Mengenal dan Menjadi Relawan Posko Pembelaan Buruh Perempuan

Dena, sebelah kanan

Sudah 21 tahun saya bekerja sebagai buruh di Jakarta Utara. Semula di KBN (Kawasan Berikat Nusantara) Priok dan pindah ke KBN Cakung pada 2003. Saya sudah mengenal serikat buruh sejak lama, sejak 1997. Ketika itu, serikat saya SPSI.

Berbeda dengan serikat saya di KBN Cakung, Di PT sekarang saya bekerja serikat kerjanya FBLP (Federasi Buruh Lintas Pabrik). SPSI berbeda dengan FBLP . Kalau di SPSI, tidak ada pendidikan untuk buruh, juga tidak ada rapat kerja dan tidak pernah turun aksi. Tapi, tidak ada persoalan pembelaan terhadap buruh perempuan di sana.  Kalau di FBLP, saya mendapatkan semuanya.

Pada 2010, di KBN Cakung ada demo massal yang sangat heboh oleh serikat itu. Ternyata, FBLP juga mendorong berdirinya Posko Pembelaan Buruh Perempuan di KBN Cakung.

Untuk relawan posko, saya mengenal dari temen FBLP saya Siti Komariah yang lebih dahulu masuk relawan posko dengan coordinator Sultinah. Kami bertemu ketika pada 2016 ia bekerja di PT Amos. Pada 2017, perempuan yang akrab dipanggil Kokom itu memperkenalkan tentang Posko Pembelaan Buruh Perempuan.  “Mau jadi relawan posko gak?” ujarnya ketika mengajak saya pada itu.

Pada saat itu saya bingung, apa itu relawan posko. Kokom menjelaskan relawan posko bekerja menolong para karyawan di KBN Cakung yang punya masalah dengan pelecehan seksual yang dia alami di tempat kerja. Pada saat itu, saya tertarik dan sayapun menjadi relawan Posko juga.

Sayapun tertarik karena belum pernah terjun menangani kasus buruh perempuan.  Pada September 2018, ia menceritakan lebih lanjut pengalaman menjadi relawan posko.

Saya bertanya pada Kokom suka dukanya dia menjadi relawan posko setelah satu tahun berjalan. Kokom bercerita kalau sukanya menjadi relawan posko dia bisa mendapatkan pendidikan, pengalaman , dan ilmu dari pendidikan tentang menangani kasus . Dia Senang kalau kasus yang ditangani berhasil. “Saya menolong kasus KDRT, teman di KBN Cakung yang ditarik oleh suami di depan PT,” katanya. Kokom mengajak korban berlindung di Posko.  Ia mengajak temannya ke posko pembelaan buruh perempuan untuk bisa bicara menyelesaikan masalah temannya itu.

Sedangkan dukanya, di saat ia menjalankan tugas sebagai relawan posko, jadwalnya berbenturan dengan pekerjaannya sehari-hari. Selain itu, ia juga sedih kalau dia ikut pendidikan mesti meninggalkan keluarga. Saya bertanya, “Kalau pendidikan begini dan jauh dari anak, apa yang kamu lakukan?” Kokom bilang dia bisa wa atau video call dengan anak-anaknya.

Harapan saya para relawan posko ke depannya bisa lebih terjun ke dalam KBN serta bisa menangani kasus-kasus yang ada di dalam berbagai perusahaan. Sebab, saya lihat banyak sekali kasus tentang pelecehan seksual yang belum tuntas.

ditulis oleh Dena 

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Barisan Buruh Perempuan Mengejar Kemerdekaan

Mengejar Kemerdekaan/dok. Maxie Pidato Oleh Mutiara Ika Pratiwi (Perempuan Mahardhika)   Kami bukan lagi sekadar melahirkan calon prajurit, Tapi kami sendiri adalah prajurit Bukan sekadar

Berkirim Karya

Bantu Marsinah FM menjadi media buruh perempuan dengan berkirim karya. Ini dia syarat dan ketentuannya: 1. Semua tulisan, video dan audio yang diterbitkan di dev.marsinah.id

Puluhan Buruh PT Graha Fortuna Purnama Gelar Aksi di Jakarta, Tuntut Keadilan atas PHK Sepihak

Ketua SBB-FSBKU-KSN, Endang Muhidin, yang telah bekerja selama 40 tahun di PT GFP, menyatakan kekecewaannya terhadap perusahaan. Meskipun telah bekerja selama puluhan tahun, para buruh hanya diberikan pesangon sebesar Rp25 juta, jauh di bawah ketentuan Undang-undang. “Lebih dari separuh usia kami dihabiskan untuk membesarkan perusahaan ini, tetapi kami dibuang begitu saja dengan alasan rugi,” ujar Endang dengan nada kecewa.

Pernyataan sikap GEBRAK

Draft Press Release Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) Pasca Putusan UU Cipta Kerja, Formula Penetapan Upah Minimum 2022 Inkonstitusional Jakarta, 26 November 2021 – Aliansi