROGRAM SIARAN

  ‘Cermin’, berupa dua kali talkshow interaktif dan sekali diskusi publik, tentang diri dan persoalan perempuan. Dipandu oleh buruh perempuan yang aktif bertanya sebagaimana pertanyaan

Tak Kan Pernah Ada Sajen untuk Chifku

Ku buntuti chifku bernama Mak Wok ke ruang produksi, Dengan penuh percaya diri, kami ber-6 melewati Line demi Line, Seluruh mata buruh yang sedang menjahit

Kisah Sum Kuning dan Ny Lamijah

Masih ingat dengan Calon Hakim Agung M Daming Sunusi yang mengatakan pemerkosa dan korban pemerkosaan sama-sama menikmati. Akibat perkataan yang ia sampaikan di hadapan Komisi