Kita sebut ini dengan nama “Bawah Pohon”, ini adalah tempat makan siang buruh-buruh di KBN Cakung, di bawah pohon sekitaran pabrik, karena kantin tidak cukup luas untuk menampung buruh yang ratusan sampai ribuan.
Sebelum jam istirahat berbunyi, ada para penyewa tikar yang membentangkan tikar-tikar yang hendak diduduki buruh yang makan. Satu tikar biasanya muat 6-10 orang, setiap buruh yang duduk di tikar itu dikenakan biaya sewa Rp 500,-.
Yang istimewa dari tempat bawah pohon ini adalah ia menjadi tempat untuk berkumpul dan berkonsolidasi antar buruh. Di bawah pohon inilah, kawan-kawan buruh biasa melakukan rapat atau diskusi ringan atau ngobrol terkait kondisi kerja, atau kasus yang musti segera di respon.
Saat-saat ini, yang paling sering dibahas dalam konsolidasi bawah pohon adalah tentang Kartu Pekerja, BPJS, tentang keberlanjutan perusahaan, tentang lembur paksa tanpa bayar dan tak kalah pentingnya juga untuk di bahas adalah tentang May Day atau hari buruh sedunia yang akan diperingati dengan turun ke jalan pada 1 Mei 2019.
Sri Rahmawati, ketua FBLP PT Amos Indah Indonesia menjelaskan kepada anggota, tentang sejarah besar May Day. Kenapa diperingati sebagai hari buruh internasional, kenapa dalam sejarah itu berhasil memenangkan 8 jam kerja, dari yang sebelumnya buruh bekerja 12-16 jam kerja. Kawan-kawannya pun antusias menyambut May Day, menurut Linda, sekretaris FBLP PT Amos Indah Indonesia, anggota makin banyak yang pesan kaos May Day untuk dikenakan pada tanggal 1 Mei nanti.
“Jika kita tahu sejarah May Day, maka kita akan paham makna kekuatan persatuan buruh, dan paham bahwa 1 Mei adalah hari perlawanan, bukan saatnya berdiam diri di rumah” tutur Rahma di hadapan kawan-kawannya.
Di tempat yang berbeda, tetapi di bawah pohon juga yang lokasinya berdekatan dengan PT Hansae Indonesia Utama #3, seorang buruh perempuan Sri Hayati namanya, ia adalah wakil ketua FBLP PT Hansae Indonesia Utama. Ia menuturkan, bahwa “… pada tanggal 1 Mei nanti, seluruh anggota FBLP harus turun ke jalan, karena kita mau berjuang. Pada intinya semua buruh bisa merasakan 8 jam kerja karena perjuangan para buruh terdahulu, jadi kita sebagai generasi penerus, harus punya semangat yang sudah diwariskan oleh para pejuang terdahulu” sontak teman-temannya bertepuk tangan.
Begitulah para buruh yang mayoritas perempuan ini berkonsolidasi hampir setiap hari, menyambut hari raya mereka, hari buruh, yang mereka nyatakan sebagai hari Perlawanan.
Bravo kaum buruh Indonesia !!
Selamat menyambut Hari Buruh Sedunia !!!
Bangkit, Lawan, Hancurkan Tirani !!!