Search
Close this search box.

May Day dan Perjuangan Demokrasi

May Day (Hari Buruh Internasional) telah berlalu, sorak sorai massa aksi, orasi-orasi nan lantang dari berbagai organisasi telah berlalu, yang tersisa adalah penat di badan, dan sebagian taman yang rusak di bawah jembatan pojokan Patung Kuda Indosat.

Namun 1 hal yang musti menjadi perhatian kita, bahwa sejarah kembali diukir dalam benak para demonstran, yaitu sejarah berlawan terhadap kebijakan negara yang tidak berpihak. Sedemikian kokohnya pemerintah membentengi diri terhadap aspirasi terbuka rakyatnya, lewat pemblokiran beberapa ruas jalan di sekitar Istana Negara, yaitu Sekitar Patung Kuda dan Istiqlal. Hal ini mengakibatkan massa aksi May Day tidak bisa mengarah mendekati Istana, atau setidaknya untuk sampai pojokan Istana seperti tahun lalu. Ini menunjukkan tertutupnya ruang demokrasi bagi rakyat, dalam pemerintahan Jokowi. Setelah di tahun 2015 silam, pemerintah Jokowi dengan pongah mengkriminalkan 26 aktivis buruh yang terlibat demonstrasi menolak PP 78 tentang pengupahan. Sehingga agenda perjuangan demokrasi tak terelakkan mesti menjadi agenda utama gerakan buruh.

Situasi ini yang melandasi gerakan rakyat, untuk terus menyatukan kekuatan, karena perubahan tidak bisa terjadi dengan sendirinya.

Beberapa tema besar dalam May Day antara lain tentang upah, pencabutan PP 78, demokrasi, tanah untuk Rakyat, Perlawanan terhadap korupsi, Pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat, adalah keberagaman tuntutan mendesak rakyat yang menjadi problem keseharian. Seharusnya Jokowi melek mata atas kondisi rakyat, dan segera mengambil tindakan-tindakan nyata untuk menyelesaikan problem-problem rakyatnya.

May Day 2017 ini, yang oleh berbagai elemen menyodorkan konsep ‘Gerakan Buruh untuk Rakyat” atau Gebrak, adalah sodoran konsep persatuan dimana buruh membuka diri secara luas untuk menyatukan kekuatannya bersama dengan gerakan rakyat yang lain. Kaum tani, mahasiswa, Perempuan, pemuda, bersatu, membuka diri untuk bergandengan tangan satu sama lain.

Sikap rendah hati dan saling mengasihi sesama gerakan rakyat akan terus menjadi modal untuk menyatukan dan membesarkan gerakan rakyat.

Maju terus gerakan rakyat !! (GM)

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

OBOR MARSINAH: Marsinah fm siap jadi media centre

Marsinah FM, siap menjadi media centre OBOR MARSINAH buruh perempuan, tonggak demokrasi, pejuang upah, lambang solidaritas buruh, korban kekerasan seksual, korban militer ORBA, rakyat biasa

Bumi Manusia Episode 1

Bumi Manusia adalah karya almarhum Pramudya Ananta Toer yang dibacakan di Marsinah FM dalam program siaran Layar. Berikut ini adalah Bumi Manusia Episode 1, dibacakan

Hidup, Tak Cukup Bertahan (1)

buruh masuk kerja di kbn cakung/putera/dok.dev.marsinah.id Oleh Muh Sanatiyusuf Aku tak tahu harus cerita mulai dari mana. Pengalaman hidupku penuh lika-liku. Sejak tahun 2001 aku

Suara Buruh 8 Mei 2015

Sebastian telah tiada, meninggalkan pesan bagi semua orang untuk terbuka mata dan telinganya demi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Di sisi lain, perempuan terus