Search
Close this search box.

Pengalaman Ikut Pelatihan Jurnalistik

Pengalaman pendidikan jurnalistik di Bogor, tepatnya di daerah Pamoyanan. Dari berangkat sampai pulang lagi ke Jakarta, banyak hal-hal yang membuat aku berkesan,terutama sekali ini adalah kali pertama aku naik kereta.

Aku sangat senang. Sesampainya disana, aku dan kawan-kawan memulai belajar pendidikan jurnalistik, dan buatku ini juga kali pertama kau mengikuti pendidikan jurnalistik. Di awal pembelajaran aku dan kawan-kawan menyaksikan pemutaran liputan tentang radio Marsinah di televisi dan keterkaitanya dengan FBLP. Radio Marsinah adalah sarana informasi dan media yang di gagas oleh kawan-kawan buruh perempuan di FBLP.

Disini, aku merasa punya keluarga baru, berada di tengah-tengah mereka, jadi aku punya semangat baru untuk lebih peduli dengan kawan-kawan buruh dan sesama. Ada juga diskusi tentang bagaimana mengembangkan radio komunitas ini, dan aku bersama teman – teman mengerjakan tugas kelompok.

Pokoknya seru banget apalagi pas mendengar kisah kawan-kawan dalam mengorganisiran.Aku dan kawan-kawan termehek-mehek,yach begitu dech banyak suka dukanya dan banyak sekali rintangan kawan-kawan dalam mengorganisir. Memang tidak mudah mempertahankan organisasi ini,tapi aku sangat salut sama kawan-kawan semua.

Setelah acara, selanjutnya kami semua berenang, ada yang memancing, terapi ikan. Sayang, aku tidak bisa berenang jadi aku lebih memilih untuk terapi ikan saja bersama yang lainya. Sampai akhirnya kami balik lagi ke Jakarta dan masih menggunakan transportasi kereta lagi.

sekian….
Jakaerta 21 Januari 2018
Darsih

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Lagi, Perusahaan di KBN Cakung Kebakaran

Sebuah pabrik garmen di Kawasan Berikat Nusantara Cakung terbakar. Lokasi pabrik berada di dekat PT Amos. Ini merupakan kejadian kedua setelah sebelumnya pabrik garmen PT

KEADILAN YANG BUTA

Oleh : Thin Koesna   Ketika berdemontrasi Tak satupun pihak pemerintah dan aparat yang membela kita Pemerintah menindas dan menjajah rakyat Rakyat sengsara hingga kini

Menilik arti kemerdekaan dari ilusi Kekerasan Simbolik

Saya memaknai langsung, bahwasannya narsisme pejabat di jalan dalam bentuk sampah visual, hingga lenggak-lenggok mereka dalam balutan baju adat berharga selangit tak lebih dari kekerasan simbolik negara yang terus-menerus mengiritasi. Kekerasan yang  tidak hanya merusak pandangan kita namun juga nurani kita. Bagaimana tidak, setiap perayaan demokrasi, direduksi menjadi ‘coblosan’. Rasanya kita dibuat mati rasa, dan mati nurani karena terus-menerus dibombardir dengan banyaknya laku narsis para calon yang mengaku akan mewakili suara kita di arena pemilihan umum.

Perempuan dan Serikat Buruh

Barisan massa aksi perempuan saat Peringatan Hari Buruh Sedunia 2013 di Jakarta.[1]/ dok lips Oleh Syarif Arifin Ada perempuan yang hendak belajar di luar, tapi harus

Berlawan di Hari Bhayangkara

*1 Juli 2013* Bertepatan dengan hari Bhayangkara, saya dilempar dari mobil komando oleh oknum intel berseragam preman. Dalam aksi menolak penangguhan upah dan menolak retribusi