Search
Close this search box.

Cerita Duka di Balik Imlek

http://gambar.web.id/religius/gambar-imlek-banner.html

Aku Jumisih, 11 tahun lalu adalah juga seorang buruh pabrik garment, PT ELAINE nama pabrikku di KBN Cakung. Satu-satunya pabrik yang memproduksi gaun Pengantin, export ke negeri-negeri Barat dengan harga selangit.

Setiap hari memproduksi gaun pengantin ribuan, sangat indah.Tapi upah kita sebulan,  tak sanggup membeli 1 gaun pengantin yang kami produksi.

Situasi kerja sangat keras, dulu memang belum ada sistem kerja kontrak seperti sekarang, tapi upah kami menjadi sasaran untuk dipotong jika mote-mote hilang. Kami tak dapat cuti haid, tak dapat cuti tahunan, THR pun dipotong. Juga kekerasan verbal para atasan, menjadi cambuk setiap saat untuk menekan buruh supaya kerja lebih cepat dan tidak boleh salah. Karena Wedding Dress –kualitas harus betul-betul sempurna.

Pernah kejadian, gaun pengantinnya kena Lipstik salah satu temanku, bukan main marahnya atasan kami.

Situasi itu mendorongku dan kawan-kawanku demo, ya demo spontan, lalu demo terorganisir, dan lalu demo kita berhasil. Akhirnya, berhasil membangun serikat. Akupun menjadi salah satu  pengurus.

Hingga kini, aku tetap aktif di serikat buruh, meskipun dengan nama Serikat yang berbeda, yaitu FBLP.

11 tahun lalu, aku ditinggal kabur pengusahaku ke Taiwan, kami diliburkan 9 hari, karena pengusahaku merayakan IMLEK. Tapi, hingga kami masuk kembali bekerja, pengusahaku tak datang, hingga tak terbayarkan upahku dan teman-temanku. Kamipun tak dapat pesangon, cuma mesin-mesin dan ribuan gaun pengantin yang tertinggal yang kemudian kita lelang untuk pesangon kami.

IMLEK menjadi sejarah duka untuk diriku, hingga kini, karena Pemerintah tidak bertanggung jawab atas kasusku, juga KBN tidak bertanggung jawab. Kekuatan buruhlah yang sanggup melindungi diri kami sendiri.

 

Oleh

Jumisih-ketua umum FBLP

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Sujatin, Penggagas Kongres Perempuan Indonesia

Sujatin, Penggagas Kongres Perempuan Indonesia Desember 27, 2013 by marsinahfm PEREMPUAN PELITA EDISI 26 Desember 2013 Salam setara sahabat marsinah, jumpa lagi bersama saya, Memey dalam

Jaringan Masyarakat Sipil untuk Kebijakan Adil Gender: “Puan Jangan Menyandera Sarinah, Sahkan RUU PPRT”

“Diskriminasi dan kekerasan terhadap pekerja rumah tangga masih banyak terjadi. Satu korban terlalu banyak, jangan menunggu korban-korban berjatuhan baru merasa penting untuk membuat aturan. Maka, diperlukan segera aturan untuk pelindungan dan jaminan pemenuhan hak-hak dasar pekerja rumah tangga, kesejahteraan, serta pendidikan dan pelatihan kerja bagi pekerja rumah tangga. Termasuk aturan bagi pemberi kerja untuk keseimbangan hak dan kewajiban dalam hubungan kerja antara pekerja rumah tangga dan pemberi kerja. Sahkan RUU PRT sekarang juga!” desak Afrintina dari Perkumpulan Damar.

Polemik Tunjangan Hari Raya: Masalah Tahunan yang Terus Berulang

Nisa (buruh sekaligus Pengurus Basis FSBPI PT. Wahyu Bina Mulia di makassar yang bergerak dalam industri pengolahan ikan laut) menceritakan kondisi pada saat ini di perusahaannya terkait Tunjangan Hari Raya. Nisa mengatakan bahwasanya perusahaan tempat ia bekerja setiap tahunnya memberikan Tunjangan Hari Raya akan tetapi Tunjangan Hari Raya yang diberikan perusahaan tempat ia bekerja tersebut hanya berupa “bingkisan” senilai Rp 1.000.000

Iuran Anggota Bagi Serikat Pekerja

Oleh Redaksi  Iuran Anggota Bagi Serikat Pekerja Akhir – akhir ini, di media sosial beredar meme dan olok – olok terkait iuran serikat pekerja yang

USIR TENAGA KERJA INDONESIA!

ilustrasi, buruh dililit banyak masalah. – Khamid  Oleh Khamid Isthakori -Sebuah Surat Kepada Djoehana, Di Malaysia- Djoe yang baik, apa kabar? Semoga kabar baik, sembari