Search
Close this search box.

Berbagi Pendapat di Rapat Akbar Hansae 3

Oleh: Linda Utami

Biasanya, di hari Minggu, kita menghabiskan waktu untuk berlibur atau beristirahat. Namun, lain halnya dengan teman teman buruh Hansae 3, KBN Cakung. Mereka justru berkumpul menggelar rapat akbar menyikapi situasi PT. Hansae 3 yang tak kunjung pasti. Hari itu, Minggu, 7 April 2019, sekitar 150 buruh Hansae berkumpul di aula Sudinakertrans Jakarta Utara.

Setelah melakukan persiapan selama sepekan, sehari sebelum rapat akbar, pukul 18.00 WIB, seluruh kepengurusan FBLP – KPBI PT. Hansae dan PJ Line melakukan gladi resik guna mempersiapkan dengan matang kelancaran agenda rapat akbar. Dengan kekompakan yang sudah terbangun, mereka saling bantu menyiapkan rapat akbar dimana anggota bisa berbagi pendapat terkait situasi PT. Hansae 3.

Tepatnya hari Minggu, 7 April 2019, sebelum rapat akbar berlangsung, satu persatu peserta mulai berdatangan, tepat pukul 10.30 Wib acara dimulai oleh MC (Susan dan Agus)

Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan dibuka oleh ketua panitia sekaligus Wakil Ketua Hansae 3, Sri Hayati. Berikut ini sambutannya :

Assalamualaikum,

Hidup buruh, hidup perempuan, hidup buruh perempuan, dan hidup laki laki yang mau setara dengan perempuan.

Terima kasih kepada semua anggota yang sudah hadir di sini

Terima kasih buat yang sudah mendukung kami sebagai kawan juang bersama kepada:
KPBI, Perempuan Mahardhika, Basis Amos, Pelangi Mahardhika, Koperasi, Posko Pembelaan Buruh perempuan, FBTPI
Rapat akbar hari ini adalah untuk mengambil keputusan bersama merespon situasi pabrik Hansae 3.

Kami tahu, saat ini pihak perusahan sedang bermain main dengan kami. Membuat situasi kami sesama buruh hampir pecah dengan situasi antara mutasi dan PHK. dan kami sebagai buruh dan juga perempuan tentu tidak akan diam saja, kami akan terus berposisi bahwa kami sebagai pengurus serikat dan sebagai buruh Hansae 3 berhak mengetahui situasi dan kondisi di pabrik kami bekerja.

Oleh karena itu untuk mengetahui situasi dan kondisi pabrik, kita hari ini mengadakan rapat akbar agar kita di sini tidak salah mengambil keputusan

Saya sebagai ketua panitia,mengucapkan terima kasih kapada kawan kawan pengurus yang sudah bekerja keras menuju rapat akbar ini.

Terimakasih kawan kawan pengurus, tanpa kolektif kerja yang baik mustahil acara rapat akbar ini bisa berjalan

Dukungan dari kawan – kawan juang Hansae 3 beragam bentuknya ada orasi, ada puisi, ada teater dll seperti dukungan dari Pelangi Mahardhika, kawan Atul menyampaikan “situasi buruh di KBN Cakung saat ini sedang dalam masa kritis dan rentan, rentan terhadap penutupan pabrik, rentan terhadap PHK sepihak, rentan terhadap mutasi dan dampak dari kerentanan ini membuat buruh KBN Cakung mudah terpancing Emosi dan didera kegalauan, sehingga butuh solusi untuk menjawab semua kegelisaan kawan buruh ini dengan melakukan diskusi- diskusi dan yang lebih efektif adalah dengan menggelar rapat akbar seperti yang di lakukan oleh Hansae 3. Dukungan yang sama datang dari FBLP – KPBI PT. Amos I.I, kawan Linda menyampaikan bahwa sebentar lagi akan menjelang lebaran, itu artinya akan banyak buruh yang habis masa kontraknya atau diputus masa kontrak kerjanya guna menghindari THR, sehingga butuh duduk bersama untuk membahas persoalan persoalan buruh.

Selanjutnya bentuk dukungan datang dari Koperasi Sejahtera, kawan Hartini menyampaikan bahwa membangun Koperasi Sejahtera adalah upaya untuk membantu kawan – kawan agar tidak terlibat rentenir yang sudah banyak menjerat kawan – kawan buruh di KBN Cakung, dan Hartini berharap agar kawan – kawan Hansae 3 punya kesadaran dalam berjuang. Hal senada disampaikan pula oleh Thien Kusna, mantan buruh pabrik Makalot. Ia menjelaskan pengalamannya selama berjuang menuntut hak sebagai buruh harus menempuh berbagai perjuangan dan jalan yang lumayan panjang, dan akhirnya mengantarkannya kepada sebuah capaian dan keberhasilan, dan Thien Kusna akhirnya memutuskan bahwa berorganisasi itu adalah sebuah kebutuhan dan mengajak kawan – kawan Hansae untuk tetap bergandengan tangan sebagai wujud saling menguatkan. Penguatan tidak hanya datang dari Thien Kusna, Bunda Sultinah, eks buruh PT. Eunsan Aparel menyampaikan pengalamannya, bahwa benar pengusaha bisa kabur dengan sesuka hatinya dan tidak memikirkan hak buruhnya, bunda Sultinah bercerita bagaimana ia dan kawan – kawannya berjuang ketika pengusahanya kabur. Ia dan kawan – kawannya langsung sigap dengan upaya menjaga aset- aset perusahaan. Berkat kegigihannya, bunda Sultinah pun mendapatkan haknya sebagai buruh.

