Tenda Perjuangan Petani Rembang

tenda perjuangan/dok. politik rakyat

Oleh : Thin Koesna

Menanam  Adalah  Melawan

Sebelum mendirikan Tenda Perjuangan ibu petani  Rembang ini melakukan aksi  memasung kaki mereka dengan Semen sebagai simbol karena pabrik semen bukan hanya menghancurkan lingkungan dan sumber daya alam manusia, pertanian, sumber mata air, tapi juga merampas dan membelenggu hidup petani Rembang  sekarang dan yang akan datang. Saat itu, ibu – ibu petani ini dijanjikan untuk bertemu Jokowi namun janji tersebut tidak kunjung ditepati.

Sudah 7 Hari (26 Juli -1 Agustus 2016), warga dan petani Rembang yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Perjuangan Kendeng ( JM- PPK) Mendirikan  Tenda Perjuangan di depan Istana Negara sebagai bentuk penolakan pembangunan pabrik semen. Sebagaimana diketahui,  PT  Semen Indonesia telah melakukan penyusunan AMDAL dan dinyatakan layak pada tanggal 30 April 2012 dengan dikeluarkannya surat keputusan  Gubernur Jawa Tengah no 660.1/ 10 tahun 2012 tentang  Kelayakan Lingkungan Hidup dan rencana  penambangan dan pembangunan pabrik semen oleh PT Semen Gresik ( persero ) tbk di kabupaten Rembang Propinsi  Jawa Tengah.

Tenda berwarna biru dari Terpal tersebut berdiri dengan sederhana , tujuannya  adalah menemui Presiden Jokowi terkait dengan kasus penggusuran lahan perkebunan mereka untuk dijadikan tambang semen,  Menurut Ibu Sukinah salah satu ibu petani Rembang yang Luar biasa ini, lebih baik sakit sekarang  dari pada sakit nanti, ” yang saya dan warga Gunung  kendeng  lakukan ini adalah demi anak cucu kita kelak, memperjuangkan lahan dan perkebunan  ini demi anak cucu kelak agar bisa Gemah Ripah Loh Jinawi hidup subur dan makmur tanpa di recokin oleh orang orang yang tamak dan serakah, selain itu perjuangan kami ini untuk melestarikan alam adalah upaya untuk terus hidup dan damai.

Sahabat Marsinah FM, sahabat kaum Petani, sahabat kaum Buruh, sahabat Kaum Perempuan, sahabat Mahasiswa dan sahabat Rakyat,  kita bisa melihat bagaimana situasi di lintas sektor mempunyai persoalan  yang sama. Artinya dibutuhkan solidaritas dari masing masing sektor untuk bergerak dan berjuang bersama,  benar sekali bahwa :

Rakyat punya caranya sendiri untuk mempertahankan dan membela hak- haknya, tenda perjuangan petani Rembang  ini sudah 7 hari berdiri, semangat tetap menyala walaupun Jokowi belum mau menemuinya, harapan perubahan selalu ada dan tumbuh tempat  dimana perjuangan  dan perlawanan hidup dan harapan itu ada pada setiap rakyat yang melawan.

Salam hormat dan bangga untuk ibu- ibu petani Rembang yang terus berjuang siang  dan malam tanpa mengenal istilah LELAH.

Tenda Perjuangan Ibu Rembang, Mendapat Jawaban. Pihak Istana Bersedia Menemui

Keteguhan ibu – ibu tani Rembang terjawab setelah lebih dari 7 hari tiada jawaban dari Istana Kepresidenan yang angkuh di hadapan rakyatnya sendiri. Jokowi akhirnya bersedia menemui ibu – ibu Rembang. Tanpa perjuangan yang teguh, sang presiden tentu betah enggan menemui para ibu tani penghasil padi ini. Hari ini, Selasa, 2 Agustus 2016, para ibu Rembang menemui sang Presiden. Sebanyak 19 orang memasuki pintu istana dan menyampaikan tuntutan.

