PRT Deklarasi Rally Mogok Makan/dok.Jala PRT
Oleh *Tiasri Wiandani
Awal Berkenalan Dengan PRT (Pekerja Rumah Tangga)
Hari Minggu, tanggal 09 Juni 2013 aku mendapat pengalaman baru. Di tengah aktivitas harian masih tersisa waktu untuk dapat berkenalan dengan perempuan-perempuan hebat yang penuh semangat. Perkenalan dengan mereka diawali dengan ketertarikan aku ikut dalam kegiatan salah satu teman yang aktif dalam memfasilitasi setiap kegiatan mereka.Temanku adalah aktivis yang aktif dalam memperjuangkan hak-hak Pekerja Rumah Tangga (PRT). Namanya adalah Lita Anggraeni, aku sendiri memanggilnya dengan panggilan mba Lita. Semangat dan kegigihannya membuatku penasaran dan ingin tahu tentang kegiatannya dalam memfasilitasi PRT. Karena rasa penasaran itulah yang membawaku ikut pergi bersamanya.
Kita pergi hanya berdua. Sepanjang perjalanan dalam mobil taxi kita berbincang seputar kegiatannya. Di sela-sela perbincangan, aku membayangkan kegiatan yang dilakukan bersama teman-teman PRT. Apa dan mengapa kegiatan ini dilakukan juga menjadi pertanyaan yang timbul dalam benakku. Akhirnya sampai juga kami di tempat yang telah disediakan mereka untuk melakukan kegiatan. Tempat kegiatan adalah kawasan rumah petak yang mereka sewa sebagai tempat tinggal.
Tempat kegiatan berlangsung merupakan tempat tinggal Fitri yang bekerja sebagai PRT juga. Sayangnya aku tidak dapat berkenalan langsung dengannya. Fitri sedang bekerja, dan yang tinggal di rumah adalah suaminya yang juga beberja sebagai PRT. Saat memasuki rumah petak itu aku jadi bingung, karena meja yang ada di ruang depan dibuat tinggi, bukan seperti ukuran meja pada umumnya. Rasa penasaranku akhirnya terjawab oleh cerita teman-teman PRT. Ternyata di lingkungan rumah petak itu merupakan daerah banjir, maka dibuatlah meja itu tinggi.
Mereka adalah PRT (Pekerja Rumah Tangga) yang bekerja di beberapa apartemen. Mereka ikut bekerja pada orang asing yang tinggal dan bekerja di Indonesia. Beragam pengalaman dan keahlian dari masing-masing PRT tersebut.Ada yang pandai memasak, ada juga yang pandai berbahasa asing. Keahlian yang mereka dapatkan tidak dari pendidikan, tetapi dari pengalaman mereka selama bekerja.
Aktivitas Bersama, Kunci Kebersamaan dan Solidaritas
Aku dengan seksama memperhatikan setiap proses dalam kegiatan mereka. Dengan penuh semangat mereka berdiskusi dan berinteraksi satu dengan yang lainnya. Mereka semua berjumlah lima orang. Semangat dan argumen mereka dalam menyampaikan setiap pendapat sangat beragam. Perbedaan pendapat yang terjadi menjadi irama dalam diskusi mereka.
Hari ini sangat berkesan bagiku, karena aku melihat kebersamaan dan semangat mereka. Dalam kegiatan tersebut, mereka saling berbagi pengalaman dan cerita tentang masing-masing kebiasan dan cara mereka dalam mengatasi dan menyelesaikan setiap pekerjaan. Walau mereka berasal dari berbagai daerah dan dari latar belakang yang berbeda, tetapi mereka seperti sebuah keluarga besar.
Aku makin tertarik dengan peserta yang bernama Wina dan Santi. Santi orangnya lucu, spontan, dan heboh kalau bicara.Teman-temanya cerita kalau Santi sering membantu teman-temannya dalam mencari pekerjaan atau mencarikan tempat kerja yang baru.Wina salah satu peserta yang bisa berbahasa Inggris. Menurut cerita Wina, dia bisa berbahasa Inggris bukan karena sekolah atau kursus, tetapi karena belajar dari pengalamannya selama dia ikut dan bekerja jadi PRT dengan orang asing.Wina dan Santi memang paling seru dan lucu.Walaupun mereka sering berbeda pendapat tetapi mereka tetap kompak. Itu terbukti dari keaktifan mereka mengumpulkan teman-teman dalam setiap kegiatan dan pertemuan. Wina dan Santi juga yang rajin mengajak teman-teman PRT lain untuk bergabung dalam kegiatan ini. Kegiatan yang mereka lakukan sebagai upaya untuk menjalin solidaritas, membangun ikatan persaudaraan, berbagi pengalaman dan ketrampilan, dan sebagai sarana untuk perjuangan bersama.
*Penulis adalah Pengurus SPN Tingkat Perusahaan di Tangerang. Tulisan ini ditulis sepanjang tahun 2013 hingga di tahun 2015 ketika relly mogok makan berlangsung.