gambar diambil dari http://somo.nl/news-en/indian-garment-workers-face-harsh-working-conditions/image
Saya biasa bekerja berpindah-pindah tempat, dari satu perusahaan ke perusahaan lain, tapi masih di KBN Cakung. Bulan lalu, sayapun melamar di sebuah perusahaan di KBN Cakung.
Ketika saya melamar, satpam dari perusahaan itu menghampiri dan bertanya apakah saya sudah pernah berserikat dan demonstrasi. Saya kemudian bilang “Ya saya sudah pernah berserikat”. Raut muka satpam itu berubah kaget dan bertanya lagi. Ia bertanya apa serikat saya dan apakah saya masih aktif. Saya menjawab sudah tidak aktif lagi di serikat karena sudah keluar kerja. Baru kemudian, satpam menanyakan identitas seperti usia, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja.
Selanjutnya, saya menjalani tes, semacam ujian agar saya bisa diterima bekerja, dengan dikelilingi orang-orang penting, seperti manajer, personalia, kepala produksi dan pemilik perusahaan. Bisa dibayangkan, betapa gugupnya saya, namun kemudian teratasi sehingga saya bisa mengerjakan tugas dengan baik. Anggap saja, saya sudah bekerja di situ, pikir saya.
Akhirnya, saya diterima bekerja di perusahana tersebut dengan gaji Rp 2,7 juta. Alhamdulilah, saya tidak menemui pelecehan seksual di tempat kerja ini. Hingga sekarang, saya masih bekerja di perusahaan garment tersebut, dengan harapan saya bisa betah dan bertahan lebih lama.
Oleh Voni
Buruh KBN Cakung