sumber gambar: http://studentblog.law.wvu.edu/blog/2014/9/11/west-virginia-legislation-pregnant-workers
Oleh Lami
Menikah = Jalan Keluar ?
Sebelum aku menikah dan menjadi ibu, aku adalah buruh muda yang bekerja di pabrik dengan sejuta harapan. Membantu orang tua di kampung dan bertahan hidup sendiri di kota. Tapi dari upah hasil kerjaku, aku hanya merasa sedikit terbantu kebutuhan hidup. Ditambah lagi status kerjaku kontrak, yang setiap menjelang hari raya tiba, dihantui PHK massal.
Lalu, aku memutuskan untuk menikah sebagai jalan keluar menyelesaikan persoalanku. Jika sewaktu-waktu aku diPHK, aku bisa bergantung dan berharap pada suami.
Setahun sudah pernikahanku,tapi aku masih belum siap untuk mengandung. Karena tuntutan suami aku harus hamil, yang kadang sempat tidak aku pedulikan hingga akhirnya aku hamil. Itu pun baru aku ketahui, ketika kandunganku berusia 2 bulan. Hanya saja lelah dan letih semakin tak terperi rasanya. Mungkin, pikirku karena terlalu sering lembur malam di pabrik.
Hamil Sambil Bekerja
Kehamilanku baru aku sadari pagi itu, ketika aku masuk kerja di pabrik. Saat bekerja, tiba-tiba aku merasa mual, pusing mukaku pucat dan gemetar. Pikirku, mungkin karena bagian kerjaku harus berdiri. Temen-temen kemudian memapahku dan diantarkan di ruang kelinik. Baru setelah pulang kerja aku periksa ke bidan. Setelah diperiksa, aku positif hamil,bukannya senang aku menjadi ibu, tapi hatiku sedih. Banyak pikiran bergelayut dalam lamunan, aku hanya merasa belum siap dan sanggup membesarkan anakku dengan upah rendah. Sedangkan, kerja di pabrik waktunya sangat sempit. Bagaimana aku menyusui, memberi kasih sayang yang lebih pada anakku.
Aku bekerja berdiri seperti biasa di tempat kerjaku ,setelah kandunganku berjalan ke bulan 4, aku dipindah bagian ke bagian khusus buruh perempuan hamil. Semuanya, buruh bagian finising yang kehamilannya menginjak 4 bulan. Kami disuruh memotong lap sambil duduk di bangku . Lalu aku memesan bangku kayu dan membayar uang ke bagian umum. Satu meja itu semuanya ibu-ibu hamil,kadang kita berbagi makanan,mangga, blimbing sayur, untuk mengurangi mual dan pusing.
Aku mengalami sebagai buruh bekerja di pabrik dengan keadaan hamil muda, dengan ngidam yang parah. Sangatlah melelahkan, apalagi kalau pabriknya akan kedatangan buyer, semua buruh harus siaga menjawab pertanyaan buyer dengan jawaban yang indah-indah. Waktu itu aku dan buruh lain yang lagi ngidam parah saat buyer datang, semua ruangan bagian harus dibersihkan. Ketika itu, aku di ruangan tempat cuci baju, aku tergeletak lemas di box tempat pakaian yang kotor. Tiba-tiba temanku melihat pengawas akan memasuki ruangan cuci, temanku langsung mengambil kardus kosong yang besar dan menutupi aku yang tergletak di box. Begitu juga yang dialami buruh lain, yang keadaan hamil muda sampai tertidur di kolong meja. Mereka ditutupi dengan kain bahan yang sudah tidak terpakai, kadang ada yang mencuri istirahat di tengah-tengah tumpukan karung.
Saat hamil, dari bulan pertama hingga menginjak bulan ke 7 kehamilanku, Aku upayakan berolahraga dengan cara berangkat dan pulang kerja, jalan kaki. Pikirku, sekalian mengurangi biaya transportasi. Apa lagi kerja di pabrik saat musim hujan. Susah sekali mencari teduh saat istirahat makan, juga waktu pulang kita harus berebut plastik besar di pabrik buat pengganti payung.
Saat kehamilanku hampir menginjak bulan ke 9, aku meminta surat bidan untuk mengajukan cuti melahirkan ke bagian ADM. Aku rasa itu cukup, tapi aku diantar naik ke atas untuk menemui pimpinan perusahaan, hanya untuk melihat perutku yang besar sebagai bukti aku benar-banar hamil dan meminta cuti.
Rasanya sedih saat berpamitan dengan teman-teman. Aku meminta doa supaya di lancarkan kelahiranku. Pesan dan doa dari mereka, aku ingat di sepanjang jalan dari pabrik ke kontrakan. Dengan rasa lelah dan letih aku menunggu kelahiranku
Lahirnya Sang Jabang Bayi
Tanggal 12 januari 2008 jam 10 malam telah lahir bayi laki-laki,bayi yang ku kandung dengan resah. Bayiku sejak dalam kandungan yang lebih banyak menghirup udara pabrik, mendengarkan suara deru mesin pabrik,dan makan nasi bungkus dari pabrik. Peristiwa terindah yang aku alami malam itu bertaruh nyawa,demi makhluk Tuhan yang dititipkan di goa garbaku untuk lahir ke dunia dengan selamat.