Hari Perempuan Internasional, Kibarkan Bendera Marsinah

Hari Marsinah tahun 2013

Untuk hari perempuan internasional, untuk marsinah yang pemberani

menuju Obor Marsinah, FBLP dan marsinah fm mengundang untuk mengibarkan bendera marsinah.

Minggu, 9 Maret 2014
jam 2 siang (setelah panggung suara warga)
di Bundaran HI

Marsinah, pejuang upah
tonggak demokrasi
korban militer orde baru
korban kekerasan seksual
rakyat biasa yang luar biasa
dibunuh, dibuang, kasusnya dibuat buntu

Marsinah; Pejuang rakyat, pejuang buruh

Jadikan marsinah pahlawan, jadilah rakyat pemenang

Selanjutnya, kibarkan bendera marsinah di depan rumahmu, di depan kontrakanmu

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Pernyataan Sikap Aliansi Mahasiswa Untuk Perempuan

Aksi mahasiswa memperingati hari perempuan internasional (Harminanto) – KR 8 Maret 2015 “BANGUN PERGERAKAN PEREMPUAN MELAWAN KAPITALISME, PATRIARKI DAN POLITIK NEO ORDE BARU  WUJUDKAN KESETARAAN,

PHK Itu Akhirnya Kutemui Juga

Hampir 12 tahun aku bekerja di salah satu perusahaan di KBN Cakung. Dengan latar belakang pendidikan yang tidak tinggi, aku mendapatkan pekerjaan menjahit sesuai keahlianku.

Koalisi Masyarakat Sipil: Pernyataan Menteri Pertahanan tentang DPN Langgar Prinsip Reformasi Sektor Keamanan  

“Kita sudah melihat bagaimana keterlibatan militer dalam proyek Rempang Eco-City berakhir dengan represif terhadap warga. Begitu juga di Merauke, kehadiran aparat dalam proyek food estate malah memicu konflik dengan masyarakat adat. Jika DPN kini diberikan wewenang untuk menangani urusan sipil lainnya, kita khawatir kasus serupa akan terus terulang,” tegas Usman.  

Bukan Hari Ibu Biasa

Boleh dibilang, glorifikasi terhadap peran ibu, sebagaimana ideologi “ibuisme” yang terus dikampanyekan Orde Baru melalui perayaan Hari Ibu, tak lain adalah upaya mengembalikan perempuan di ranah domestik.

1500 Peserta Dari Berbagai Negara Akan Menghadiri KCIF 2024

Diah Irawaty menyatakan, salah satu ekspektasi LETSS Talk dan Konde.co dalam penyelenggaraan KCIF adalah kehadiran agenda berpengetahuan feminisme yang tidak eksklusif, tapi terbuka bagi semua elemen dan entitas feminisme Indonesia. KCIF diharapkan selalu menekankan semangat volunterisme, kolaboratif, kolektif, inklusif, dan interseksional, yang aware pada pluralitas, marginalitas, “vulnerabilitas,” disabilitas, dan “invisibilitas.” Melalui KCIF, gagasan, ide, dan agenda feminisme semakin familiar dan populer, bukan dianggap asing apalagi menakutkan, termasuk di kalangan masyarakat umum.