Dalam pertemuan, yang diikuti 19 orang (dari pihak warga Rembang) tersebut Jokowi menerima pengaduan warga. Secara jelas Jokowi menyatakan akan berkoordinasi dengan Menteri yang berkaitan dengan pabrik semen tersebut dan selama masa koordinasi tersebut, Jokowi menegaskan agar proses pembangunan pabrik semen DIHENTIKAN.

Berdasarkan informasi dari JM – PPK), berikut ini adalah poin – poin penting yang disepakati dan disampaikan oleh Presiden Jokowi:

1) perlu dibuat daya dukung & daya tampung peg Kendeng melalui KLHS;

2) KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis) akan dikoordinir oleh Kantor Staf Kepresidenan mengingat masalah kendeng bersifat lintas kementerian & lintas daerah (5 kabuptn, 1 prov);

3) Kemen LHK sbg ketua panitia pengarah;

4) Selama proses KLHS 1 tahun semua ijin dihentikn;

5) Menjamin terjadi proses dialog/rembugan yg sehat selama KLHS berlangsung.

Dari pernyataan Jokowi, ibu – ibu Rembang tentu tidak mau lengah. Sebagaimana sebelumnya banyak menerima janji dari para pemegang kuasa. Janji harus dikawal, janji harus ditagih.

Hormat kami bagi para pejuang! Hidup Tani! Hidup Rakyat!

 

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Tentang Kritik dan Mereka yang Dibungkam 

“Meski KUHP yang baru ini dinyatakan berlaku tiga tahun mendatang, sungguh nggak masuk akal kalau pasal pencemaran nama baik yang telah dihapus di KUHP baru, justru dipakai untuk menggugat Fatia dan Harris karena mereka berdua berani mempublikasikan hasil kajian tentang bisnis para pejabat atau purnawirawan TNI di balik bisnis tambang emas atau rencana eksploitasi wilayah Intan Jaya, Papua. Ini sih karena seorang yang berkuasa ini sedang tersinggung saja” 

Cerita Juang di Tengah Lebaran

Nama saya Ida Laela. Saya bekerja di PT. Hansae Indonesia Utama selama kurang lebih 8 tahun. Saya dikontrak selama 5 tahun, baru kemudian diangkat jadi

PERINGATI HARI HAM SEDUNIA, BURUH USUNG 9 TUNTUTAN

Aksi ini akan diikuti berbagai elemen organisasi seperti KSPI, ORI KSPSI, KPBI, (K)SBSI, SPI, Organisasi Perempuan PERCAYA, organisasi pekerja rumah tangga, miskin kota, organisasi pemuda/mahasiswa, dan berbagai elemen yang lain. Selain di Jakarta, aksi juga akan dilakukan di berbagai kabupaten/kota lain di Indonesia.

KOPERASI KITA KOPERASI BERSAMA

ex buruh PT. Makalot I.I membangun Koperasi Sejahtera  Di Tengah Himpitan Rentenir dan Bank Buruh di KBN Cakung rentan terlilit utang ke rentenir. Adalah pandangan

PHK Itu Akhirnya Kutemui Juga

Hampir 12 tahun aku bekerja di salah satu perusahaan di KBN Cakung. Dengan latar belakang pendidikan yang tidak tinggi, aku mendapatkan pekerjaan menjahit sesuai keahlianku.

Teh Pahit di Kertamanah: Menipisnya Lahan dan Ketidakpastian Hidup Buruh

Sebagai buruh borongan, penghasilan Dedi bergantung pada jumlah pucuk teh yang bisa dipetik. Dengan sistem upah per kilogram, pendapatannya semakin menurun seiring berkurangnya luas lahan yang bisa digarap. Harga pucuk teh sendiri berkisar antara Rp500 hingga Rp800 per kilogram, tergantung kualitasnya. Total sebulan, Dedi hanya memperoleh sekitar Rp2 juta. Jika lahan semakin menyusut, penghasilannya pun bisa semakin tergerus.