Search
Close this search box.

Jurnalis Perempuan itu Tewas Dianiaya Suami

Siapa yang menyangka Maria Yeane Agustuti (34) akhirnya tewas karena Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Ia perempuan karir, bekerja, dan berpenghasilan. Tidak perlu bergantung pada suami.

Lebih dari itu, ia bekerja sebagai jurnalis, yang memberi akses informasi luas. Perempuan yang akrab disapa Manda itu juga anggota Aliansi Jurnalis Independen Palu. Asosiasi profesi itu mendorong kesetaraan gender dan melawan diskriminasi pada perempuan.

Manda ditemukan tewas pada Jumat, 17 Maret 2017 dengan luka lebam di kamar kosnya di kecamatan Palu Selatan. Menurut adiknya, Syukur, Manda bertengkar dengan suaminya pada Kamis, hingga tengah malam. “Saya sempat mengingatkan mereka untuk tidak ribut, karena sudah tengah malam. Tidak enak didengar tetangga. Setelah itu saya meninggalkan mereka berdua,” kata Syukur, seperti diberitakan Tribunnews.

Ketika paginya, Syukur mencoba menghampiri kamar kakaknya namun tertutup. Hingga ia pulang kerja, kamar itu terus terkunci. Ia mendobrak kamar itu dengan penuh curiga dan mendapati kakaknya telah terbujur kaku.

Sejarah Kelam Rumah Tangga

Rumah tangga Manda dan suaminya, Johanes, tidak berjalan harmonis. Menurut ibu Manda, Lusia Riza Mado, pernikahan yang dimulai sejak 2010 itu sering diwarnai keributan. “Ceritanya itu yah dia tidak bahagia dengan suaminya. Sering cekcok. Katanya uang gaji anak saya (Tuty) dihabiskan buat mabuk-mabuk saja,” ungkap Lusia seperti dikutip Kompas.com.

Tidak hanya gemar mabuk-mabukan, suami Manda, Johanes juga kecanduan narkoba. Johanes sering meminta uang pada Manda untuk membeli obat-obatan tersebut. “Itu yang diomongkan Tuty, uang gajinya sebagai wartawan cepat habis dipakai suaminya beli narkoba dan bersenang-senang,” kisahnya.

Hingga berita ini ditulis, Johanes masih menghilang. Ibu Manda berharap pelaku pembunuhan anaknya dapat dihukum. “Saya ibunya Tuty meminta Johan (pelaku) dihukum seberat-beratnya. Semoga jenazah anak saya segera dipulangkan ke Ruteng,” ujarnya.

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Perempuan Pembela Kendeng, Rembang

Ayo berikan solidaritasmu, serentak di 27 Maret 2015 “Bagaimana menghadapi aparat yang terus melakukan intimidasi dan diskriminasi ? aparat yang seharusnya melindungi tapi justru berbelok

Malam dan Pabrik

Tampak seorang perempuan masuk di sebuah kamar berukuran 2 X 3, wajahnya kelihatan serius, kadang tampak bingung. Namun yang pasti ia sedang berpikir. Diletakkannya tasnya

#KawalSampaiLegal:  Aksi Desak Pengesahan RUU PPRT, dan  Bertemu Sufmi Dasco di DPR

Lita Aggraini dari Jala PRT menjelaskan bahwa dalam FGD tersebut, koalisi akan menyampaikan pernyataan sikap yang mendesak proses legislasi dilanjutkan hingga pengesahan RUU. Menurutnya, Surat Presiden (Surpres) dan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) sudah turun sejak Mei 2023, namun sidang paripurna untuk mengesahkan RUU tersebut masih belum juga dilakukan.

“Kami tidak ingin DPR menjilat ludahnya sendiri, mengingat persetujuan untuk melanjutkan RUU PPRT pada Mei 2023 lalu diputuskan oleh semua fraksi dan dipimpin langsung oleh Ketua DPR,” tegas Lita.

May Day, May Day

Sejarah Hari Buruh Internasional (May Day) Yaitu perjuangan panjang demonstrasi kaum buruh di Amerika Serikat pada tahun 1886, yang menuntut pemberlakuan delapan jam kerja. Tuntutan

Melawan Patriarki

Aku seorang buruh pabrik plastik sekaligus ibu rumah tangga. Usia pernikahanku sudah berjalan kurang lebih 8 tahun. Tetapi aku merasa baru hidup setahun belakangan ini.

Absensi Ngumpet

gambar diambil dari http://www.pakistantoday.com.pk/2014/02/11/national/govt-to-get-rid-of-contractual-employees-recruited-during-ppp-tenure/ Ini istilah baru, tapi bukan hal yang baru saja dipraktekkan.  Aku adalah buruh PT. STAR CAMTEX, sudah bekerja sekitar 6 bulan lalu,