Search
Close this search box.

Dilema Sekolah di Masa Pandemi

Sudah 3 bulan lebih anak pertamaku meningalkan kos dan belajar di rumah, karena pandemi. Pihak sekolah mengikuti anjuran pemerintah untuk menjalankan proses belajar mengajar di rumah dengan metode online.

Sayangnya, pemerintah tidak menyertakan kebijakan yang meringankan beban orang tua siswa seperti mengurangi/meringankan biaya kuota atau sekolah. Sebaliknya pemerintah malah menaikkan iuran iuran BPJS dan itu sangat membebani, apalagi di tengah pandemi.

Terkadang, kami tidak bisa membagi mana yang harus diutamakan antara kebutuhan pokok, kuota belajar /pendidikan dan kesehatan. Tak jarang, orang tua siswa menjual paket sembako untuk membeli kuota. Kadang, aku berpikir seandainya saat ini sedang berlangsung pesta demokrasi, pasti banyak yang membantu tanpa diminta. Tentu saja, dengan imbalan terpilihnya para elit itu menjadi pemegang kuasa.

Setelah sekian lama belajar di rumah, akhirnya pada 10 Agustus 2020. Sebuah hari yang sangat mengembirakan, sekaligus mengkhawatirkan. Aku gembira karena putriku sudah kembali lagi ke tempat kosnya dan aktif sekolah seperti biasa. Belajar langsung bertatap muka dengan para guru. Dalam satu minggu, putriku 4 hari sekolah yaitu pada hari Senin, Selasa, Jumat Sabtu dengan durasi 5 jam sehari. Namun, saat ini aku juga khawatir dengan situasi new normal. Apakah sudah siap atau sudah bisa dijalankan terutama buat putri semata wayang ku yang sudah aktif belajar atau sekolah normal seperti biasa. Aku selalu berpesan kepadanya supaya mengenakan masker, face shield, menggunakan hand sanitizer, membawa air minum sendiri, tidak bertukar alat tulis dan buku.

Sebagai seorang ibu atau orang tua wali, aku sangat bahagia, apalagi melihat ia sangat bersemangat, banyak tersenyum lepas, seolah menemukan sesuatu yang sangat berharga, yang telah lama menghilang.

Salam hormat setinggi – tingginya juga kusampaikan kepada para guru yang selalu memberi ilmu pengetauan kepada para siswa.

Semoga pandemi ini cepat berakhir dan vaksin virus Corona bisa segera ditemukan agar kami semua bisa beraktivitas seperti biasa.

Oleh Kasiyati

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Penangguhan Upah, Insentif Cuti Haid dan Jam Kerja

http://foto.okezone.com/view/2013/11/17/1/12100/tolak-penangguhan-upa Gubernur DKI, Ahok, memang sudah menolak penangguhan upah yang diajukan pengusaha. Namun, bukan berarti penangguhan upah tidak terjadi di lapangan. Berdasarkan pengaduan dari buruh

Posisi Buruh didalam Rantai Nilai Global

Fatimah Fildzah Izzati seorang peneliti perburuhan dalam Talkshow Union di Marsinah FM dengan tema “Buruh Dalam Rantai Nilai Global” yang membahas apa itu sebenarnya rantai nilai global serta posisi buruh dalam rantai nilai global mengungkapkan bahwa rantai nilai global memiliki banyak istilah antara lain rantai nilai pasok, rantai nilai komoditas dan masih banyak yang lain akan tetapi maknanya tetap sama. Rantai nilai global membicarakan tentang barang-barang atau komoditas yang diproduksi oleh kelas buruh diseluruh dunia dalam sebuah rantai nilai yang saling terhubung.

Ketika Perlawanan Bukan Sekedar Untuk Menang (3)

Oleh Yohana Sudarsono  Baca juga http://dev.marsinah.id/ketika-perlawanan-bukan-sekedar-untuk-menang/ dan http://dev.marsinah.id/ketika-perlawanan-bukan-sekedar-untuk-menang-2/ Melawan Sekolah Internasional Lokal   Sesudah dua tahun belajar tentang hukum ketenagakerjaan, menjadi relawan membantu kampanye kawan-kawan serikat buruh,