Komite Politik Nasional Malut Gelar Dialog Awal Tahun 2023

Aslan Sarifudin, Kordinator Komite Politik Nasional Maluku Utara, saat diwawancarai mengatakan, dialog perdamaian ini diselenggarakan guna merespon berbagai masalah yang begitu kompleks di kawasan proyek strategis nasional industri tambang Halmahera Tengah

Komite Politik Nasional Malut ; Selenggarakan Dialog Awal Tahun 202ADAKAH.ID, TERNATE- Semenjak kehadiran industri ekstraaktif di Kabupaten Halmahera Tengah dan daerah lain di Malut, melahirkan berbagai masalah sosial yang begitu kompleks.

Perampasan ruang hidup, upah murah, kecelakaan kerja, dikriminasi tenaga kerja asing, kekerasan seksual, pemiskinan, kriminalitas, hingga kekerasan berbasis identitas.

Terkhusus kekerasan berbasis identitas, yang lahir dari ketimpangan kesejahteraan. Telah mempolarisasi kelas pekerja (buruh dan masyarakat lingkar tambang).

Kompleksitas masalah tersebut, direspon oleh Komite Politik Nasional Maluku Utara, dalam agenda dialog perdamaian yang bertajuk Perdamaian, Perjuangan Kelas Pekerja dan Demokratisasi di Kawasan Industri Tambang Halmahera Tengah. Dialog perdamaian di pandu Kawan El Dino dan diselenggarakan Senin 2 Januari 2022.

Aslan Sarifudin, Kordinator Komite Politik Nasional Maluku Utara, saat diwawancarai mengatakan, dialog perdamaian ini diselenggarakan guna merespon berbagai masalah yang begitu kompleks di kawasan proyek strategis nasional industri tambang Halmahera Tengah. (22/01/2022)

” Kami menyelenggarakan dialog perdamaian ini, untuk merespon berbagai masalah yang begitu komplesk di Halmahera Tengah. Terkhusus masalah kekerasan berbasis horizontal yang sudah berulang-ulang terjadi. Dan telah memecah belah persatuan kelas pekerja (buruh dan warga lingkar tambang)”

Kekerasan berbasis horizontal itu terjadi pada 25-26 Desember 2022 melibatkan warga Desa Lelilef Sawai dan saudara pekerja asal Maluku (Key), telah memperlihatkan kepada kita semua bagaimana kapitalisme pertambangan yang dianggap membawa kesjahteraan oleh pemerintah justru hanyalah omong kosong.

Kehadiran perusahaan tambang sebenarnya bisa membawa keaejahteraan. Tetapi penguasaan alat produksi pada segelintir orang borjuis itulah akar dari beberagai kompleksitas masalah di kawasan industri tambang Halmahera Tengah. Sehingga kesejahteraan tidak terdistribusi secara adil dan merata.

Aslan sapaan Kordinator Politik Nasional Maluku Utara menambahkan, kekerasan berbasis horizontal di kawasan industri tambang Halmahera Tengah tidak terjadi secara alami.

” Ini tidak terjadi secara alami, tetapi semacam ada perangkat yang sudah disiapkan oleh segelintir orang demi mengejar keuntungan. Dan sudah tentu punya hubungan erat dengan perusahaan tambang. Kenyataan itu bisa terlihat ketika proses penyelesaian dilakukan dengan pendekatan keamaan, serta kesepakatan resolusi konflik yang sangat rasial”.

Sangat tragis, pasalnya kekerasan berbasis horizontal tersebut telah mepolarisasi kelas pekerja dan warga lingkar tambang.

Namun fatalnya adalah banyak buruh mengalami trauma, perempuan dan anak mengalami ketakutan, buruh asal Maluku harus berhenti kerja, rasisme yang semakin menguat, dll. Dan perusahaan dan pemerintah lepas tangan.

Aslan diakhir wawancara menegaskan, kelas pekerja (buruh, warga lingkar tambang) harus bersatu, karena kita sama-sama korban dari sistem kapitalisme dan produksi rasialisme yang sistematis.

” Kami menyerukan agar kelas pekerja (buruh, warga lingkar tambang, perempuan dan pemuda mahasiswa) harus bersatu. Kita punya musuh yang sama. Yaitu sistem kapitalisme yang telah melahirkan berbagai masalah di Halmhera Tenga. Maka mari bersama berjuang mewujudkan perdamaian, kesejahteraan, keadilan, kesetaraan dan demokrasi untuk rakyat dan kelas pekerja Halmahera Tengah”

Dialog perdamaian itu diikuti tak kurang 26 organisasi. Bertempat di gedung NBCL depan kampus B Universitasi Muhammadiah Maluku Utara, Kel. Sasa Kota Ternate, dimulai pukul 17.00 WIT. (Ali Akbar Muhammad)

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Mahasiswa Yogyakarta Melawan Politik ORBA

Rabu, 04 Februari 2015, Cakrawala Mahasiswa Yogyakarta, menggelar aksi di depan UGM tepatnya Bundaran UGM. Aksi ini mengangkat tema “Melawan Politik Orde Baru”. Isu ini

Pimpinan DPR Menolak Memberikan Perlindungan Bagi PRT?

Ajeng, seorang PRT di Jakarta, mengungkapkan rasa frustrasinya, “Sudah terlalu lama kami menunggu, 20 tahun.” Ia dan para PRT lainnya merasa janji-janji pimpinan DPR hanya omong kosong tanpa aksi nyata. Aksi ini dilakukan dengan membentangkan spanduk tuntutan serta aksi teatrikal yang menggambarkan kehidupan sehari-hari para PRT.

Berserikat adalah Kunci !!!

Oleh: Jumisih Langit biru, Adalah harapan, Akan terus ada, Seperti keyakinan, Seperti nyali, Seperti konsistensi, Ini, Adalah langit sore, Di atas kawasan industri. Di kawasan

PERINGATI HARI HAM SEDUNIA, BURUH USUNG 9 TUNTUTAN

Aksi ini akan diikuti berbagai elemen organisasi seperti KSPI, ORI KSPSI, KPBI, (K)SBSI, SPI, Organisasi Perempuan PERCAYA, organisasi pekerja rumah tangga, miskin kota, organisasi pemuda/mahasiswa, dan berbagai elemen yang lain. Selain di Jakarta, aksi juga akan dilakukan di berbagai kabupaten/kota lain di Indonesia.

DI IBU KOTA

kemacetan di KBN Cakung. Putera/dok marsinahfm   Ketika malam sangatlah indah di pandangan mata Cahaya lampu warna warni berkilauan Menghiasi gedung gedung,jalanan,dan pertokoan Sungguh indah

THR Itu Hak, Hasil Perjuangan Buruh. Bukan Hadiah

Melihat ketidakadilan ini, serikat buruh terbesar saat itu, Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) yang berafiliasi dengan PKI, mulai bergerak. Mereka mengorganisir aksi mogok dan protes besar-besaran pada 13 Februari 1952 menuntut THR untuk semua pekerja

Makna Skor (skorsing) di KBN Cakung

KBN (persero) adalah kawasan milik pemerintah yang sudah berdiri kurang lebih 29 tahun, namun sejumlah pelanggaran UU Ketenagakerjaan No.13/2003 masih saja ditemukan. Terutama yang marak