Melawan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja

Namaku Dewi, usiaku 29 tahun, aku penduduk asli Jakarta. Aku tinggal bersama orang tuaku di daerah ujung menteng, Jakarta Timur. Aku seorang buruh di sebuah pabrik garmen di Kawasan Berikat Nusantara (KBN).Sebut saja namanya PT. Hansae Indonesia Utama. Oktober 2018 ini genap 3 tahun sudah aku brkerja di PT Hansae sebagai operator sewing. Aku seorang single parent dengan 1 orang putra.

Jarak dari rumah ke PT Hansae kurang lebih sekitar 30 menit, aku tempuh dengan sepeda motor. Aku senang berkerja di PT. Hansae selain punya banyak teman, aku juga bisa membantu keuangan orang tua dan anakku untuk kebutuhan sehari – hari dan selain itu, PT. Hansae juga termasuk perusahaan besar dengan berbagai macam departemen seperti gudang, cutting, barisan mesin, operator di bagian sewing, ironing , packing, finishing  dan bagian kantor. Aku merasa nyaman bekerja di PT. Hansae. Hingga suatu hari kenyamanan kerjaku terusik dengan kehadiran bapak personalia.

Pagi itu, tidak biasanya masuk ke line bagian operator sewing. Kawanku yang sama – sama operator di depan ku bertanya “Tumben pak keliling ?” si bapak menjawab “Iya, lagi cari janda”. Kawan saya menjawab kembali “Ini pak di belakang saya janda ” ujarnya. Aku kaget karena posisi aku di belakang kawanku. Tiba – tiba saja si bapak menghampiriku dan berbisik “Kuat berapa ronda?” Aku berbalik bertanya “Emang bapak punya duit berapa berani tanya saya kaya gitu?” Si bapak pun pergi, dalam hati aku merasa sangat kesal.

Tidak hanya itu beberapa hari kemudian kejadian itu pun terulang kembali, saat itu mesinku rusak, aku memanggil mekanik, si mekanik pun datang dan bertanya “Apanya yang rusak?” aku menunjukkan bagian yang rusak tapi si mekanik menyenggolkan siku tangannya mengenai panyudara, aku kaget aku bilang “Jangan gitu dong mas?” Si mekanik menjawab “Lah situ yang dekat – dekat aku” katanya. ” Loh tadi mas tanya apanya yang rusak” jawabku

Kejadian – kejadian itu membuat aku merasa tidak nyaman hingga suatu hari saya bergabung di serikat FBLP pada Mei 2018 .

Sebenarnya di tahun 2016 aku sempat masuk di organisasi FBLP tapi hanya sebagai anggota koperasi dan setelah itu aku nonaktif.

Baru tahun ini 2018, aku mulai aktif kembali, dengan mengikuti semua pendidikan di FBLP aku jadi tahu kalau yang dilakukan bapak personalia dan mekanik itu adalah pelecehan seksual dan setelah itu tidak ada lagi yang melakukan pelecehan terhadap aku.

Harapanku seluruh buruh perempuan KBN bisa menjadi anggota FBLP agar mengerti tentang apa itu pelecahan seksual sehingga tidak menjadi korban dan berani melawan ketika dilecehkan

by: rosse

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Penegakan Hukum Masih Jadi Bualan

Titi Puspiati adalah salah satu buruh garmen yang menjadi korban lemahnya Pengawasan Suku Dinas Tenaga Kerja, berikut buruknya sistem manajemen perusahaan yang tidak mengindahkan penegakan

Perempuan Pembela Kendeng, Rembang

Ayo berikan solidaritasmu, serentak di 27 Maret 2015 “Bagaimana menghadapi aparat yang terus melakukan intimidasi dan diskriminasi ? aparat yang seharusnya melindungi tapi justru berbelok

Pameran Foto HUT ke-30 AJI: Potret Dampak Negatif Proyek Strategis Nasional (PSN)

Foto-foto yang dipamerkan merupakan hasil liputan mendalam dari tiga daerah, yaitu Kalimantan Timur, Maluku Utara, dan Jawa Barat. Salah satu karya yang menarik perhatian adalah milik Kartika Anwar berjudul ‘Proyek IKN Dikebut, Warga Pemaluan Krisis Air Bersih’, yang menggambarkan sulitnya akses air bersih bagi warga di sekitar proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru.

Hari Valentine; KP FMK Palu Gelar Demonstrasi

Aksi KP-FMK kota palu (SEMAD,NORMA RAE,KAPAK,LOGOS,SMK). Merespon Valentine Day 14 Februari 2016, Minggu pagi pukul 07.00 wita,  KP-FMK kota Palu menyelenggarakan aksi damai merespon hari