Search
Close this search box.

CERITA PERIH DI BALIK KEHAMILANKU

Oleh Jumisih, berdasar kisah nyata

Sebut namaku Ila- buruh garment di Kawasan Berikat Nusantara Cakung. Aku bekerja di Perusahaan “I”, tanggal 12 Maret ini masa kontrakku genap 2 tahun.

Dalam kondisi aku hamil 6 bulan, Perusahaan memintaku untuk menulis surat pengundurkan  diri dari Perusahaan “I” tempat aku bekerja.

Aku merasa aku berhak untuk mendapatkan cuti hamil /melahirkan.  Akupun menolak membuat surat pengunduran diriku, karena setelah melahirkan aku masih ingin bekerja lagi, mencari nafkah untuk keluargaku, terutama bayiku kelak.

Namun Pengusaha tidak berdiam diri, beberapa hari lalu waktu aku sakit dan dirawat di Rumah Sakit, salah seorang pengusaha datang menjenguk aku, seneng rasanya ada orang menejemen memberikan perhatian sama karyawannya. Namun ternyata di balik kehadirannya, dia membawa pesan supaya saya segera membuat surat pengunduran diri. Namun aku tetap bertahan, karena aku masih ingin bekerja.

Upaya menejemen tidak berhenti sampai di situ, saat aku sudah rawat jalan di rumah pun, beberapa kali manajemen mengutus ADM (buruh bagian administrasi) untuk datang ke rumahku, dan kembali memintaku untuk menulis surat pengunduran diri. Kali ini dia datang dengan membawa contoh surat pengunduran diri. Sungguh sedih dan perih hati ini. Demi menghapuskan sistem kerja tetap, pengusaha memperlakukan kita sedemikian rupa.

Melalui sms dan telepon, upaya itupun dilakukan, hanya demi meyakinkanku untuk menulis surat pengunduran diri. Aku merasa tertekan, terpojok, sementara di sisi lain, suamiku tidak mau pusing dengan kondisiku. Suamiku memintaku untuk menulis surat pengunduran diri, agar aku tidak stress, agar janinku tidak terganggu, agar aku bisa fokus dengan kehamilanku yang makin besar.

Dalam kondisi hamil, badanku berasa makin kecil, aku mulai susah tertidur, aku selalu berdoa semoga bayi dalam kandunganku sehat, sehingga kelak menjadi anak yang sholeh atau solehah.

Kakak sepupuku berusaha menguatkanku, namun kali ini aku benar-benar tidak kuat lagi. Pikiranku tertekan, maafkan aku nak, terpaksa ibumu mengambil pilihan ini. Yach ibumu terpaksa akan menulis surat pengunduran diri, ibumu akan berusaha ikhlas, dengan menerima 3 bulan upah. Ibumu ingin fokus untuk menunggu kau lahir anakku. Ibu sayang ama kamu nak.

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Karena Setiap Manusia Itu Berharga

Minggu, 25 Maret 2018, Pelangi Mahardhika bersama FBLP dan Perempuan Mahardhika menyelenggarakan kunjungan ke Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBHM) di Jln. Tebet Timur Dalam VI

Wartawan Papua Raih Penghargaan Jurnalisme

“Keputusan Victor Mambor buat pulang ke tanah kelahiran bapanya, dan membela hak orang asli Papua, lewat jurnalisme,serta tabah hadapi intimidasi demi intimidasi, membuat para juri sepakat bahwa dia sebuah keberanian dalam jurnalisme,” kata Andreas Harsono dari Yayasan Pantau.

Tentang Ia, Yang Dipaksa Pergi

Untuk almarhum Novia dan para korban Butuh waktu lama untuk menggoreskan tinta tentang ia yang dipaksa pergi dengan hati remuk redam.Seorang gadis dengan mimpi terbaik

Jasvinder Sanghera; Perempuan Korban Jadi Pejuang

Jasvinger Sanghera, dalam sebuah acara televisi Kabur Dari Rumah, Melawan Pernikahan Paksa Namanya Jasvinder Sanghera, panggil saja dia dengan Jasvinder. Pahitnya hidup sebagai perempuan mendorongnya

Jaminan Sosial untuk Perempuan

Oleh: Dian Septi Trisnanti Malam itu, pelataran taman Fatahilah, Kota Tua tampak gemerlap dengan lampu temaram berwarna pelangi. Di setiap sudut sekumpulan anak muda menebar