Search
Close this search box.

Sebuah Surat Untuk Teman, Dari Medan Juang

Oleh Dian Septi Trisnanti

untuk temanku perempuan

Sayang, hidupmu adalah milikmu, tubuhmu adalah milikmu, pikiranmu adalah milikmu. Kau sudah berikan yang terbaik bagi sesamamu, sebaik – baiknya. Aku turut bersedih, ketika kau bersedih tentang keluargamu di kampung halaman yang memintamu segera menikah. Mereka, tentu peduli denganmu, dengan caranya. Mereka berpikir dengan menikah, dengan pilihan mereka tentu saja, kau akan bahagia. Tapi, nyatanya kau tak bahagia, kau bersedih, kau meneteskan air mata. kau bilang akan pulang, mungkin tak kembali, dengan hidupmu yang baru. Ah, kawanku tersayang, aku ingin kau bahagia lagi, ketika kau berada dalam satu barisan dengan kami, berkeringat di tengah teriknya matari. Bernyanyi bersama sambil berucap HIDUP BURUH, HIDUP RAKYAT.

Orang tuamu, tentu berniat kau bahagia, dengan cara mereka tentu saja. Tapi, yakinlah, orang tuamu juga tak hendak kamu bersedih hati dan hilang tawa. Bicaralah sayang, katakan: Tidak Bisa Ibu, Tidak Bisa Ayah. Aku bahagia sudah dengan begini saja. Dengan hidup yang aku rajut sendiri, meski tak ada seorang kekasih di sampingku. Aku bahagia, karena aku bisa membuat pilihan atas hidupku, berbuat baik untuk sesamaku, bersama teman-temanku.

Ah, katakanlah itu pada orang tuamu, keluargamu. Mereka mungkin akan kecewa, mungkin marah. Tapi yakinlah, suatu hari, mereka akan mengerti. Karena merekalah orang tuamu, yang membesarkanmu, dengan cinta dan kasih sayang. Dengan kerja keras nyaris setiap jam.

Sayangku, jadilah dirimu sendiri, ambillah keputusan atas hidupmu, dengan caramu, pilihanmu. Kami, masih menunggumu di sini, di barisan depan perjuangan

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Solidaritas Untuk Ibu -Ibu Rembang. Caranya?

Mohon Dukungan Untuk Perjuangan Ibu-Ibu Rembang Dengan Berkirim SMS Hentikan kekerasan polri terhadap masyarakat; Kami menolak semua jenis kekerasan yang dilakukan Polri atas masyarakat Kabupaten

Diskon Upah Menaker: 25 Persen Menuju Perbudakan

Bila kamu berstatus harian lepas atau kontrak pendek yang setiap saat bisa diputus hubungan kerja dengan alasan apapun, harga kebutuhan pokok yang kian naik, ketiadaan perlindungan sosial, tentu saja kamu semakin lemah posisinya di hadapan pengusaha dan bisa dengan mudah diperlakukan semena – mena.

Puluhan Buruh PT Graha Fortuna Purnama Gelar Aksi di Jakarta, Tuntut Keadilan atas PHK Sepihak

Ketua SBB-FSBKU-KSN, Endang Muhidin, yang telah bekerja selama 40 tahun di PT GFP, menyatakan kekecewaannya terhadap perusahaan. Meskipun telah bekerja selama puluhan tahun, para buruh hanya diberikan pesangon sebesar Rp25 juta, jauh di bawah ketentuan Undang-undang. “Lebih dari separuh usia kami dihabiskan untuk membesarkan perusahaan ini, tetapi kami dibuang begitu saja dengan alasan rugi,” ujar Endang dengan nada kecewa.

Cermin

Cermin, biasa dibutuhkan untuk bercermin, ia berguna untuk melihat diri kita sendiri. Cermin diambil sebagai judul sebuah talkshow untuk mengenal tubuh dan kesehatan reproduksi perempuan