Search
Close this search box.

DI IBU KOTA

kemacetan di KBN Cakung. Putera/dok marsinahfm

 

Ketika malam sangatlah indah di pandangan mata

Cahaya lampu warna warni berkilauan

Menghiasi gedung gedung,jalanan,dan pertokoan

Sungguh indah memang kelihatannya

Sepanjang  aku berada dalam perjalanan

Itulah pemandangan ibu kota di malam hari

 

Ya,aku juga melihat pemandangan sebaliknya

Panas terik dan membisingkan telinga

Padat sesak dihiasi asap dan debu yang merusak paru dan mata

Penuh antrian kendaraan di sepanjang jalan jalan raya

Yang tak pernah bisa kita hindari situasi kemacetan ini

Beginilah yang mengiringi aktivitas sehari hari

 

Inilah yang selalu mengiringi di setiap perjalanan

Tak pernah berubah di sepanjang waktu

Sering ku dengar setiap pengguna jalan mengeluh

Tetapi tak pernah ada solusi untuk mengurangi polusi

Tak ada siasat untuk menghindar dari macet

 

Atin

 

 

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Membela Senyap

Bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia, sekitar 457 titik dari Aceh hingga Papua, memutar film Senyap atau The Look of Silence karya Joshua Oppenheimer. Senyap

Mengenal Paralegal dan Fungsinya

Mengenal Paralegal dan Fungsinya   Bagi masyarakat awam, mungkin istilah Paralegal masih asing di telinga. Berbeda dengan istilah pengacara yang lebih dikenal. Karena itu saya

KERJA PAKSA BURUH PEREMPUAN

Hal yang kongkret terjadi terhadap buruh di KBN saat ini adalah sistem kerja paksa. Apakah sistem kerja Paksa itu yaitu sistem kerja yang bertentangan dengan

Jalan Panjang (Buruh) Melawan Korupsi

Oleh Khamid Istakhori Kemarin, kami melakukan aksi (kecil) di Bundaran Mega M, Karawang. Sebuah aksi “dadakan” yang diniatkan sebagai upaya merespon berbagai keruwetan pemberantasan korupsi,

Menilik arti kemerdekaan dari ilusi Kekerasan Simbolik

Saya memaknai langsung, bahwasannya narsisme pejabat di jalan dalam bentuk sampah visual, hingga lenggak-lenggok mereka dalam balutan baju adat berharga selangit tak lebih dari kekerasan simbolik negara yang terus-menerus mengiritasi. Kekerasan yang  tidak hanya merusak pandangan kita namun juga nurani kita. Bagaimana tidak, setiap perayaan demokrasi, direduksi menjadi ‘coblosan’. Rasanya kita dibuat mati rasa, dan mati nurani karena terus-menerus dibombardir dengan banyaknya laku narsis para calon yang mengaku akan mewakili suara kita di arena pemilihan umum.