Search
Close this search box.

Desak Pengesahan RUU PPRT, 15.000 PRT Lancarkan Aksi Puasa

Jakarta – 15 Februari 2023, di tengah hari yang gerimis, puluhan Pekerja Rumah Tangga yan tergabung dalam Jala PRT dan Sapu Lidi PRT, membentangkan serbet raksasa di depan gedung DPR/MPR. Basahnya hujan, gerak angin yang mengencang tak membuat mereka gentar. Semangat yang membara memberi nuansa hangatnya solidaritas. Hari itu, bukan hari biasa, setidaknya bagi Pekerja Rumah Tangga (PRT), mereka mengenangnya sebagai Hari PRT Nasional. Sebuah hari yang istimewa sekaligus pilu, mengingat hari itu tercipta dari sebuah peristiwa yang tragis. Tentang seorang bernama Sunarsih yang tewas akibat siksaan lapar dan aniaya oleh majikan, 22 tahun silam, di Surabaya.

Pasalnya, peristiwa tragis serupa tak kunjung berhenti seolah dunia serempak memusuhi PRT. Tentu bukan sebuah takdir, melainkan kekerasan sistematis yang mengakar dalam sistem struktur ekonomi politik sosial masyarakat yang eksploitatif, sarat kekerasan dan diskriminatif. Perbudakan PRT tak pernah berhenti, meski dunia sudah bergerak maju dan sering membanggakan modernitas.

Namun, kemajuan peradaban selalu mensyaratkan perubahan yang digerakkan oleh mereka yang berani. Demikianlah puluhan PRT ini menyatakan dirinya sebagai pemberani dengan tanpa lelah menuntut pengesahan RUU PPRT (Perlindungan Pekerja Rumah Tangga) nyaris 2 dekade. Sebuah konsistensi yang patut diapresiasi dibanding pidato Presiden Jokowi yang baru periode ke dua berkuasa, akhirnya memberi statement supaya RUU PPRT segera disahkan. Betapa susahnya menagih janji negara untuk menjamin perlindungan bagi warga negara. Ini bukan semata keengganan pemegang kebijakan, lebih jauh lagi, ini adalah tentang tipisnya perspektif dan keberpihakan negara kepada rakyat. Sehingga, tidak ada pilihan lain, kecuali terus mendesak dan memaksa negara untuk berpihak pada rakyat yang nir daya tawar.

Aksi Pekerja Rumah Tangga di delapan kota hari ini (Jakarta, Medan, Madura, Surabaya, Semarang, Lampung, Tangerang Bandung), yang telah digagas menjadi aksi Rabuan, dari bentang serbet raksasa hingga aksi puasa, adalah valid. Mengingat, parlemen dan pemerintah Indonesia sedemikian bebal untuk berpihak pada rakyatnya sendiri. Setidaknya hal itu tercermin dari penundaan pengesahan RUU PPRT hampir dua dekade. Beberapa catatan kekerasan terhadap PRT bahkan juga dilakukan oleh anggota parlemen maupun pejabat publik, seperti yang pernah dilakukan Ivan Haz pada tahun 2015 silam.

“Kami meminta DPR supaya tidak menunda pengesahan RUU PPRT, kami meminta penjelasan bu Puan kenapa masih menunda pengesahan RUU PPRT dan tidak mencari alasan lain lagi” Ucap Yuni, salah seorang PRT yang juga aktivis Sapu Lidi PRT

Menurut Lita Anggraini, Koordinator Nasional Jala PRT, 1 hari penundaaan pengesahan RUU PPRT sama dengan membiarkan puluhan PRT korban berjatuhan dan hidup dalam kemiskinan yang berkelanjutan.

Data JALA PRT di tahun 2023, bahwa 2641 kasus, 79% mereka tidak bisa menyampaikan situasi kekerasan karena akses komunikasi yang ditutup hingga mulai meningkat intensitas kekerasan dan berujung pada situasi korban yang fatal.

“Hari ini kita aksi serbet raksasa mengenang Sunarsih yang meninggal pada Februari, 22 tahun lalu dan muncul terus Sunarsih yang lain, Itu menandakan negara tidak pernah hadir padahal sudah 20 tahun kami mengajukan RUU PPRT supaya disahkan. Bahkan, meski Presiden Jokowi sudah memberi statemen supaya RUU PPRT segera disahkan, tetap saja RUU PPRT belum dijadikan inisiatif di DPR. Karenanya, kalau sampai tgl 14 Maret belum ada kerja politik dari DPR, kami akan melakukan mogok makan!” Ujar Lita Anggraini.

Lita menambahkan, siapapun bisa terlibat puasa sejak hari ini dan aksi mogok makan bila DPR terus menunda pengesahan RUU PPRT. Dukungan bisa diberikan dengan cara foto diri dengan poster “Saya siap mendukung pengesahan RUU PPRT dengan melakukan puasa”
Puasa dan mogok makan merupakan simbol bagaimana PRT sering disiksa hingga kelaparan, sebagaimana yang dialami Sunarsih dan PRT lainnya.

Selain membentangkan serbet, puluhan massa PRT juga melakukan aksi simbolik mengenakan kaos bertuliskan Puasa Keprihatinan dan Solidaritas untuk PRT, Korban Kekerasan & Perbudakan. #sahkanRUUPPRT #PercepatPengesahanRUUPPRT

Jala PRT mengajak publik untuk turut terlibat dalam rangkaian aksi mendukug pengesahan RUU PPRT sebagai berikut:

1. Aksi Valentine membuat surat untuk Ketua DPR RI, Puan Maharani agar mengesahkan RUU PPRT
2. Aksi menulis surat dari keluarga PRT di desa untuk Ketua DPR RI, Puan Maharani agar mengesahkan RUU PPRT
3. Mulai 21 Desember 2022, para PRT setiap hari Rabu melakukan Aksi Rabuan PRT di depan DPR RI.

Menutup aksi bentang serbet, berbagai organisasi membacakan statement bersama sebagai bentuk dukungan pengesahan RUU PPRT.

#SayaperempuanPRT
#UrgentUUPPRT
#SahkanRUUPPRT
#PercepatpengesahanRUUPPRT
#Timeisup
#PuanparipurnakanRUUPPRT

Facebook Comments Box

Artikel Lainnya

Presiden Jokowi dan Ketua DPR RI Puan Maharani, Bersuaralah!

Sudah sejak 19 tahun lalu RUU PPRT diperjuangkan di DPR RI, dan telah 2,5 tahun tertahan di meja Pimpinan DPR agar menjadi RUU Inisiatif DPR. Maka, Koalisi Sipil untuk UU PPRT di Jakarta dan di 8 kota akan mengadakan
Aksi SERENTAK RABUAN
PAYUNG DUKA SERIBU IBU PRT INDONESIA

Ajakan Solidaritas: Bergerak dari Rumah

Banyak hal yang bisa kamu lakukan walaupun #dirumahsaja? Tahukah kamu, akibat wabah ini, banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan karena krisis terjadi di mana-mana.

How to eat the right amounts of healthy fats

Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic