Search
Close this search box.

Kekerasan Berbasis Gender Online

Kita semua tahu apa itu media sosial dan kita semua adalah pengguna sosmed, seperti FB, IG, Twitter, dll.

Salah satunya adalah aku, aku bekerja di salah satu organisasi serikat buruh dan sangat membutuhkan sosmed ini untuk menjalin hubungan dengan dunia luar atau kampanye tentang persoalan persoalan yang sedang terjadi. Aku pengguna FB.

Tapi akhir-akhir ini aku mulai merasa tidak nyaman berselancar di FB, karena ada beberapa teman di FB ku, mulai bersikap kurang ajar.

Aku merasa di lecehkan dengan seringnya dikirimi gambar atau foto -foto berbau pornografi, seperti (maaf) alat kelamin wanita dan pria. Pelakunya ini laki- laki yang mengaku dari negara timur tengah. Beberapa bulan terakhir ini bahkan mereka mengajak berhubungan badan melalu video call messanger.

Tindakannya membuat aku nggak nyaman dan geram, sangat menggangu sekali.
Satu-satunya cara untuk menghindar ya aku block orang tersebut dan memprivasi akunku, tapi nyatanya masih ada saja yang lain, karena pelakunya bukan hanya satu atau 2 orang. Banyak orang- orang yang menyalahgunakan sosmed ini. Padahal, sebenarnya sosmed adalah sarana media kita untuk menjalin hubungan persahabatan dengan orang-orang di luar sana bahkan di seluruh dunia.

Pernah aku ingin melapor ke kepolisian, tentang pelecehan seksual melalui digital, agar bisa ditindak lanjuti, tapi kuurungkan niatku, karena kejadian yang nyata saja kepolisian sering nggak respon, kalau belum si pelapor terluka atau sekarat pikirku, apalagi ini pelecehan di dunia maya.

Hal serupa juga dialami oleh salah satu temanku. Melalui WA, temanku mendapatkan teror dan ancaman dari nomor tak dikenal, ngajak ketemuan dan kalau nggak mau diancam aib hidupnya akan disebar luaskan.
Temanku coba melaporkan ke kepolisian, tapi apa yang didapat, malah dihakimi oleh aparat, “Kamunya kan belum kenapa-kenapa mba, atau mungkin kamunya aja yang memulai” Itu jawaban polisinya.

Namun akhirnya aku mendapatkan solusi, satu hari aku diundang oleh Combain KBGO ( kekerasan Berbasis Gender On-line), sebagai salah satu narsum, terkait persoalan itu, banyak ilmu yang aku dapat di acara tersebut, dan ternyata kekerasan dan pelecehan online ini bukan hanya aku yang merasakan, banyak sekali di luar sana yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual online. Padahal sosmed diciptakan untuk mempermudah menjalin persahabatan dengan seluruh dunia, tapi kenyataannya, justru banyak oknum yang menyalah gunakan, media sosialnya. Mereka beranggapan media sosial itu sarana prostitusi online.

Hal itu mengakibatkan mental dan psikis korban terganggu.Jangankan di dunia nyata, di dunia mayapun kita tidak bisa bergerak dengan leluasa.

Harapanku sosmed lebih bisa menjamin keamanan dan kenyamanan penggunanya agar bisa lebih mengekspresikan diri dengan bebas, tanpa adanya pelecehan dan kekerasan lewat online. Apalagi RUUPKS sampai sekarang belum disahkan, dan bentuk kekerasan berbasis gender online justru dihapus dari draft RUU PKS oleh anggota dewan.

 

Oleh: Anggie

Sumber gambar: Kompas.com

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Berserikat adalah Kunci !!!

Oleh: Jumisih Langit biru, Adalah harapan, Akan terus ada, Seperti keyakinan, Seperti nyali, Seperti konsistensi, Ini, Adalah langit sore, Di atas kawasan industri. Di kawasan

Sebuah Janji Bersama untuk Media Buruh

Awan gelap menggelayut di atap langit, mengiringi kehadiranmu. Kau datang lebih awal dengan sisa kelelahan di hari itu. Kau bilang esok adalah Konferensi Nasional Media

Men – Perempuan (sebuah puisi)

Oleh Upik Melayu   MeN-Perempuan Kalau aku benih – Aku tidak ingin jadi bunga. Aku akan tumbuh menjadi Sialang Raya – Pohon paling besar, kokoh

Presiden Jokowi dan Ketua DPR RI Puan Maharani, Bersuaralah!

Sudah sejak 19 tahun lalu RUU PPRT diperjuangkan di DPR RI, dan telah 2,5 tahun tertahan di meja Pimpinan DPR agar menjadi RUU Inisiatif DPR. Maka, Koalisi Sipil untuk UU PPRT di Jakarta dan di 8 kota akan mengadakan
Aksi SERENTAK RABUAN
PAYUNG DUKA SERIBU IBU PRT INDONESIA

Secuil Curahan Hati Seorang Sopir

Ratusan sopir angkotberunjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta, Jakarta,Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin Foto : VIVAnews/Muhamad Solihin Oleh Atly Serita Setiap hari ada saja cerita miris