Disanjung Tidak Terbang, Dicaci Tidak Jatuh

Marsinahfm, Jakarta – Selain lincah dalam meramu perlawanan dijalanan, pegiat serikat buruh dituntut untuk mampu berunding dengan elegan di hadapan pengusaha, birokrasi, atau bahkan preman. Keterampilan ini membutuhkan kemampuan oleh bahasa, tubuh, dan penampilan dari para pegiat serikat buruh.

Ketua Umum Federasi Buruh Lintas Pabrik (FBLP) Jumisih mengatakan para pegiat yang muncul ke hadapan publik ini disebut sebagai orang legal. Orang legal ini bisa menjadi juru bicara, perunding, atau perwakilan dalam audiensi. “Tampak di publik. Biasanya dijalankan oleh ketua. Tugasnya berunding, bertemu perwakilan perusahaan, birokrasi, preman,” ujarnya dalam pelatihan pada Sabtu, 5 Agustus 2017 di Jakarta.

Jumisih menyebutkan bertemu secara resmi dengan orang-orang dari perwakilan berbagai institusi tersebut membutuhkan keterampilan tersendiri. Ini biasanya akan muncul seiring dengan jam terbang. “Jangan takut dengan mereka, sama-sama manusia,” usulnya.

Selaini itu, ia memberi pesan pada peserta pelatihan untuk sabar ketika berperan sebagai orang legal. Ini karena sebuah perundingan tidak lantas berjalan mulus. Kerap pihak yang diajak berunding tidak langsung menyetujui, menunda-nunda, atau bahkan menolak.

Selain itu, menjadi orang legal juga membutuhkan kekuatan untuk tetap stabil. “Disanjung tidak terbang, dicaci tidak jatuh,” ujarnya mengutip status whatsapp kawan. Ini karena muncul di depan publik mewakili serikat beresiko mendapatkan sogokan atau intimidasi. “Biasanya orang legal mendapatkan intimidasi pertama kali. Dicegat preman di jalan. Di-sms dari orang-orang yang tidak kita kenal berupa teror, Atau, bahkan sogokan, sogokan jabatan, uang, atau apapun,” sebutnya.

Selain teori, para pegiat serikat FBLP itu juga turun dalam simulasi. Mereka berlatih seolah-olah bertemu dengan pejabat negara dan perwakilan kawasan industri. Dengan begitu, para peserta siap ketika nanti terjun untuk berunding.

Peserta pelatihan menganggap pelatihan itu cukup berguna. Kokom contohnya, ia berperan menjadi perwakilan manajemen dalam pelatihan negosiasi. “Itu tantangan. Aku yang orangnya suka ceplas-ceplos, jadi mempelajari karakter,” kisahnya. Sementara, perserta pelatihan lainnya, Kessy, menganggap simulasi mendorong munculnya keberanian. (gur)

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Sebuah Janji Bersama untuk Media Buruh

Awan gelap menggelayut di atap langit, mengiringi kehadiranmu. Kau datang lebih awal dengan sisa kelelahan di hari itu. Kau bilang esok adalah Konferensi Nasional Media

6 Rekomendasi UU KIA Dari JMS untuk Kebijakan Adil Gender

Di sisi lain, pengecualian kewajiban bagi ibu yang tidak bisa untuk memberikan ASI eksklusif hanya diperkenankan untuk alasan medis, tidak mempertimbangkan alasan non-medis, misalnya kondisi fisik selain alasan medis atau kondisi psikologis yang membuat seorang perempuan tidak mampu memberikan ASI eksklusif. Hal itu dibenarkan oleh Nanda Dwinta dari Yayasan Kesehatan Perempuan (YKP), bahwa terdapat ragam peran perempuan dalam menjalankan fungsi ibu dengan kesulitan yang berbeda.

Union

‘UNION’ berupa talkshow interaktif tentang aktivitas berkumpul dan berorganisasi. Hari Minggu tiap minggu II dan IV, jam 7 malam – 8 malam, dipandu oleh Bro

Buruh Kutuk Serangan Terorisme di Jawa Timur

Siaran Pers Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia, 14 Mei 2018 Buruh Indonesia mengutuk keras rentetan tindakan terorisme yang terjadi belakangan ini. Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI)