Search
Close this search box.

Belajar dari Marsinah, KPBI Tolak Perundingan Upah Jabar di Markas Tentara

dok. suara kpbi

Jakarta, – Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia memprotes undangan rapat pleno Dewan Pengupahan Jawa Barat di Kodam Siliwangi pada Senin, 21 November 2016. KPBI menganggap tempat rapat itu sebagai bentuk kebangkitan Orde Baru ketika militer campur tangan ke urusan sipil.

KPBI menilai penempatan rapat penentuan Upah Minimum di markas tentara itu sebagai bentuk intimidasi terhadap buruh. “Tindakan tersebut jelas merupakan intimidasi terhadap perjuangan buruh yang sedang menuntut kenaikan upah 2017,” kata Sekretaris Jenderal KPBI Damar Panca Mulya pada Sabtu, 19 November 2016. Ia menambahkan pemerintah meminta perlindungan tentara untuk menghadapi protes rakyat sendri.

Wakil Ketua KPBI Jumisih menambahkan undangan rapat di markas tentara merupakan kemunduran demokrasi. Jumisih berpendapat tentara tidak seharusnya mencampuri urusan sipil. Ia menilai penempatan rapat di markas tentara sebagai kebangkitan Orde Baru. “Dulu kawan-kawan marsinah berunding di Kodim Sidoarjo. Kodim bukan tempat yang netral. Pasti buruh terdesak,” ungkapnya.

Menyikapi undangan tersebut, KPBI menyerukan pada Dewan Pengupahan provinsi Jawa Barat untuk menolak hadir. KPBI yang menjadi bagian dari Aliansi Buruh Jawa Barat mendorong aliansi itu mendesak tempat yang lebih netral untuk perundingan. “Kalau perlu laporkan ke Organisasi Buruh Internasional (ILO) alau tentara kembali memberangus gerakan buruh,” ujar Sekjen KPBI Damar Panca Mulya.

Pada Jumat 18 November 2016, Dewan Pengupahan Provinsi Jawa Barat menggundang segenap anggota dewan pengupahan untuk menghadiri rapat pleno di Kodam III Siliwangi/TNI Angkatan Darat. Rapat pleno itu bertujuan untuk menetapkan UMP Provinsi Jawa Barat 2017 berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang Pengupahan 78 tahun 2015.

Sebelumnya, sejumlah kabupaten/kota merekomendasikan upah minimum di luar peraturan kontroversial yang merugikan buruh itu. Berdasarkan Surat Edaran Kementerian Tenaga Kerja pada 17 Oktober 2016, pemerintah pusat meminta semua kepala daerah menetapkan upah minimum 2017 hanya 8,25 persen lebih tinggi dari tahun berjalan. Alhasil, angka itu mendapat penolakan kuat dari berbagai elemen serikat buruh.

Narahubung
Sekjen KPBI Damar Panca Mulya +62 812-9885-3283
Wakil Ketua Umum KPBI Jumisih +62 856-1612-485

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Membincang Aborsi Aman untuk Perempuan

Stigma negatif aborsi masih cukup kuat terhadap mereka yang memilih aborsi, karena aborsi masih dianggap sebagai tindak pidana. Bahkan, ketika ada yang membahas aborsi maka bisa dilabeli melanggar takdir Tuhan dan hal-hal yang berbau moralitas. Akan tetapi apakah ketika banyak batasan, mulai hukum adat dan budaya maka bisa menurunkan angka “Aborsi”? Jawabanya tentu tidak, karena ketika banyak dibatasi dan dianggap tabu, praktek aborsi tidak aman justru merajalela. Setiap tahun, 68.000 jiwa perempuan melayang akibat melakukan aborsi yang tidak aman.

Ancang – Ancang

Kau bilang order sepi Kami buruh dipaksa ikut rugi Kamu bilang buyer hengkang Maka kami harus rela ditendang Tapi kau selalu diam ketika laba besar

Tentang Rahma

Oleh Dian Septi T “Rahma” teriakku di halaman pabrik. Kulihat Rahma sedang berbicara serius dengan salah satu rekan kerjanya. Tampak ia menoleh sebentar lalu kembali

“Membangun Gerakan Buruh Tangerang”

Komitmen Sang Pejuang (di tulis oleh Gadis Merah berdasarkan wawancara ekslusif dengan Sunarno “Unang” Sekjend Konfederasi KASBI dan anggota Presidential Council WFTU) Sunarno, atau biasa