Search
Close this search box.

Berani berfikir

Hari ini aku ( penulis ) ingin menuliskan tentang pandangan kawanku saat  diskusiku tentang “Rakyat dibodohi Hiburan Rezim Pro Modal “

Aku memulai diskusi dengan perempuan tomboy yang sangat hobi akan music “ Punk “ Inez namanya usia 23 th asal Bandung. Ini dia pemaparan kawanku tersebut

” Gelombang pembodohan menyerang rakyat. Dari mulai ujung kaki sampai rambut, rakyat dihisap dan ditindas oleh kapitalis, serta alat- alat pro kapitalis, baik melalui regulasi pemerintah, media, pendidikan, kebudayaan, terus berpropaganda secara massif untuk membodohi rakyat. Contoh sederhana, ketika akan melakukan kampanye, baik pemilihan Presiden, Gubernur, maupun pemimpin daerah, mereka menggelar panggung hiburan gratis “Dangdut is The Music Of My Country “ yang sangat digemari oleh rakyat Indonesia. Berjuta rakyat datang berbondong- bondong untuk menonton hiburan gratis tersebut, karena dihadiri oleh artis cantik Ibukota (lagi – lagi eksploitasi kaum hawa). Hmmm, aksinya yang melenggak lenggok di panggung menghipnotis isi perut rakyat yang lapar. Dan menurut hasil wawancara yang pernah aku lakukan kepada laki-laki  tentang bagian mana yang sangat menarik dari perempuan 75% mengatakan payudara. Begitu menarikkah hal itu di mata Kaum Adam!

Aku berfikir bahwa payudara yang sangat menarik di mata kaum adam tersebut menjadi terbentuk sangat menarik karena ada alat produk kapitalis yang bernama “ BRA “ atau orang Indonesia menamakan “ BEHA “. Pada tahun 1900an perempuan di Jawa menggunakan kemben untuk menutupi bagian dadanya, di Sulawesi Selatan perempuan menggunakan Baju bodo yang mirip kebaya, tetapi longgar dan tipis, bahkan saking tipisnya sampai terlihat bentuk payudaranya. Tapi pada masa itu, tidak dalam perspektif cabul seperti sekarang ini. Sedangkan pandangan umum rakyat hari ini ketika melihat wanita tanpa bra langsung divonis negatif (pornografi). Padahal, menurut pandanganku sebagai perempuan ini adalah hak manusia mau menggunakan atau tidak, dikembalikan kepada kenyamanan individu masing- masing. Lalu, apabila ada yang memvonis bahwa tidak menggunakan bra itu sebagai sarana untuk memancing hasrat laki-laki untuk melakukan pemerkosaan, helo gais…… kadang aku tertawa ada instansi pemerintah yang mengeluarkan statement tersebut. Jangan salahkan perempuannya, coba cek dulu secara ilmiah. Buktinya, di Eropa sana banyak perempuan yang tidak menggunakan bra aman-aman saja, kenapa di Indonesia tidak aman. Karena pendidikan regular di Indonesia tidak menjelaskan secara jelas tentang fungsi organ biologis. Berbeda dengan negara – negara Eropa yang menjelaskan secara detail tenteng hal tersebut. Tahu kah kalian, bahwa kami, kaum perempuan, ketika menggunakan bra itu sangat menyiksa, pengap, gerah, dan bahaya paling dahsyatnya menyebabkan kanker payudara. Indonesia adalah salah satu Negara terbesar yang perempuannya terkena kanker payudara. Kalau sudah terkena kanker payudara, apakah pemerintah bertanggung jawab dengan hal itu? Jawabannya jelas tidak. Kita sebagai perempuanlah yang mampu mencegah musibah kanker payudara tersebut kawan.

Percayalah kawan, rezim pro modal tidak segan-segan menghancurkan rakyatnya sendiri dengan berbagai macam cara, baik melalui pendidikan, kebudayaan, agama, hukum ,televisi dll. Kita sebagai perempuanlah yang harus Berani Berfikir serta pandai melihat, membaca, dan memahami situasi hari ini agar tidak dibodohi oleh Rezim Pro Modal”  Tutup Inez

“ MARI BELAJAR “

22 November “17

YNR

 

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

How to eat the right amounts of healthy fats

Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic

Pengalaman di Medan Juang, Aksi Tolak PP 78/2015

Bambu, Barisan Maju Buruh Perempuan/dok.dev.marsinah.id Oleh Muuhsanati Yusuf (Lanang) Suara azan magrib terdengar di telingaku. Bila biasanya kita shalat bersama keluarga di rumah, kadang di

Kami pun Berhak Merdeka

“Abang ” begitulah orang-orang disekitarku memanggilku, padahal nama ku sangat feminine, yaitu Nur Aisyah. Karena penampilanku selalu berambut pendek seperti layaknya laki-laki, sering berkumpul dengan

Ratusan petani Batang mengarak Obor keliling desa

Ratusan Obor Marsinah Menyala di Batang

Jarum jam sudah menunjuk pukul 19.00 WIB (7 malam), hari Jumat, 3 Mei 2014, kala rombongan Obor Marsinah memasuki Omah Tani, Batang, bersama rombongan konvoi

Membela Senyap

Bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia, sekitar 457 titik dari Aceh hingga Papua, memutar film Senyap atau The Look of Silence karya Joshua Oppenheimer. Senyap

Talk Show Pertamaku Bersama Marsinah FM

Adon, sedang bersiaran di Marsinah FM/ dok.marsinah fm Oleh Sri Sulastri (Adon)  Tak pernah aku bayangkan sebelumnya menjadi seorang penyiar, bahkan mimpipun tidak pernah. Awalnya,