Search
Close this search box.

Kabar Dari Karavan Keadilan Iklim Bangladesh – India – Nepal (9 -18 November 2014)

bangladesh
Badrul Alam dari BKF

Bangladesh Krishok Federation (BKF) yaitu organisasi tani Bangladesh yang mengadakan Caravan melewati 16 kota dari Dhaka, Bangladesh menuju Kathmandu, Nepal.

Dengan tema Climate Justice, Gender and Food Sovereignty, Caravan ini diikuti sekitar 160orang. Bukan hanya peserta dari Bangladesh tetapi juga dari Nepal, India, Indonesia, Newzealand, Austrlia, Srilangka, dan Filipina.

Caravan ini sebagai cara kampanye dari BKF untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat lokal tentang perubahan iklim, kesetaraan gender dan ketahanan pangan. Agar masyarakat terlibat dalam gerakan untuk menuntut adanya keadilan iklim terutama bagi rakyat negara-negara berkembang. Badrul Alam, pre
siden dari BKF mengatakan, “Negara-negara kapitalis maju harus bertanggung jawab atas terjadinya perubahan iklim yang ekstrim, mereka yang paling banyak mengeluarkan emisi dan kita rakyat di negara-negara berkembang harus menanggungnya”.

Dian Novita bersama peserta karavan lainnya.
Dian Novita bersama peserta karavan lainnya.

Badrul menambahkan, karena perubahan iklim sekitar 300.000 orang. Dalam setiap kota pemberhentian, rombongan caravan mengadakan seminar, workshop atau diskusi dengan penduduk lokal. Hal ini dilakukan selain sebagai pendidikan kepada masyarakat juga cara untuk menyerap aspirasi dan melibatkan mereka untuk membangun gerakan menuntut keadilan iklim.Kedepannya hasil dari program caravan ini akan mereka bawa sebagai tuntutan pada pertemuan PBB yaitu United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Peru, Lima.

Sejauh ini, kota-kota yg telah dilintasi adalah Dhaka, Gazipur, Madhupur, Ishwardi, Kushtia, Jhikorgasa. Sekarang perjalanan ke Haridashpur, perbatasan India-Bangladesh.

(Oleh Dian Novita, sesaat setelah memasuki Wilayah India)
Tentang Climate Justice Caravan: http://friendsofbkf.wordpress.com/2014-climate-justice-car…/

Penulis adalah Kolektif Nasional Perempuan Mahardhika dan anggota Politik Rakyat
Tulisan ini sudah diterbitkan di halaman Politik Rakyat

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Cerita Harian Pekerja di Balik Gemerlap World Cup 2022

Piala Dunia Qatar 2022 sendiri menjadi turnamen FIFA paling menguntungkan sepanjang masa dengan rekor USD 5,4 miliar atau sekitar Rp 84,67 triliun, lebih unggul dari turnamen 2018 Rusia. Namun, rekor keuntungan tersebut berbanding terbalik dengan kondisi pekerja yang berpeluh keringat demi terwujudnya pagelaran raksasa yang menampilkan Jungkok BTS di acara pembuka dengan harga fantastis.

Mudik Lebaran Berujung Karantina Tanpa Upah

Covid 19 telah menjadi momok yang menyeramkan bagi rakyat Indonesia terutama untuk kaum buruh. Pekerjaan bisa lenyap setiap saat, hak bisa teramat mahal untuk diperoleh.

Perempuan Tidak Akan Diam: Melawan Pemiskinan, Kekerasan, dan Kriminalisasi

“Kita sudah terlalu lama diam dan berharap pemerintah peduli, tapi justru makin banyak perempuan kehilangan pekerjaan, kehilangan hak, bahkan kehilangan nyawa! Kita turun ke jalan hari ini bukan hanya untuk protes, tapi untuk menuntut perubahan yang nyata,” tegas Ajeng, perwakilan dari Aliansi Perempuan Indonesia (API).

Solidaritas Untuk Ibu -Ibu Rembang. Caranya?

Mohon Dukungan Untuk Perjuangan Ibu-Ibu Rembang Dengan Berkirim SMS Hentikan kekerasan polri terhadap masyarakat; Kami menolak semua jenis kekerasan yang dilakukan Polri atas masyarakat Kabupaten