Dongeng Perempuan

gambar diambil dari http://www.deviantart.com/tag/sundelbolong

Ini dongeng bukan sembarang dongeng. Karena dongeng ini selalu ada, selalu hidup, di setiap jaman. Padahal.. kalian tahu,  ini dongeng tentang orang mati. Ya, tentang perempuan yang sudah mati.. mati.. ti..ti.. hi.. hi.. hi…  Kenalkan nama saya Sundel Bolong. Kalau di FB, nama saya Sunbol.. hi.. hi..

Saya tahu, nama Sundel Bolong mungkin kalian kenal tanpa ada baik, semua buruk, semua menakutkan. Padahal kalian lihat sendiri, kecantikanku melebihi purnama.. hi.. hi.. hi..

Dongeng sekarang ini, saya maksudkan bukan untuk membuat ketakutan dari dunia kematian. Sebab dongeng ini bukan tentang orang mati. Dongeng saya ini tentang orang hidup. Dongeng ini tentang Sundel Bolong untuk orang hidup, dan tentang kehidupan. Hi..hi..hi.. lucu ya?

Kalian tahu, Sundel Bolong saat hidup adalah perempuan pada umumnya. Perempuan yang hanya tahu bahwa hidup untuk menunaikan tugas, mengerjakan tugas sebaik-baiknya, dari bangun tidur hingga tidur lagi. Perempuan pada umumnya, tanpa lupa menutup tubuh dari pandangan liar, tanpa lupa menjaga sopan santun masyarakat, bahkan Sundel Bolong tidak menantang terbuka pada pemilik kuasa.

Ah.. kalian tahu apa yang terjadi pada perempuan muda yang santun itu? Nyatanya, bukan kemuliaan yang didapatnya, bukan penghormatan sebagai manusia sepenuhnya, apalagi mendapat ruang untuk memajang nama sebagai pahlawan, bukan, bukan!

Saya harus nangis, maaf.. Perempuan muda yang telah berupaya menjalankan norma itu, akhirnya diperkosa.. Iya, Sundel Bolong saat hidupnya jadi korban perkosaan, lalu hamil, lalu kehilangan harapan, merasa dihinakan, dan terpaksa bunuh diri. Mereka yang hidup mengambil sang bayi dari punggung Sundel Bolong yang telah mati. Akhirnya bayi itu juga mati. Ibu muda dan bayinya sama-sama mati.. mati.. mati!!

A..pa..kah.. kalian dengar kisah tentang sang pemerkosa? Kisah keluarga yang murung ditinggal mati? Kisah keadilan yang tidak sanggup ditanggung masyarakat? Tidak! Tidak! Sundel Bolong hanyalah kisah hantu perempuan penggangu. Sundel Bolong hanyalah kisah perempuan kalah. Iya kan? Begitu kan, yang kalian tahu? Sedih.. ih.. ih.. hi.. hi.. hi..

Inilah dongengku hi.. hi.. hi.. Percuma kalian sedih atau tertawa, kalau juga berhenti semata jadi perempuan santun tanpa berani. Sebab perempuan tanpa berani hanya akan mati. Setelah mati bukan juga jadi pahlawan. Perempuan  mati tanpa berani hanya akan jadi dongeng hantu gentayangan.. hi.. hi.. hi..

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Bunyikan Peluit Tanda Bahaya; Sahkan RUU P-KS

Mutiara Ika Pratiwi dari Perempuan Mahardhika menyatakan gerakan masyarakat sipil akan menggelar Pawai Akbar Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual pada 8 Desember 2018. RUU P-KS

Dari Angka Menjadi Suara

Dari Angka Menjadi Suara Berangkat dari Konferensi Perempuan Jakarta bertajuk “Melawan dan Bebas Kekerasan Seksual” yang digagas oleh Perempuan Mahardhika pada 19 Oktober 2013, semangat

Pengalaman Ikut Pelatihan Jurnalistik

Pengalaman pendidikan jurnalistik di Bogor, tepatnya di daerah Pamoyanan. Dari berangkat sampai pulang lagi ke Jakarta, banyak hal-hal yang membuat aku berkesan,terutama sekali ini adalah

Sebuah Janji Bersama untuk Media Buruh

Awan gelap menggelayut di atap langit, mengiringi kehadiranmu. Kau datang lebih awal dengan sisa kelelahan di hari itu. Kau bilang esok adalah Konferensi Nasional Media

Suara Buruh Edisi 30 November 2015

Suara Buruh Edisi 30 November mengupas tentang KPP  (Konferensi Perempuan Pekerja) II yang diadakan 29 November 2015 Facebook Comments Box

Ratusan petani Batang mengarak Obor keliling desa

Ratusan Obor Marsinah Menyala di Batang

Jarum jam sudah menunjuk pukul 19.00 WIB (7 malam), hari Jumat, 3 Mei 2014, kala rombongan Obor Marsinah memasuki Omah Tani, Batang, bersama rombongan konvoi