Pengalaman kawan – kawan mantan buruh garmen ini dibagikan kepada kawan kawan Hansae 3 sebagai upaya penguatan dan kesadaran bahwa berjuang saja belum cukup tanpa diamini oleh kesadaran. Dukungan pun berdatangan dari Perempuan Mahardhika, kawan Mutiara Ika Pratiwi mengajak agar buruh perempuan harus bebas dari bentuk kekerasan dan penindasan dengan berorganisasi dan melakukan berbagai macam pendidikan dan juga aksi, ia menyampaikan agar buruh Hansae 3 mempersiapkan diri dan memaksimalkan keterlibatannya menuju May – Day. Apalagi, dalam sejarahnya, peran buruh garmen yang mayoritas adalah perempuan sangat besar dalam perjuangan 8 jam kerja yang kini dikenal sebagai Hari Buruh Sedunia atau May Day

Rapat Akbar Hansae 3 diperkuat dan dihiasi oleh Puisi dari kawan Mus, lagu Mars Mahardhika oleh eks buruh Makalot dan Hansol. Tak lupa persembahan teater dari kawan – kawan buruh Hansae 3. Teater ini lebih tepatnya merupakan simulasi perundingan dengan tujuan agar mendorong pihak perusahaan mau berunding dan memberikan kepastian terkait situasi dan kondisi kerja pabrik Hansae 3.

Sebagai ketua umum FBLP (Federasi Buruh Lintas Pabrik), Jumisih menyampaikan rasa bangganya terhadap basis – basis FBLP, pun terhadap basis Hansae 3 yang cepat tanggap ketika mendapat kabar atau isu dari perusahan yang sifatnya ingin memecah belah buruh. Dalam orasi politiknya Jumisih menyampaikan bahwa persatuan kekuatan adalah kunci keberhasilan untuk sebuah tujuan, dan jangan berhenti lakukan perlawanan sehebat hebatnya, selain orasi politik Jumisih juga membuka ruang dialog terhadap buruh yang ingin menyampaikan keluhannya terkait isu hansae 3 antara Mutasi dan PHK.

Ada dua buruh perempuan yang bertanya kepada Jumisih

Dara (bukan nama sebenarnya) – sebagai buruh Hansae 3 berkeinginan agar pabrik Hansae tetap beroperasi dan mutasilah sebagai pilihannnya. berbeda dengan Tari (bukan nama sebenarnya) yang pilihannya memilih PHK supaya mendapatkan pesangon.

Sebagai ketua Umum, Jumisih menjawab bahwa pilihan itu bisa saja terjadi, namum harus sesuai dengar prosedur dan juga sesuai dengan Undang – Undang Ketenagakerjaan, yang saat ini harus dilakukan adalah segera tanda tangan petisi dan ajukan perundingan kepada pihak perusahaan. Jumisih juga menghimbau kepada seluruh anggotanya agar tetap satu intruksi dan jangan berjalan dengan pikirannya sendiri – sendiri, karena ketika bertindak sendiri – sendiri dan mementingkan kepentingan pribadi, di situlah persatuan terpecah. Itu lah yang dimaui pengusaha. Maka penting untuk menjaga persatuan dan kekompakan. Tanpa itu, buruh tidak punya kekuatan. Buruh PT. Hansae 3 sudah membuktikan kekompakan dan persatuan dengan menggelar rapat akbar, selanjutnya, setiap buruh PT. Hansae tidak perlu memakai tirai untuk menyembunyikan diri, buka tirai tunjukkan wajah bahwa inilah kita, siap berhadapan dengan perusahaan untuk berbicara, menyampaikan pendapat, menyampaikan tuntutan terkait hak kita. Tiada lagi yang perlu ditakutkan.

Sebagai penutup acara, di penghujung waktu, panitia Rapat Akbar, beserta segenap pengurus Federasi menyanyikan lagu Barisan Perempuan, di hadapan wajah – wajah buruh perempuan yang penuh semangat dan harap akan perubahan yang lebih baik.

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Seruan Mogok Awak Mobil Tanki Pertamina

Seruan   kepada seluruh Awak Mobil Tanki Pertamina yang ada di seluruh depot-depot Indonesia dan juga kepada seluruh gerakan rakyat : Kepada seluruh kawan-kawan AMT di

Media Belajar meneguhkan komitmen Juang.

Sekolah Buruh Perempuan, Banyak buruh perempuan kurang menyadari hak-hak sebagai buruh perempuan dan bagaimana memperjuangkan hak-hak itu. Banyak dari buruh perempuan tidak memahami apa itu

Membela Senyap

Bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia, sekitar 457 titik dari Aceh hingga Papua, memutar film Senyap atau The Look of Silence karya Joshua Oppenheimer. Senyap

Peduli Bumiku

Indonesia merupakan negara agraris yang dikenal memiliki tanah yang subur dan lautan yang luas, sehingga sumber daya alam Indonesia sangatlah kaya. Sehingga banyak negara yang

Stop Pembubaran Pemutaran Film Senyap

Kehadiran film Jagal (The Act of Killing) dan Senyap (The Look of Silence) membuat masyarakat berpaling kembali ke tragedi pelanggaran HAM 1965. Kali ini lebih

AKIBAT  BBM  NAIK

BBM  naik  buruh  bertambah  beban BBM  naik  supir  terkena  imbas BBM naik  semua  kalangan  terkena  dampaknya BBM  naik  seluruh  rakyat  pasti  menjerit   Jaman  sekarang